”Pertemuan ini merupakan pemikiran out of the box, yaitu keluar dari yang dipikirkan birokrasi atau institusi riset selama ini,” kata Ketua Komisi Inovasi Nasional Zuhal, Rabu (15/12) di Jakarta.
Menurut Zuhal, sejarah baru untuk memacu inovasi akan terbentuk jika para penemu paten di luar negeri itu menyepakati implementasinya di Indonesia. Sekaligus kesepakatan itu akan mendorong Komisi Inovasi Nasional menerobos semua hambatan aplikasi paten yang selama ini dihadapi.
Menurut Zuhal, birokrasi yang mengurusi paten masih berorientasi birokrat. Semestinya penanganan paten itu berorientasi korporat atau perusahaan yang lebih menghargai kecepatan dan ketepatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Panitia International Summit I-4 Willy Sakareza mengatakan, para ilmuwan Indonesia yang berkarya di sejumlah negara tersebut memiliki paten yang siap diaplikasikan di Indonesia sesuai dengan sistem yang ada sekarang. Paten itu di antaranya berkaitan dengan teknologi penyimpanan vaksin berpendingin dan teknologi kamera yang mutakhir, paten di bidang kedokteran umum, paten yang berkaitan dengan antraks, serta paten yang berkaitan dengan kanker. (NAW)
Sumber: Kompas, Kamis, 16 Desember 2010 | 03:27 WIB