Indonesia adalah negara yang berada di daerah Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), sehingga tidak akan lepas dari ancaman gempa bumi.
Hal ini yang menyebabkan berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa Barat dinyatakan sebagai wilayah yang rawan gempa bumi.
Penyebab gempa bumi di Jawa Barat dapat berasal dari aktivitas vulkanik atau aktivitas gunung api, maupun aktivitas tektonik seperti aktivitas sesar aktif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dilansir dari laman Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Lampung, sesar adalah patahan atau bidang rekahan yang disertai adanya pergeseran relatif terhadap blok batuan lainnya.
Bidang sesar tersebut sangat bervariasi ukurannya, mulai dari beberapa sentimeter hingga puluhan kilometer.
Aktivitas sesar aktif inilah yang memiliki potensi menjadi sumber getaran yang menyebabkan gempa bumi.
Sebagai daerah yang kerap dilanda gempa dengan kekuatan besar, terdapat beberapa sesar aktif di wilayah Jawa Barat yang telah berhasil dipetakan.
Sesar Aktif di Jawa Barat dan Lokasinya
Dilansir dari berbagai sumber, berikut adalah daftar sesar aktif di Jawa Barat serta lokasinya.
1. Sesar Cileunyi – Tanjungsari
Sesar Cileunyi – Tanjungsari adalah sesar mendatar mengiri, yang membentang mulai dari selatan Desa Tanjungsari, Kabupaten Sumedang menerus ke timur laut hingga lembah Sungai Cipeles.
Sesar Cileunyi – Tanjungsari diketahui memiliki nilai laju geser berkisar antara 0,19 – 0,48 mm/tahun.
Aktivitas Sesar Cileunyi Cileunyi – Tanjungsari diketahui menjadi penyebab Gempa Sumedang dengan magnitudo M4,8 pada hari Minggu, 31 Desember 2023. Sebelumnya, pada tahun 2022 juga tercatat kejadian gempa bumi dengan magnitudo (M2,7) di daerah Tanjungsari.
2. Sesar Cimandiri
Sesar Cimandiri adalah sesar aktif sepanjang kurang lebih 100 km yang membujur dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai sekitar Padalarang.
Sesar ini merupakan sesar paling tua dan membentang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, kemudian mengarah ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Subang.
Secara keseluruhan, jalur Sesar Cimandiri berarah timur laut – barat daya dengan jenis sesar mendatar hingga oblique (miring). Aktivitas Cimandiri diketahui menjadi penyebab Gempa Cianjur berkekuatan 5.6 SR pada hari Senin, 21 November 2022.
3. Sesar Lembang
Sesar Lembang adalah sesar aktif sepanjang 30 km di utara Kota Bandung yang memanjang dari barat ke timur, yang merupakan terusan dari ujung utara Sesar Cimandiri.
Sesar Lembang teridentifikasi sebagai berjenis sesar mendatar (strike slip) dengan sedikit ada komponen vertikal. Gawir Sesar Lembang dapat diamati dengan baik di daerah Cibodas, yaitu sekitar 3 km ke arah timur dari Maribaya.
BMKG mulai memantau Sesar Lembang sejak 1 Januari 1963 dengan mulai memasang dan mengoperasikan Seismograf WWSSN (World Wide Standardized Seismograph Network) pertama kali di Lembang.
Aktivitas Sesar Lembang diketahui menjadi penyebab gempa magnitudo 3,3 dengan kedalaman yang sangat dangkal hingga mengakibatkan dampak signifikan, yaitu merusak 384 rumah warga di Kampung Muril, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Gempa dirasakan juga pernah terjadi pada 14 dan 18 Mei 2017 dengan magnitudo 2,8 dan 2,9 yang dampaknya dirasakan dalam skala intensitas II-III MMI tetapi tidak menimbulkan kerusakan.
4. Sesar Baribis
Sesar Baribis adalah sesar aktif yang diperkirakan memiliki panjang sekitar 100 kilometer dan membentang dari Kabupaten Purwakarta sampai perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka.
Sesar Baribis yang menjadi sesar utama di utara Jawa Barat teridentifikasi sebagai jenis sesar naik dengan slip rate 1 mm per tahun.
Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro, diketahui bahwa Sesar Baribis memiliki ancaman besar, khususnya bagi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Sementara menurut catatan sejarah, Sesar Baribis di bagian timur tercatat pernah memicu gempa yang merusak Jakarta pada 1780 dan Kabupaten Majalengka pada 1990.
5. Sesar Garsela
Sesar Garsela atau Sesar Garut Selatan adalah sesar aktif yang memiliki struktur memanjang dari selatan Garut hingga ke selatan Bandung sepanjang 42 km. Sesar Garsela terbagi dalam dua segmen, yaitu segmen Rakutai dan dan Segmen Kencana, di mana kedua segmen ini sama aktifnya.
Aktivitas gempa yang terjadi di zona Sesar Garsela dominan memiliki mekanisme sumber sesar geser (strike slip). Salah satu gempa yang merusak yang berpusat di Sesar Garsela terjadi pada tanggal 18 Juli 2017 dengan kekuatan M 3,7 yang menimbulkan kerusakan di sekitar wilayah Kamojang, Garut.
6. Sesar Citarik
Sesar Citarik adalah sesar aktif yang memiliki struktur memanjang namun tersegmentasi melalui Palabuhanratu, antara Gunung Salak – Pangrango, Bogor, Jonggol, hingga ke wilayah Bekasi.
Sesar Citarik memiliki orientasi utara timur laut-selatan barat daya dan dicirikan oleh kelurusan Sungai Citarik dan memotong Pulau Jawa di bagian barat. Sebagai sesar aktif, aktivitas Sesar Citarik juga berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi.
Aktivitas Sesar Citarik diketahui menjadi penyebab Gempa Bumi Kalapanunggal dengan kekuatan M 5,0 di sekitar Kecamatan Kalapanunggal, wilayah barat Kabupaten Sukabumi yang terjadi pada hari Selasa, 10 Maret 2020.
7. Sesar Cipamingkis
Sesar Cipamingkis adalah sesar aktif yang berada di wilayah Sukabumi bagian timur dan wilayah barat Cianjur.
Melansir studi yang dirilis BMKG pada April 2022, sesar Cipamingkis merupakan sesar aktif berarah barat daya-timur laut.
Pada 2018 sesar Cipamingkis memicu puluhan gempa bumi dengan kekuatan yang relatif sangat kecil.
Sumber: esdm.lampungprov.go.id
esdm.go.id/sesar-cileunyi-tanjungsari
esdm.go.id/sesar-citarik
jabarprov.go.id/sesar-cimandiri
jabarprov.go.id/gempa-sumedang
jgsm.geologi.esdm.go.id
stageof_bandung.bmkg.go.id
antaranews.com
jabar.tribunnews.com
kompas.com
(Gloria Setyvani Putri, Muhamad Syahrial, Mela Arnani, Inggried Dwi Wedhaswary, Fitria Chusna Farisa)
Puspasari Setyaningrum Editor
Sumber: Kompas.com – 03/01/2024