Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat semakin memberikan peluang bagi masyarakat kelas ekonomi apa pun untuk bisa menikmati layanan internet. Tak heran, penjualan telepon pintar di kalangan masyarakat ekonomi bawah melonjak luar biasa. Sayangnya, sebagian besar masyarakat belum terbiasa memanfaatkan perangkat tersebut sebagai media pendidikan di sekolah.
Education Lead Public Sector Microsoft Indonesia, Benny Kusuma, mengatakan, potensi penjualan telepon pintar di Indonesia yang sangat tinggi menjadi peluang besar bagi munculnya optimalisasi teknologi di bidang pendidikan. “Teknologi yang ada, seperti telepon pintar, dan komputer, bisa diberdayakan dalam proses pembelajaran,” katanya di sela-sela acara Bett Asia Leadership Summit dengan tema “Transforming the Future of Education in Asia”, Rabu (18/11), di Marina Bay Sands, Singapura, yang diikuti 600 peserta dari 33 negara.
Di lingkungan sekolah, teknologi informasi dan komunikasi bisa diterapkan untuk mengoptimalkan pembelajaran. Sebagai contoh, sekarang semua pelaporan siswa bisa disampaikan dalam format multimedia begitu juga timbal balik dari guru kepada siswa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN–Pengunjung mencoba perangkat simulasi pembelajaran tiga dimensi dalam acara Bett Asia Leadership Summit dengan tema “Transforming the Future of Education in Asia” di Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (18/11). Acara tahunan ini mempertemukan sekitar 600 delegasi dari 33 negara.
Dengan komputerisasi konten, semua guru kini juga bisa membuat materi ajar mereka selalu relevan setiap tahun karena kontennya terus-menerus diperbarui dan dimodernisasi. Data dan bahan yang ada dipastikan aman karena tersimpan dalam sistem komputasi awan.
“Penjualan telepon pintar di Indonesia sangat tinggi. Orangtua sekarang bahkan banyak yang membiarkan anak-anak mereka bermain dengan tablet atau telepon pintar. Lebih jauh dari sekadar bermain, mereka sebenarnya bisa mengoptimalkan penggunaannya untuk proses belajar-mengajar di sekolah bukan hanya untuk berfoto selfie atau chatting di media sosial,” kata Benny.
KOMPAS/ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN–Beberapa siswa sekolah dasar di Singapura mencoba perangkat komputer dalam acara Bett Asia Leadership Summit dengan tema “Transforming the Future of Education in Asia” di Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (18/11).
Keterampilan teknologi
Masalah penguasaan keterampilan dalam memanfaatkan teknologi kini menjadi persoalan serius di Indonesia. Hasil survei Boston Consulting Group memberikan contoh bagaimana sekarang para pencari kerja di Indonesia kesulitan memperoleh pekerjaan karena kurangnya keterampilan.
“Indonesia kini kekurangan tenaga manajer kelas menengah yang pada tahun 2020 gap antara kebutuhan dan permintaannya semakin lebar hingga 56 persen,” ujar Stefan Sjöström, Vice President Public Sector Microsoft Asia.
Dalam lingkup lebih luas, kawasan Asia Pasifik, fenomena pengangguran di kalangan angkatan kerja muda menjadi masalah serius karena sekitar 60 persen kaum muda dunia berada di daerah ini.
Kwok Cheong Lee, Chief Executive Officer Singapore Institute of Management Global Education, mengatakan, yang perlu dipersiapkan sekarang adalah bagaimana membekali guru dengan teknologi agar mereka bisa mengajar murid-muridnya secara optimal. Menurut dia, selain orangtua di rumah, guru menjadi pusat dan faktor terpenting untuk mengasah keterampilan murid melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
ALOYSIUS BUDI KURNIAWAN
Sumber: Kompas Siang | 19 November 2015