Tim teleskop luar angkasa Kepler dari Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan 219 calon eksoplanet atau planet di luar Tata Surya baru. Sebanyak 10 eksoplanet di antaranya seukuran Bumi dan mengorbit bintang induknya di zona layak huni.
Pengumuman itu disampaikan Pusat Riset Ames NASA di Lembah Silicon, California, AS, Senin (19/6) siang waktu setempat. Tambahan data itu membuat jumlah eksoplanet yang dideteksi misi Kepler mencapai 4.034 buah dan 2.335 eksoplanet di antaranya sudah terverifikasi melalui penelitian lain. Selain itu, juga ditemukan 50 eksoplanet di zona layak huni dan 30 buah di antaranya sudah terkonfirmasi.
“Pertanyaan terbesar misi ini adalah apakah manusia sendirian (di alam semesta)? Temuan Kepler ini menjelaskan secara tidak langsung bahwa manusia tidaklah sendiri,” kata ilmuwan program Kepler, Mario Perez, seperti dikutip Reuters, Selasa (20/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Teleskop luar angkasa Kepler diluncurkan NASA pada 2009. Misi ini mampu mendeteksi eksoplanet seukuran Bumi menggunakan metode transit, yaitu pengukuran peredupan cahaya bintang yang sangat kecil saat eksoplanet melintas di depannya. Selama empat tahun pertama, Kepler fokus mencari eksoplanet di sekitar rasi Cygnus. Sejak 2014, fokusnya berganti mengamati obyek-obyek di bidang ekliptika galaksi Bimasakti.
AP PHOTO/NASA/JPL-CALTECH–Ilustrasi artistik yang menunjukkan sebagian dari 219 kandidat eksoplanet baru yang diumumkan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Senin (19/6). Dari jumlah itu, 10 eksoplanet memiliki ukuran mirip Bumi dan terletak di zona layak huni yang memungkinkan adanya air berbentuk cair hingga mampu menopang kehidupan.
Teknologi yang dimiliki Kepler juga memungkinkan ilmuwan mendeteksi apakah eksoplanet itu berbatu seperti Bumi atau planet gas seperti Neptunus. Hasilnya, planet yang berukuran lebih kecil dari 1,75 ukuran Bumi atau disebut Bumi-super umumnya berupa planet batuan. Sementara yang berukuran 2-3,5 kali Bumi atau disebut Neptunus-mini biasanya planet gas.
“Meski eksoplanet Bumi-super dan Neptunus-mini itu banyak ditemukan di Bimasakti, justru kedua ukuran planet itu jarang ditemui di Tata Surya,” kata Benjamin Fulton, analis data Kepler, yang juga peneliti di Universitas Hawaii, Manoa, AS.
Menurut Fulton, seperti dikutip space.com, beda ukuran planet itu terjadi sejak proses pembentukannya. Planet dengan inti batuan terbentuk dari gumpalan materi yang lebih kecil dan gravitasi protoplanet (jabang planet) yang terbentuk menarik gas hidrogen dan helium. Tarikan gas yang lebih besar menjadikan protoplanet itu planet gas seukuran Neptunus-mini.
“Temuan Kepler ini mendorong manusia memasuki era baru,” ujar Susan Thompson, ilmuwan Kepler lainnya dari Institut Pencarian Kecerdasan Ekstraterestrial, California, AS. (MZW)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 21 Juni 2017, di halaman 14 dengan judul “219 Calon Planet Baru Diumumkan”.