Dalam waktu dekat Teleskop Hubble akan diorbitkan melalui pesawat ulang alik Discovery. Teleskop seharga sekitar dua milyar dollar AS, merupakan proyek sipil termahal yang pernah diorbitkan. Ia mampu melihat obyek sejauh 14 milyar tahun cahaya (1 tahun cahaya = 9500 milyar km). Sejumlah harapan telah ditumpangkan pada teleskop yang diberi nama Hubble si pencipta teori Big Bang ini.
Lima buah sensor yang dibawa wahana ini adalah WFPC (Wide Field Planetary Camera) yang dapat memotret ratusan galaksi secara serentak, namun 10 kali lebih jelas, FOC (Faint Object Camera); kamera ini sangat sensitif sehingga mampu mendeteksi kedatangan berbagai foton (butiran cahaya) secara individu, digunakan untuk. memotret bintang; FOS (Faint Object Spectrograph) akan mengukur berbagai komposisi kimiawi berbagai benda langit; GHRS (Goddard High Resolution Spectrograph) digunakan untuk mengukur komposisi kimiawi, suhu, kerapatan berbagai obyek di jagat raya; HSP (High Speed Photometer) akan mengamati dengan jelas bintang-bintang yang meledak, sistem binari, dan misteri mengenai pulsars, berbagai obyek seperti bintang yang kompak dan memancarkan radiasi pulsa. Dengan demikian, adalah wajar apabila, Teleskop Hubble akan banyak mengurangi obsesi para astronom.
Teknologi teleskop dimulai oleh Galileo 1609. Ketika itu dia mendengar bahwa Hans Lippershey, seorang ahli optik Belanda, menemukan alat yang dapat membuat ”obyek yang jauh menjadi dekat”. Alat seperti itu masih merupakan teknologi canggih buat militer saat itu, sehingga sangat dirahasiakan. Namun demikian, Galileo –Si Jenius, segera menangkap rahasia yang terkandung. Maka mulailah dia menyusun berbagal lensa, dan lahirlah teleskop astronomi yang pertama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Galileo berhasil mengembangkan kemampuan teleskopnya sampai sekitar 30 kali perbesaran. Pada tahun 1610 dia berhasil melihat empat buah bulan planet Jupiter: Io, Europa, Ganymede, dan Callisto.
Teleskop, yang merupakan alat utama bagi astronoom ini, disebut juga dengan nama refraktor, terdiri dari dua lensa positif (obyektif dan okuler), menghasilkan bayangan benda terbalik. Galileo memberi lensa negatif buat okuler, sehingga bayangan menjadi tegak. Sejumlah perbaikan terus menerus dilakukan.
Lensa obyektif dapat diganti dengan cermin cekung yang menghasilkan bayangan pada titik fokus di depan cermin. Teleskop seperti itu disebut reflektor. Karena bayangan berada di depan cermin, tentu sukar dilihat. Untuk mengatasi hal ini, sebuah cermin diagonal, diletakkan pada titik fokus, sehingga bayangan dipantulkan ke samping. Dari situlah bayangan obyek dilihat dengan mudah. Dalam pada itu, Cassegrain, mendapat akal dengan melubangi pusat cermin. Dengan meletakkan sebuah cermin cembung pada fokus reflektor, maka bayangan obyek dipantulkan ke lubang Cassegrain itu, sehingga lebih mudah dilihat.
Jika terlalu lama mengintip-ngintip di lubang Cassegrain itu, tentu tengkuk menjadi pegal dan mata berkunang-kunang dan mungkin juga masuk angin karena bergadang sepanjang malam. Adalah Schmidt yang sangat berjasa. Dia berhasil meletakkan sebuah kamera khusus pada fokus reflektor. Dan bayangan kini dapat diabadikan dalam bentuk potret. Teleskop seperti itu disebut dengan nama Teleskop Schmldt.
Mungkin peralatan yang paling penting bagi astronom adalah spektrograf. Pada tahun 1815, ahli fisika Fraunhofer mengembangkan spektroskop yang mampu mendeteksi jenis berbagai unsur kimia, yang pada suhu tinggi memancarkan sinar tertentu dan khusus. Apabila dilengkapi dengan kamera, maka itulah spektrograf.
Apabila pengamatan dengan teleskop dilakukan dari permukaan bumi, maka penghalang utama adalah lapisan atmosfer. Lapisan ini menyerap sebagian besar energi elektromagnetik yang datang dari jagat raya. Karena itu, informasi yang dikumpulkan oleh teleskop menjadi sangat berkurang. Dengan meletakkan teleskop di luar lapisan atmosfer, maka hal ini dapat diatasi. Itulah misi Teleskop Hubble.
Teleskop Hubble, sebenarnya adalah jenis reflektor seperti banyak terdapat di berbagai observatorium. Teleskop terdiri dari cermin utama dengan garis tengah 2,4 meter yang diletakkan di tengah. Cermin inilah yang mengumpulkan cahaya dan meneruskannya ke cermin sekunder dengan garis tengah 0,3 meter.
Dengan cara Cassegrain, sebuah cermin kecil dengan kuat memfokuskan dan meneruskan lagi cahaya itu ke belakang teleskop (melalui lubang Cassegrain). Di situ sudah menanti berbagai detektor dari kelima sensor yang sudah disebutkan. Observatorium kecil ini, hanya berukuran 42,5 x 14 kaki. Apabila sel suryanya mengembang, maka panjang total menjadi 45 kaki (sekitar 15 meter).
Yang mendapat tugas bersejarah mengorbitkan Hubble adalah astronot Shriver, Bolden, Hawley, McCandless, dan Sullivan. Mereka mengangkut teleskop dengan STS (Space Transport System) Discovery pada misi yang ke-31 yang langsung memasuki orbit 498 x 528 km (perigee and apogee) dengan inklinasi 28,5 derajat terhadap katulistiwa. Ini merupakan orbit tertinggi, yang pernah dialami oleh wahana STS.
Dengan menggunakan lengan robot, Canada Arm, teleskop diletakkan secara perlahan dalam orbit ini. Ketika itu, STS melaju dengan kecepatan 27.200 km/jam. Kemudian STS pindah pada orbit 528 x 531 km dan mengamati teleskop pada jarak 64 km. Apabila terjadi berbagai hal yang tak diinginkan, maka mereka mendekat kembali dan bahkan dapat mengambil kembali teleskop itu.
Selama 45 hari pertama, disebut fase I, digunakan untuk mengecek seluruh sistem seperti pengontrol letak dan komunikasi, melalui beberapa satelit TDRS (Tracking Data and Relay Satellites) yang sudah berada di GSO (Geostationairy Orbit, 36.000 km di atas katulistiwa), dan dikomando dari Pusat Antariksa Goddard. Beberapa sistem optik juga difokuskan. Lima sensor yang dibawa tidak akan dihidupkan, sebelum yakin benar bahwa semua gas yang terbawa dari bumi habis terbuang. Ini memakan waktu sekitar 20 hari.
Pada fase II (juga sekitar 45 hari), kalibrasi sistem secara lebih rinci dilakukan lagi. Sesudah masa tiga bulan, barulah kelima instrumen dihidupkan dan diverifikasi selama lima bulan. Sesudah itu, maka dimulailah observasi yang sebenarnya. Menurut rencana, Teleskop Hubble, akan dikunjungi oleh para astronot setiap 30 bulan untuk mengadakan berbagai perbaikan; dan diharapkan dapat beroperasi selama 15 tahun.
Apakah hasil yang akan diberikan teleskop seharga dua milyar dollar ini? Sulit dinilai dengan uang. Ia akan mampu melihat ke masa lampau dan amat jauh, sekitar 13-15 milyar tahun cahaya. Dalam pada itu, banyak ahli memperkirakan umur jagat raya kita ini sekitar 10-20 milyar tahun. Artinya, apabila Teleskop Hubble mengirimkan gambarnya yang pertama; maka itulah potret ketika jagat raya kita ini masih ”remaja”, umurnya baru sekitar sepertiga dari umurnya yang sekarang. (Nasril Hajar)
Sumber: Kompas, 19 April 1990