Dalam budidaya ikan Lele (Clarias sp), jaminan penyediaan benih dalam kualitas dan kuantitas yang memadai merupakan salah satu syarat yang dapat menentukan keberhasilan usaha.
Teknik penyediaan benih melalui penangkapan dari alam tidak mungkin lagi untuk diteruskan. Sementara itu pemijahan alami di kolam-kolam tampaknya belum dapat diandalkan, karena masih bersifat musiman. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil benih ikan adalah dengan jalan memberikan rangsangan kepada induk-induk lele dumbo untuk melakukan pemijahan, sehingga proses pemijahan dapat berlangsung lebih sering dan lebih terkendali.
Untuk merangsang pemijahan ikan lele umumnya dilakukan melalui penyuntikan ekstrak kelenjar hypophysa. Tetapi belakangan hal itu dianggap kurang praktis dan ekonomis, mengingat rumitnya proses pelaksanaan dan semakin meningkatnya harga ikan donor di pasaran. Cara lain yang dapat ditempuh untuk merangsang pemijahan ikan lele dumbo adalah dengan penyuntikan ekstrak urine wanita hamil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penggunaan urine wanita hamil untuk merangsang pemijahan lele dumbo pada prinsipnya adalah sama dengan teknik hypophysasi, yaitu merangsang proses ovulasi pada induk-induk lele yang sudah matang gonad. Hasil percobaan yang dilakukan terbukti bahwa penyuntikan dengan, ekstrak urine wanita dengan umur kehamilan 63 hari dapat merangsang proses/ovulasi ikan uji.
Ekstrak urine yang disuntikkan sebanyak 3 ml dan telah melalui pengenceran dengan aquabidest 10 kali. Ikan uji yang digunakan adalah lele dumbo (Clarias sp) berbobot tubuh rata-rata 300 gram. Percobaan dilakukan 2 kali ulangan dan 2 kali perlakuan, yaitu pemijahan alami dengan rangsangan urine wanita hamil dan pemijahan dengan pembuahan buatan (artificial fertilization). Penyuntikan ekstrak dilakukan dua tahap secara intra muscular (antarotot). Penyuntikan, tahap I sebanyak 1/3 bagian dari dosis yang digunakan, sedang penyuntikan tahap II sisanya.
Pemijahan alami dengan rangsangan urine berlangsung 11 jam 47,5 menit setelah penyuntikan terakhir, berarti 14 kali lebih cepat dari pemijahan alami tanpa rangsangan (relatif). Sedangkan pemijahan dengan pembuahan buatan dilakukan 12 jam setelah penyuntikan terakhir. Cepatnya proses pemijahan tersebut akan berpengaruh terhadap peningkatan hasil benih yang diperlukan, sebab semakin cepatnya proses pemijahan maka semakin cepat pula perkembangan ovarium selanjutnya. Dengan demikian selang waktu antara pemijahan kesatu dengan pemijahan berikutnya dapat dipersingkat, sehingga proses pemijahan dapat lebih sering dilakukan.
Daya rangsang urine wanita hamil ditentukan oleh kadar hormon HCG (human chorionic gonadotropin) yang terkandung di dalamnya. Kandungan HCG tersebut akan mencapai puncaknya pada hari ke-60 hingga 70 setelah masa haid berakhir. Untuk itu dalam penggunaan urine wanita sebagai donor, sebaiknya digunakan urine dari wanita yang umur kehamilannya 2 bulan.
Dadan Sumengkar, Mahasiswa jurusan Budidaya Perikanan IPB
Sumber: Kompas, 19 Desember 1988