Seperti Apa Kehandalan Mobil Matahari ITS?

- Editor

Senin, 7 September 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Widya Wahana V, mobil tenaga surya buatan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) siap berlaga di World Solar Challenge (WSC) 2015 Australia bulan Oktober mendatang. Mobil ini disetting untuk perjalanan jarak jauh menghadapi perlombaan yang harus menempuh jarak 3.000 km.

Desain mobil dibuat minimalis dengan body terbuat dari carbon fiber, sasisnya berbahan semi monokok poly-Propane honeycomb.

Dari fisiknya, mobil tersebut terlihat ringan dengan body yang dipasangi panel surya menutupi bagian atasnya. Empat roda terlihat mengintip di balik body yang ceper itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Sedangkan bagian dalamnya, ada dua kursi untuk driver dan navigator. Tidak ada persneling di bagian tengah, namun diganti dengan layar kecil yang menampilkan gambar dari kamera yang dipasang di bagian belakang body sebagai pengganti kaca spion. Pedal yang disediakan juga hanya gas dan rem.

Sementara itu solar cell yang dipakai yaitu mono cristalline silicon solar cells 1.035 watt. Dengan solar cell tersebut tenaga yang dihasilkan bisa langsung digunakan untuk berjalan sekaligus disimpan di baterai lithium ion high capacity berkapasitas 97,2 volt DC, 15 kwh.

“Sistem kerjanya solar cell menangkap tenaga surya sebagai energi untuk jalan sekaligus mengisi daya baterai,” kata General Manager ITS Solar Car Racing Team, Aufar Nugraha (23) kepada detikcom di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan Semarang, Selasa (18/8/2015).

Dengan baterai tersebut dan motor BLDC 12×2 kW, Widya Wahana V mampu melaju sejauh 700 km untuk sekali charge. Kecepatan maksimal yang bisa dicapai yaitu mencapai 150 km/jam, sedangkan kecepatan rata-rata 90 km/jam.

Sebelum berlaga di Australia, mobil tersebut akan menjalani uji coba dengan Tour de Java Bali menempuh 1.200 km dari Jakarta, Semarang, Banyuwangi, dan Denpasar. Namun saat melintas di Pantura Jawa Tengah, mobil seberat 280 kg (termasuk sopir dan navigator) itu sempat mengalami kendala karena jalan bergelombang hingga sasinya retak.

“Kendala kemarin karena desainnya bukan untuk jalanan Indonesia jadi terganggu polisi tidur dan lainnya. Kami perbaiki di sini (Semarang),” pungkas Aufar.

Nantinya tantangan yang akan dihadapi tim ITS di WSC 2015 adalah mengelola tenaga surya agar bisa menyelesaikan perjalanan maksimal 6 hari dengan waktu race yang ditentukan yaitu 9 jam atau pukul 08.00-17.00 waktu setempat.

Saat ini mobil Widya Wahana V dan 20 mahasiswa yang membuatnya sudah melanjutkan perjalanan setelah dilepas oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang diwakilkan oleh Plh Sekda Provinsi Jateng, Joko Sutrisno.

Angling Adhitya Purbaya

Sumber: detik.com, Selasa, 18/08/2015

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 9 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB