Pengujian selama dua hari ini membuktikan bahwa sebuah mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) aman digunakan untuk bepergian ke Bandung, salah satu destinasi perjalanan favorit warga Ibu Kota dan sekitarnya.
KOMPAS/EDDY HASBY–Hyundai Ioniq di depan Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (4/8/2020).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jarak tempuh total 399 kilometer ditempuh Kompas tanpa membakar satu tetes pun bensin atau bahan bakar fosil lainnya. Mobil pun aman dan nyaman digunakan menempuh jarak Jakarta-Bandung pergi pulang tersebut tanpa menjadi terlalu merepotkan.
Demikian kesimpulan uji kendara perdana Hyundai Ioniq yang dilakukan Kompas selama dua hari, Selasa (4/8/2020) hingga Rabu (5/8/2020). Hyundai Ioniq adalah mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV) yang akan segera diluncurkan ke pasar otomotif Tanah Air dalam waktu dekat.
Seperti disebutkan dalam laporan sebelumnya, salah satu kekhawatiran konsumen akan BEV adalah daya jelajahnya yang terbatas karena kapasitas baterai dan infrastruktur pengecasan baterai yang belum merata di Indonesia. Para pemilik kendaraan ini pun masih ragu-ragu untuk membawa mobil listriknya ke jalur luar kota karena khawatir akan kehabisan daya baterai di tengah jalan.
Namun, pengujian selama dua hari ini membuktikan bahwa sebuah mobil listrik murni aman digunakan untuk bepergian ke Bandung, salah satu destinasi perjalanan favorit warga Ibu Kota dan sekitarnya. Sepanjang perjalanan, hampir tak terasa perbedaan antara membawa mobil listrik ini dan mobil bermesin konvensional, kecuali absennya suara mesin dan hilangnya emisi gas buang sama sekali.
Hari Rabu (5/8/2020), setelah Hyundai Ioniq dicas semalaman di Kantor Biro Kompas Jawa Barat di pusat Kota Bandung, mobil bermodel sedan liftback warna putih ini siap menempuh perjalanan kembali ke Jakarta. Mobil dicas mulai pukul 00.00 dalam posisi baterai tinggal tersisa 44 persen, dan pada pukul 12.00 baterai sudah terisi hingga 87 persen. Pengecasan dilakukan dengan charger portabel bawaan mobil yang bisa langsung dicolokkan ke soket listrik rumah tangga biasa.
Lebih dari cukup
Saat tombol Start diaktifkan, terlihat jarak tempuh yang bisa dilalui mobil dengan daya baterai tersebut sekitar 287 kilometer (km) dengan mode berkendara Eco (paling efisien). Berdasarkan perhitungan teoretis, jarak tempuh ini lebih dari cukup untuk menempuh perjalanan menuju Jakarta yang berjarak hanya sekitar 150 km.
Setelah digunakan berputar-putar di dalam Kota Bandung untuk makan siang, mobil pun kami bawa langsung ke arah Gerbang Tol Pasteur dan memasuki Jalan Tol Purbaleunyi ke arah Jakarta.
Berbeda dengan saat berangkat yang sebagian besar menggunakan mode Eco untuk berhati-hati menggunakan daya baterai, pada perjalanan pulang ini mode berkendara dipasang di Normal. Pengalaman pada perjalanan berangkat sudah memberi gambaran akan konsumsi baterai sehingga saat pulang ini lebih percaya diri menggunakan mode yang lebih boros konsumsi dayanya ini.
Apalagi, medan ke arah Jakarta lebih banyak diwarnai turunan-turunan panjang daripada tanjakan. Pedal gas lebih sering dilepas dan secara otomatis mengaktifkan regenerative braking, yakni pengisian daya listrik oleh energi kinetik gerak berputar roda. Saat pedal rem diinjak, proses regenerative braking ini makin intens, seperti ditunjukkan oleh indikator di bagian kiri panel instrumen.
Bahkan memasuki Jalan Tol Depok-Antasari (Desari) arah Sawangan yang sepi sore itu, mode berkendara sempat dipindah ke Sport. Di sini konsumsi daya paling boros, tetapi penyaluran tenaga juga paling spontan dibandingkan dua mode lainnya. Makin terasa bagaimana torsi puncak mobil mengalir saat pedal gas diinjak.
Dengan perpaduan jalan yang sempat macet begitu keluar dari tol dan jalanan padat pada jam pulang kantor, akhirnya mobil tiba di titik awal. Di trip meter tertera jarak tempuh total pada hari kedua ini 182,4 km dengan konsumsi daya baterai rata-rata 9,9 kWh per 100 km alias 0,099 kWh per km. Posisi akhir daya baterai 41 persen dengan sisa jarak tempuh masih 138 km.
Sekali lagi, perjalanan ini menepis keraguan soal daya jelajah mobil listrik yang hanya mengandalkan daya listrik baterai. Hanya dengan sekali pengisian penuh pada awal perjalanan dan sekali pengisian di tempat tujuan, daya baterai masih tersisa cukup signifikan saat kembali di titik awal keberangkatan.
Khusus di Kota Bandung, pengisian listrik baterai juga bisa dilakukan di dua Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Umum (SPKLU) yang sudah dioperasikan. Satu SPKLU berada di Kantor PLN UP3 Bandung di Jalan Soekarno Hatta Nomor 436 Kelurahan Cisereuh, Kecamatan Regol, Kota Bandung, dan satu lagi SPKLU milik BPPT di kantor pusat PT LEN Industri (Persero) di Jalan Soekarno Hatta Nomor 442 Kota Bandung. (DHF)
Oleh DAHONO FITRIANTO
Editor: DAHONO FITRIANTO
Sumber: kompas, 6 Agustus 2020