Inovasi Google Incar Ekonomi Digital

- Editor

Selasa, 17 November 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Apakah Google? Sejak didirikan Larry Page dan Sergey Brin pada 1998, raksasa mesin pencari itu telah bertransformasi menjadi berbagai macam unit usaha.

Pada perkembangan terakhir, Alphabet Inc didirikan pada awal Oktober lalu untuk menaungi semua unit usaha yang terus berkembang, Google menjadi unit usaha di bawahnya.

Kini Google telah berkembang tidak lagi sekadar mesin pencari, tetapi juga sistem operasi dengan basis open source Android, layanan berbagi video Youtube, cloud computing, navigasi peta, digitalisasi buku, dan tentu saja gawai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada lini gawai terdapat sejumlah nama. Sebutlah Android One yang bukan sebuah produk gawai fisik tapi lebih berupa standar penggunaan Android bagi produsen perangkat asli original equipment manufacturer (OEM) lokal.

Ada pula komputer jinjing dari sejumlah pabrikan ternama yang menggunakan Chrome OS sebagai sistem operasi dan dijual sebagai Chromebook. Google Glass sudah ditarik dari peredaran, ada pula Self-Driving Car dan Project Loon, yang dihasilkan dari buah pikir di fasilitas semirahasia Google X.

Masyarakat informasi digerakkan oleh jaringan kecerdasan (networked intelligence) dan membentuk apa yang disebut Don Tapscott sebagai digital economy yang berbasis pengetahuan. Era ketika kegiatan perekonomian tak lagi difokuskan pada aktivitas berbasis industri dengan tekanan seperti terjadi dalam pembangunan infrastruktur jalan raya, misalnya.

Jaringan kecerdasan, kolaborasi, dan konvergensi media dengan berbagai praktiknya ini dipastikan bakal semakin beragam dan membesar di masa mendatang. Ini dikarenakan keniscayaan terus bertumbuhnya generasi digital natives atau penduduk asli digital yang didominasi generasi muda.

Generasi baru ini dalam rentang usia 15-35 tahun inilah yang dalam struktur demografi Indonesia relatif mendominasi, menjadi penggerak utama masyarakat informasi. Ini masih ditambah bonus demografi yang bakal diperoleh Indonesia berupa rasio ketergantungan penduduk usia nonproduktif terhadap penduduk usia produktif yang mengecil, menyusul jumlah populasi penduduk usia produktif yang lebih besar.

Pada era ekonomi berbasis ilmu pengetahuan ini, bahan bakar utama atau alat tukarnya cenderung tak lagi bersandar pada minyak dan emas, tetapi pada informasi. Sebagai konsekuensi lanjutan, struktur industri turut berubah. Terjadi konvergensi industri di antara industri komputasi, industri komunikasi, dan konten, memunculkan bentuk-bentuk interactive multimedia.

Industri komputasi termasuk komputer, perangkat lunak, dan server. Industri komunikasi antara lain penyedia layanan satelit dan jaringan nirkabel. Industri konten antara lain penerbitan dan penyedia konten hiburan (Tapscott, 2015).

Alphabet telah memberi sinyal kepada kita pentingnya menggarap pengetahuan secara lebih menarik. Apakah kita hanya berpangku tangan menanti produk-produk inovasi dari raksasa itu? Ataukah turut berkompetisi menjadi kreator? Sekarang inilah saatnya jika ingin terlibat. (INGKI RINALDI)

Kompas Siang | 17 November 2015
———————–
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 November 2015, di halaman 27 dengan judul “Inovasi Google Incar Ekonomi Digital”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB