Kian banyak produk pelacak yang ditawarkan di pasar, misalkan pelacak kendaraan yang bertujuan mengetahui keberadaan mereka pada saat itu juga, sekaligus mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti pencurian. Cara kerjanya adalah menggunakan teknologi global positioning system atau GPS yang mengirimkan lokasi mereka melalui jaringan seluler ke ponsel pemilik.
Merek dalam negeri Evercoss memiliki ide lain, yakni perangkat untuk melacak keberadaan anak. Motifnya sederhana, yaitu memberi kesempatan bagi orangtua untuk memantau keberadaan anak dan bisa berkomunikasi dengan mereka. Setidaknya dengan mengetahui keberadaan buah hati, mereka bisa mengantisipasi apabila terjadi sesuatu kepada mereka.
Dengan nama J1, Evercoss merilis perangkat tersebut dalam bentuk jam tangan. Produk ini ditawarkan dengan harga Rp 750.000 untuk satu unit dan tahap awal bakal tersedia di salah satu situs jual beli dalam jaringan (online) Tanah Air.
Desain produk J1 memperlihatkan bahwa produk tersebut ditujukan bagi anak-anak berusia di bawah 13 tahun. Beberapa di antaranya diperlihatkan melalui warna cerah serta gelang berbahan silikon. Bahan tersebut membuat J1 tahan terhadap cipratan air meski bukan berarti anti air.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Cara kerja perangkat ini adalah orangtua bisa memantau lokasi terkini dari anak melalui aplikasi yang dipasangkan dengan J1. Aplikasi WeCare yang digunakan Evercoss untuk mengaitkan ponsel orangtua dengan jam tangan anak memiliki beberapa fitur lain, seperti menghubungi anak mereka lewat panggilan telepon atau pesan singkat.
Fitur Listen bisa dipergunakan untuk mendengarkan suara di sekitar anak-anak saat itu juga tanpa diketahui. Cara kerjanya adalah aplikasi mengirimkan perintah kepada jam tangan untuk menelepon tanpa pemberitahuan kepada pemegang jam tangan. Terdengar seperti pelanggaran privasi anak, tetapi fitur tersebut bisa berguna apabila orangtua tak bisa menemukan lokasi pasti atau ingin tahu mereka sedang bersama siapa.
Rutinitas anak pun bisa dipantau dengan fitur Zona Aman atau daerah yang ditentukan sebelumnya oleh orangtua, seperti sekolah, rumah, atau tempat les. Setiap kali pengguna jam tangan J1 masuk atau meninggalkan zona aman, orangtua langsung mendapat pemberitahuan.
Mengirimkan pesan singkat pun bisa dilakukan secara mudah dan penerima akan langsung membacanya di layar jam tangan pada saat itu juga. Dengan fitur getar, pesan yang dikirimkan orangtua akan mendapatkan perhatian saat itu juga oleh sang anak.
Dari sudut pandang pengguna jam tangan, Evercoss J1, mereka bisa terhubung secara kapan pun dengan orangtua ataupun wali yang memiliki aplikasi dan sudah dipasangkan dengan perangkat tersebut. Ada dua kontak yang bisa dihubungi dengan mudah melalui tombol di sisi jam tangan dan mereka bisa bercakap-cakap langsung tanpa membutuhkan perangkat nirkabel lain.
Tentu saja, selain menunjukkan waktu, jam ini juga memiliki sensor pedometer untuk mencatat jumlah langkah yang dibuat. Sayangnya, selebihnya lagi tidak banyak fitur yang dihadirkan.
Rumit
Catatan penting dari J1 adalah kerumitan yang harus dilalui sebelum bisa mempergunakannya. Salah satunya adalah pemasangan kartu SIM yang mengharuskan bagian belakang jam tersebut dibuka dengan obeng berukuran kecil yang disediakan di tiap kemasan penjualan.
Terdapat empat baut kecil yang harus diulir sebelum membuka penutup belakang jam. Begitu terbuka, baterai berkapasitas 500 mAh yang menutupi sebagian besar permukaan harus diangkat dengan hati-hati agar tidak sampai menyebabkan kabel kecil yang terhubung dengannya putus.
Slot kartu SIM berukuran mikro ada di bawah baterai dan dipasang dengan hati-hati sebelum ditutup kembali seperti semula. Ini membuat kerumitan tersebut harus dilalui setiap orangtua yang hendak memberikan anak mereka jam tangan J1, yang dijual secara daring.
Aplikasi WeCare yang dipergunakan untuk memantau jam tangan ini pun hanya bisa diunduh dengan sebelumnya memindai kode QR yang ada di boks produk. Dengan kata lain, aplikasi ini tidak terdapat di pasar aplikasi resmi, seperti Play Store. Tentu saja hal ini sebetulnya bisa memunculkan kekhawatiran tersendiri bahwa aplikasi tersebut tidak melalui standar keamanan yang digariskan Google.
Untuk mengisi daya jam tangan tersebut, tidak ada colokan untuk kabel micro USB, tetapi menggunakan terminal tambahan yang melekat karena magnet di dalamnya. Komponen berukuran kecil ini harus dijaga baik-baik karena begitu hilang, jam tangan tidak akan bisa diisi dayanya dengan cara lain.
Kompas berkesempatan untuk mencoba J1 selama beberapa hari dan fitur lokasinya cukup andal, pemberitahuan langsung datang begitu diketahui pemegang jam tangan meninggalkan zona aman di rumah dan masuk kembali ke zona aman lain, yakni sekolah. Pun sama dengan fitur pesan singkat untuk memberikan instruksi pendek kepada anak.
Muncul kesan beragam mengenai fitur teleponinya. Percakapan bisa dilangsungkan dari ponsel ke jam tangan, tetapi hal berbeda terjadi sewaktu jam tangan berusaha menghubungi ponsel. Beberapa kali percobaan berakhir dengan jam mati sendiri sehingga harus dinyalakan kembali.
Evercoss J1 adalah perangkat berupa jam tangan untuk anak yang memiliki fitur pelacak lokasi. Dengan demikian, para orang tua bisa memantau keberadaan mereka dan tidak perlu khawatir saat anak memiliki rutinitas dari rumah, sekolah, dan tempat les.–Kompas/Didit Putra Erlangga Rahardjo
Salah satu tantangan yang harus dihadapi sebelum mengoperasikan jam tangan Evercoss J1 adalah memasang kartu SIM yang dipergunakan untuk mengirimkan lokasi dan berkomunikasi dengan orang tua. Sebelumnya bagian belakang harus dibuka dengan obeng dan memindahkan batere yang menutupi lubang kartu SIM secara berhati-hati.–Kompas/Didit Putra Erlangga Rahardjo
Kapasitas baterai pun menjadi kendala karena baterai hampir tersisa 25 persen sejak dinyalakan dari kondisi 100 persen terisi penuh pada pagi hari. Salah satu penyebabnya adalah kerja GPS yang rutin mengirimkan lokasi. Untuk membuat pemakaian baterai lebih efisien, pengaturan untuk pengiriman lokasi dari 1 menit sekali menjadi 30 menit sekali bisa dimanfaatkan. Pada akhirnya jam memang sebaiknya diisi daya sampai penuh setiap malam.
Boleh dibilang produk ini menyasar orangtua yang memiliki kekhawatiran kepada anak mereka sehingga harus tahu lokasi mereka setiap saat. Sebetulnya Evercoss dapat menyasar segmen lain untuk produk serupa, yakni mereka yang memiliki orang tua pikun yang kerap meninggalkan rumah dan lupa jalan kembali.
Dengan pelacak seperti itu, setidaknya keluarga tidak perlu cemas dan bisa segera berkumpul kembali dengan orang terkasih.
Produk sejenis
PT Devond Technologies juga memiliki produk sejenis dengan merilis Bipbip Watch, sebuah jam tangan yang bisa melacak keberadaan anak-anak. “Jam tangan ini melacak posisi anak melalui Wi-Fi (internet nirkabel), GPS (satelit), dan GSM (seluler),” kata Cicilia Anne, Manajer Operasional PT Devond Technologies, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jam tersebut diperkenalkan kepada masyarakat di acara kelas pendidikan orangtua bertajuk “Is Stranger Danger?” yang diselenggarakan Tiga Generasi, sebuah kelompok yang peduli terhadap pendidikan keluarga.
Anne menjelaskan, tingkat keakuratan jam tersebut dalam melacak posisi mencapai 90 persen. Jam juga bisa dioperasikan melalui sistem Android ataupun iOS yang terhubung ke telepon pintar milik orangtua. Tidak hanya bisa memantau pergerakan anak, alat ini juga menghitung kalori yang dikeluarkan. Selain itu, orangtua bisa mengatur jarak aman anak.
Misalnya, Bipbip Watch diatur agar anak tetap di dalam radius 20 meter. Jadi, apabila anak bergerak melebihi radius tersebut, otomatis alarm di telepon pintar milik orangtua akan berbunyi. “Mereka juga bisa langsung menghubungi anak ke jam tersebut melalui aplikasi yang sudah diunduh,” kata Anne.
Tren pelacak GPS
Produk selain Evercoss J1 dan Bipbip Watch yang dilengkapi pelacak GPS atau GPS tracker juga sudah banyak beredar di pasaran. Namun, kebanyakan produk seperti itu tak memiliki perwakilan resmi di Indonesia.
Variasi produk yang tersedia juga beraneka ragam. Mulai dari yang sekadar menjadi alat pelacak murah dengan harga ratusan ribu rupiah hingga yang mahal dengan harga jutaan rupiah.
Bentuknya pun bervariasi, ada yang berupa jam tangan atau smartwatch, gelang, kalung, hingga hanya kotak kecil yang dengan mudah bisa disematkan di pakaian. Teknologi yang umum dipakai biasanya memiliki akses internet melalui jaringan GSM/GPRS, selain juga mengandalkan GPS.
Sebuah GPS tracker mini, sering juga disebut GPS locator portable, seharga 12 dollar AS hingga 20 dollar AS, sudah bisa melacak keberadaan pembawa alat tersebut secara akurat. Peta lokasi biasanya dihubungkan ke Google Maps.
Ketika alat GPS locator yang berisi nomor telepon GSM dikirimkan SMS dengan perintah tertentu, alat tersebut akan mengirimkan SMS balasan berupa tautan yang berisi koordinat lokasi. Tautan koordinat tersebut bisa dilihat di Google Maps. Produk seperti ini secara standar biasanya sudah dilengkapi dengan Zona Aman atau “pagar” yang bisa mengetahui jika pemegang GPS tracker sudah berada di luar Zona Aman.
Alat seperti ini biasanya juga memiliki kemampuan merekam suara di sekitar pembawa GPS tracker. Dengan demikian, kita bisa tahu kondisi di sekitar lokasi GPS tracker.
GPS tracker ini bisa dimanfaatkan untuk “menjaga” hewan peliharaan hingga memantau posisi keluarga kita, misalnya untuk orang lanjut usia dan juga anak-anak. Bahkan, bisa pula digunakan untuk mengetahui posisi properti bergerak, seperti mobil dan sepeda motor.(DIDIT PUTRA ERLANGGA R/ LARASWATI ARIADNE ANWAR/AMIR SODIKIN)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 September 2015, di halaman 28 dengan judul “Melacak Anggota Keluarga Terkasih, Menepis Risau”.