Teknologi Nano; Aplikasi Inovasi di Indonesia Meluas

- Editor

Jumat, 10 Juni 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penerapan teknologi nano pada pengembangan energi terbarukan, seperti sel bahan bakar atau fuel cell dan sel surya, meningkatkan hingga dua kali lipat efisiensi energi pembangkitan dibandingkan dengan material biasa. Saat ini, ada sekitar 1.000 antena menara pemancar telepon seluler di Indonesia menggunakan fuel cell.

Hal itu disampaikan Eniya Listiani Dewi (42) dan Ratno Nuryadi (43) seusai dikukuhkan sebagai profesor riset oleh Prof Dr Iskandar selaku Ketua Majelis Pengukuhan Profesor Riset, Rabu (8/6), di Jakarta. Eniya dikukuhkan pada teknologi proses elektrokimia dengan judul orasi “Aplikasi Material Maju untuk Fuel Cell sebagai Energi Baru Terbarukan”. Adapun Ratno pada bidang teknologi elektronika. Orasinya tentang rekayasa material nano untuk aplikasi sensor bersensitivitas tinggi.

Fuel cell dapat beroperasi 10 jam per hari tanpa henti selama 40 tahun. Bahan bakarnya dapat berupa gas hidrogen, gas metana, metanol, dan etanol. “Dalam rekayasa proses produksi gas hidrogen dapat dihasilkan dari air dan limbah biomassa, khususnya molases, gliserol, dan limbah kelapa sawit cair, melalui metode fermentasi,” urai Eniya yang juga Deputi Bidang Agroindustri dan Bioteknologi BPPT.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari sisi aplikasi, tim Eniya bekerja sama dengan PT Cascadiant Indonesia membuat fuel cell kapasitas 5 kW dengan bahan bakar hidrogen untuk cadangan server Ipteknet di Puspiptek Serpong. Sistem itu beroperasi sejak 2014. Adapun unit dengan bahan bakar etanol digunakan di Baron Technopark sejak Oktober 2015. “Teknologi fuel cell akan banyak digunakan sebagai komponen sistem pengelolaan energi dalam smart grid demi mendukung program kota cerdas dan pengembangan energi baru terbarukan,” katanya.

Saat ini, Indonesia jadi pasar potensial produk nanoteknologi karena banyaknya jumlah penduduk dan kaya sumber daya alam. Riset nanoteknologi, khususnya sensor nano, perlu dikembangkan berbasis bahan baku lokal. “Seperti silikon, oksida timah, dan oksida seng,” ucap Ratno.

Menurut dia, ada lima bidang yang berpotensi dikembangkan di Indonesia, yakni farmasi, kesehatan, energi, bioteknologi, material nano dan elektronika, serta suhu lingkungan. Sensor nano juga dapat mendeteksi dini hama dan penyakit tanaman.

Pada bidang teknologi informasi, pengiriman informasi tidak dapat disadap. Teknologi kuantum kriptografi berbasis sensor nano bisa untuk mendeteksi kebocoran gas dan mendeteksi zat kimia berbahaya.

Di bidang pertanian, sensor nano bisa digunakan untuk mendeteksi dan mengontrol kelembaban udara, kondisi tanah, dan lain-lain. (YUN)
—————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 10 Juni 2016, di halaman 14 dengan judul “Aplikasi Inovasi di Indonesia Meluas”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB