Lima Gunung Berapi Berstatus Siaga

- Editor

Kamis, 29 September 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aktivitas seluruh gunung berapi di Indonesia mengalami peningkatan setelah terjadi gempa bumi di Aceh 2004 silam.

Lima gunung berapi kini dinyatakan berstatus siaga dan 18 lainnya waspada. Lima gunung tersebut adalah Gunung Lokon, Karangetan, Papandayan, Anak Ranakah,dan Tambora. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan, lima gunung tersebut sebelumnya tidak banyak melakukan aktivitas vulkanologi. Akibat gempa bumi itu, letusan sejumlah gunung menjadi eksplosif. ”Gunung Bromo sampai sekarang masih terus meletus.

Gunung Sinabung yang sejak 1600 tidak meletus tahu-tahu meletus,’’ ungkap Surono di sela peluncuran buku Membidik Peristiwa Jadi Berita di Yogyakarta, Selasa (27/9) malam. Menurut sarjana fisika Institut Teknologi Bandung (ITB) itu, keterkaitan antara gempa di Aceh dengan meningkatnya aktivitas vulkanik gunung berapi merupakan penelitian seorang ahli.Dokumen penelitian tersebut baru diketahuinya sepekan lalu. Surono menjelaskan,gempa bumi telah menyebarkan energi yang berdampak pada aktivitas gunung.Jika tekanannya tinggi, akan terjadi letusan dan sebaliknya, jika tekanannya rendah tidak akan terjadi letusan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kendati demikian, jika kembali terjadi gempa bumi, sangat mungkin ada gunung berapi yang meletus. ”Memang tidak semuanya meletus, tergantung tekanannya,” kata peraih gelar doktor geofisika dari Savoei University, Chambery, Prancis, pada 1993 ini. Secara terpisah, Kepala Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo mengungkapkan, kondisi umum Gunung Merapi saat ini sudah normal. Erupsi yang terjadi pada 2010 telah selesai dan kondisinya cukup aman. ”Pascaerupsi semuanya sudah paripurna dan normal,”kata dia.

Subandriyo menjelaskan, dengan kondisi normal ini tidak akan ada lagi ancaman bahaya primer berupa awan panas. Sementara itu, aktivitas Gunung Tambora di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, cenderung menurun meski berstatus siaga sejak 8 September lalu. Meski demikian,warga di sekitar gunung diminta tetap waspada.

Wakil Ketua Penanggulangan Bencana Gunung Tambora, Letkol Infanteri Kusdiro, meminta warga untuk tetap waspada dan tidak terpancing dengan adanya isu bahwa Tambora akan meletus dalam waktu dekat ini. ?kuntadi/ant

Sumber: Koran Sindo, 29 September 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB