318 Siswa Ikuti Olimpiade Astronomi

- Editor

Rabu, 29 Juli 2015

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah 318 murid jenjang pendidikan menengah atas dari berbagai negara mengikuti Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika di Magelang selama sepekan ini. Olimpiade itu guna memupuk kesenangan generasi muda terhadap astronomi dan mengembangkan ilmu itu ke depan.

Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade Internasional Astronomi dan Astrofisika 2015 (International Olympiad of Astronomy and Astrophysics/IOAA) 2015. Olimpiade tingkat internasional itu akan berlangsung pada 27 Juli hingga 3 Agustus 2015. IOAA ke-9 diikuti 318 peserta dari 41 negara.

Presiden IOAA Chatief Kunjaya dalam pembukaan kompetisi itu di Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (27/7) malam, mengatakan, astronomi menaungi beragam aspek dalam kehidupan. Termasuk, menjelaskan tentang planet lain, segala sesuatu yang ada di luar Bumi, serta dampaknya bagi kehidupan di Bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

942708855f974f6eb6c15f34d2c80696Tahun ini, IOAA mengangkat tema “Astronomy Beyond Humanity and Culture”. Chatief mengatakan, astronomi juga terlihat dalam semua bentuk kebudayaan, termasuk di antaranya dari bentuk bangunan Candi Borobudur. “Arsitek Candi Borobudur bisa dikatakan sebagai orang yang paham tentang astronomi, dan menerapkan ilmu itu dalam pembangunan candi,” ujarnya.

Manfaat astronomi
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, dengan belajar ilmu astronomi secara makro, kita juga belajar tentang kemanusiaan. “Mempelajari astronomi memberi pengetahuan tentang ukuran dan posisi kita di bumi. Setidaknya, ilmu ini dasar untuk pengetahuan yang lebih besar pada tahap selanjutnya,” ujarnya.

Anies mengatakan, manfaat perkembangan astronomi dalam kehidupan, sangatlah banyak. Beberapa manfaat yang dirasakan antara lain munculnya bahasa pemrograman komputer, yang awalnya berasal dari cara kerja teleskop. Kamera pada perangkat telepon pintar, menggunakan peralatan yang sebelumnya dipakai untuk astronomi. Gelombang sinar X-ray yang dikenal dalam astronomi, juga berperan penting dalam aktivitas penerbangan di bandara dan layanan kesehatan di rumah sakit.

Generasi penerus
Dengan begitu banyaknya manfaat tersebut, Anies mengatakan, generasi muda diharapkan memiliki minat tinggi belajar astronomi, dan dapat terus mengembangkan ilmu tersebut untuk kemajuan kehidupan selanjutnya.

IOAA, menurut dia, merupakan ajang berkompetisi sekaligus untuk mengembangkan persahabatan antarbangsa. “Dengan pertemuan generasi muda antar bangsa ini, diharapkan, nantinya di antara mereka akan terjadi interaksi, berbagi ilmu pengetahuan satu sama lain,” ujarnya.

Anies mengatakan, IOAA merupakan agenda rutin tahunan, dan tahun ini adalah kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah. Sebelumnya, pada 2008, IOAA sempat diselenggarakan di Bandung.

Dalam ajang IOAA itu, Indonesia sekaligus ingin menunjukkan posisi prestasi dalam ilmu astronomi, di mata dunia. Dalam kompetisi tersebut, pesaing yang cukup berat bagi Indonesia ialah Romania dan Korea selatan.(EGI)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 29 Juli 2015, di halaman 11 dengan judul “318 Siswa Ikuti Olimpiade Astronomi”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Sabtu, 5 Jul 2025 - 07:58 WIB

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB