81 Tim Robotik Berkompetisi

- Editor

Sabtu, 27 April 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tim robotik dari 34 perguruan tinggi di wilayah Jawa bagian tengah serta Kalimantan bagian timur dan selatan memacu kreativitas di Kontes Robotik Indonesia 2019 Regional 3.

Sebanyak 81 tim robotik dari 34 perguruan tinggi di wilayah Jawa bagian tengah serta Kalimantan bagian timur dan selatan berkompetisi di ajang Kontes Robotik Indonesia 2019 Regional 3 di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah. Kreativitas mahasiswa dipacu dan kesempurnaan robot diuji untuk mendorong generasi muda menyongsong Revolusi Industri 4.0.

”Tujuan dari lomba adalah meningkatkan semangat berkompetisi karena kompetisi adalah salah satu faktor pemicu kemajuan,” kata Ketua Pelaksana Kontes Robotik Indonesia 2019 Regional 3 Eddy Maryanto, Jumat (26/4/2019), di Universitas Jenderal Soedirman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

KOMPAS/MEGANDIKA WICAKSONO–Tim robotik dari UNY melakukan simulasi robot penari jaipong pada Kontes Robotik Indonesia 2019 Regional 3 di Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, Jumat (26/4/2019). Kreativitas mahasiswa dipacu dan kesempurnaan robot diuji untuk mendorong generasi muda menyongsong Revolusi Industri 4.0.

Dalam rangkaian kontes robotik pada 25-28 April terdapat lima kategori, yaitu Kontes Robotik Asia-Pacific Broadcasting Union Indonesia (KRAI), Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), Kontes Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, dan KRSBI Beroda.

”Robot-robot tersebut harus melakukan suatu tugas dalam waktu tertentu. Makin cepat robot melakukan suatu tugas dan sempurna, makin baik,” ujarnya. Eddy menilai, semangat generasi milenial cukup bagus dan menjadi modal pengembangan robotik. Desain yang bervariasi menunjukkan kreativitas yang terus meningkat. Ke depan diharapkan generasi muda bisa mendesain robot industri. Namun, pengembangan robotik di Indonesia terkendala dana.

”Robot yang bagus bisa mencapai miliaran rupiah dan robot yang biasa seratusan juta rupiah,” kata Eddy. Jumat, para peserta diberi kesempatan melakukan simulasi dan uji coba arena agar dapat menyesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya.

Haritsah Mukhlis (20) dari Tim Humanoid Alfarobi Universitas Gadjah Mada mengatakan, timnya yang terdiri atas 17 orang mulai menyiapkan robot pemain sepak bola sejak Juli 2018. ”Tantangannya agar robot bisa berjalan secara seimbang seperti manusia,” kata Haritsah.

Haritsah menuturkan, biaya pembuatan robot berkisar Rp 300 juta-Rp 400 juta. Timnya didukung UGM. Pengembangan robot di Indonesia, kata Haritsah, masih terkendala minimnya suku cadang atau komponen robot yang canggih.

”Barang-barang ini diimpor dari Korea Selatan. Aktuator penggerak sendi badan seperti pada kaki, siku, dan bahu harganya Rp 3 juta-Rp 4 juta. Padahal, satu kaki perlu enam aktuator,” ujar Haritsah.

Peserta lain, Afif Roko Bagus Kirono (21) dari tim robotik Universitas Negeri Yogyakarta, yang membuat robot penari jaipong menyatakan, kendala pembuatan robot tari adalah penyesuaian gerakan robot dengan ketukan iringan musik. ”Di putaran pertama kami gagal karena jatuh. Setelah dicek ada trouble pada tumpuan tangan yang terlalu lama,” ujarnya.

Afif mengatakan, timnya yang terdiri atas 12 orang menyiapkan robot sejak Oktober 2018. ”Total biaya robot Rp 60 juta-Rp 70 juta,” kata mahasiswa semester VI Jurusan Mekatronika Fakultas Teknik UNY itu.

Empat regional
Kontes Robot Indonesia 2019 yang digelar Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dilaksanakan di empat wilayah, yaitu regional 1 area Sumatera; regional 2 area Jawa bagian barat, Kalimantan bagian barat, dan Sulawesi; regional 3 area Jawa bagian tengah serta Kalimantan bagian timur dan selatan; serta regional 4 area Jawa bagian timur, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.

Tim terbaik pada kontes tingkat regional akan diundang ikut Kontes Tingkat Nasional. Selanjutnya, juara pertama Kontes Robot Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU) Indonesia tingkat nasional 2019 menjadi wakil Indonesia pada ABU Robocon 2019 di Mongolia.

Juara pertama KRPAI Tingkat Nasional 2019 akan menjadi wakil Indonesia pada Trinity College International Robot Contest 2020 di Amerika Serikat. Juara pertama KRSBI Humanoid Tingkat Nasional 2019 akan menjadi wakil Indonesia pada ROBOCUP 2020.

Panitia seksi acara Kontes Robot Indonesia 2019 Regional 3, Eko Murdyantoro Atmojo, menambahkan, KRSBI adalah kompetisi pertandingan sepak bola antar-tim robot. Setiap tim terdiri dari 2 robot penyerang dan 1 robot penjaga gawang.

Ketiga robot berkoordinasi sebagai tim secara mandiri tanpa campur tangan manusia. Robot didesain menggunakan bermacam sensor dan sistem prosesor kendali untuk mengenali obyek berdasarkan bentuk, warna, dan posisi untuk menavigasi diri.(DKA).

Sumber: Kompas, 27 April 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB