Dari 132,7 juta pengguna internet di Indonesia, 94,7 persennya merupakan pengakses media sosial. Para perintis usaha bisa memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi yang murah untuk membesarkan usahanya.
Marcel Edwin, Chief Executive Officer dari Creatheavity—sebuah konsultan kreatif—mengatakan, media sosial dapat digunakan secara gratis untuk para perintis usaha. ”Saya menyarankan para perintis usaha untuk memulai promosi produk melalui media sosial. Mereka tidak perlu mengeluarkan uang. Hanya perlu mengelola konten di akun media sosial yang mereka kelola,” kata Marcel di Jakarta Creative Hub, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (29/11).
”Jumlah audiens juga cukup banyak. Itu dapat menjadi potensi pasar untuk para perintis usaha,” kata Marcel. ”Risiko merugi juga kecil karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk promosi. Apalagi yang dicari oleh para perintis usaha itu kan promosi sekecil-kecilnya, tetapi sebisa mungkin meraup sebanyak-banyaknya.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Instagram adalah media sosial yang dianggap paling cocok untuk berbisnis. Media sosial itu menjadikan gambar sebagai konten utamanya disertai teks untuk menjelaskan lebih detail. Marcel menjelaskan, produk bisa tampak lebih menarik ketika disajikan lewat gambar.
Para pembicara dalam acara Generasi Start Up di Jakarta Creative Hub, Jakarta Pusat, Rabu (29/11).
”Produk bisa tampak jelas jika ditampilkan dengan gambar,” kata Marcel. ”Selain itu, jumlah pengguna Instagram sangat banyak. Potensi pasarnya besar,” ujarnya
Terdapat 45 juta pengguna Instagram di Indonesia per Juli 2017. Jumlah itu meningkat signifikan dibandingkan awal 2016, yaitu 22 juta pengguna Instagram.
Pada 2016, Instagram menduduki peringkat ke-2 setelah Facebook sebagai media sosial yang paling sering diakses dalam seminggu terakhir melalui survei yang dilakukan oleh jajak pendapat kepada 1.033 responden. Sebesar 53 persen menggunakan Instagram untuk mencari akun-akun toko daring.
”Media sosial itu penting. Kita bisa mengiklan dengan gratis dan brand dikenal banyak orang,” kata Fauzan Gani, pendiri Doogether, usaha rintisan jasa sewa tempat olahraga, di Jakarta, Rabu.
Sementara itu, Muhammad Sadad, pendiri Erigo Store, menceritakan, awalnya kesulitan menggaet konsumen. ”Saya ikut pameran ke kota-kota, tetapi tidak banyak yang mengenal produk saya. Lewat media sosial, orang jadi lebih kenal produk saya. Semisal, saya ikut pameran, saya bisa informasikan terlebih dahulu,” kata Sadad.
Sadad menambahkan, penjualannya meningkat 200-300 persen setelah dia mengiklankan produknya melalui media sosial. ”Waktu itu, Instagram yang paling ngetren. Sekarang, tinggal bagaimana menjadikan media sosial itu sebagai wadah bagi usaha kita. Media sosial harus dimanfaatkan dengan baik,” kata Sadad. (DD16)
Sumber: Kompas, 30 November 2017