Empat perempuan peneliti meraih penghargaan L’oréal UNESCO for Women in Science ke-12, Kamis (3/12), di Jakarta. Penghargaan kategori Life Sciences diraih Sastia Prama Putri, pengajar di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (ITB) serta Universitas Osaka Jepang dengan proposal ”Metode Autentikasi Kopi Luwak dengan Metabolomik Berbasis Kromatografi Gas”, dan Alucia Anita Artarini, pengajar Sekolah Farmasi ITB, dengan proposal ”Metode Skrining Senyawa Anti Virus Influenza”.
Adapun penerima penghargaan kategori Material Sciences adalah Anawati, Wakil Rektor I Universitas Teknologi Sumbawa, proposal ”Penjernih Air Memakai Membran Anodic Alumina Oxide”, dan Kiky Corneliasari Sembiring, peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI dengan proposal ”Proses Produksi Hidrogen dari Limbah Produksi Biodiesel”. Ketua Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman berharap para politisi di DPR memberi perhatian serius terhadap riset. (JOG)
——————–
Insentif bagi Publikasi Ilmiah Internasional
Demi meningkatkan minat peneliti memperbanyak publikasi ilmiah internasional, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) meluncurkan Penghargaan Publikasi Ilmiah Internasional (PPII). Melalui PPII, peneliti dari berbagai perguruan tinggi dan badan penelitian yang memiliki artikel ilmiah di jurnal terindeks internasional dalam periode lima tahun terakhir bisa mendapat insentif Rp 100 juta jika impact factor jurnal minimal 5 dan jumlah sitasi artikel minimal 3 sitasi. Peneliti dengan jumlah sitasi artikel 1-3 sitasi pada jurnal dengan impact factor minimal 0,1 mendapatkan Rp 50 juta. Pendaftaran publikasi dibuka tahun 2016, pada 1 Februari-30 Maret dan 1 Juni-30 Juli. ”LPDP sediakan dana total Rp 50 miliar,” kata Menristek Dikti Muhammad Nasir, Jumat (4/12), di Jakarta. (JOG)
————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 5 Desember 2015, di halaman 14 dengan judul “Kilas Iptek”.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT