Sumpah Dokter Hewan Pertama Kali

- Editor

Kamis, 17 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sebanyak 19 dokter hewan baru lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengucapkan sumpah di Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Suwondo Djojosubagio mengharapkan dokter hewan baru ini dapat berbakti dalam masyarakat sesuai dengan sumpah yang baru pertama kali diucapkan di Indonesia oleh lulusan baru fakultas itu.

Sejak digabung dengan Universitas Indonesia Jakarta, Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan di Bogor telah meluluskan 384 dokter hewan, dengan 34 lulusan di antaranya wanita.–KOMPAS, 17 MARET 1969
———-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 17 Maret 2016, di halaman 1 dengan judul “Sumpah Dokter Hewan Pertama Kali”.
———
Sejarah Panjang Fakultas Kedokteran Hewan IPB

Sekolah Kedokteran Hewan di Indonesia sudah ada sejak zaman Belanda. Pendirian sekolah kedokteran hewan di Indonesia oleh pemerintah Belanda, disebabkan oleh kurangnya jumlah Dokter Hewan Belanda yang ada di Indonesia saat itu. Sedikitnya jumlah Dokter Hewan, sedangkan penyakit hewan yang ada semakin banyak dan mengkhawatirkan, menyebabkan timbulnya pemikiran untuk mendidik tenaga dokter hewan pribumi di Indonesia. Melewati serangkaian perjalanan panjang akhirnya Sekolah Dokter Hewan Pribumi (Indische Veeartzen School) dapat di dirikan pada tahun 1908.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

sekolah kedokteran hewanSeiring perkembangannya sekolah Dokter Hewan terus berkembang dan sempat beberapa kali mengalami perubahan nama. Sekolah Dokter Hewan Pribumi (Indische Veeartzen School) berganti nama menjadi Sekolah Dokter Hewan Bumi Putra ?Nederland Indische Veeartzen School? (NIVS) pada tahun 1914. Walaupun sebelumnya sekolah Dokter Hewan lainya pernah di dirikan di Indonesia, namun dari Indische Veeartzen School, dokter hewan pribumi atau dokter hewan bangsa Indonesia pertamalah di lahirkan. Dokter Hewan pertama yang lulus dari sekolah ini ialah drh. J.A.Kaligis yang lulus pada tahun 1910.

Pada tahun 1941, NIVS dibubarkan dan digantikan dengan ?Bogor Zui Semon Gakko? atau ?Zui Semon Gakko?. Sekolah Dokter Hewan zaman jepang ini hanya selama berdiri selama empat tahun, terkait jatuhnya Jepang pada sekutu serta proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1945 ?Bogor Zui Semon Gakko? kembali berganti nama menjadi ?Nederland Indische Veeartzen School? (NIVS). NIVS yang berdiri setalah zaman kemerdekaan juga disebut sebagai Sekolah Dokter Hewan Bogor. Sekolah Kedokteran Hewan Bogor tidak berlangsung lama, hanya bertahan selama 1 tahun dari 1945 ? 1946, kemudian kembali berganti nama menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH). Perubahan nama ini terjadi pada tanggal 20 September 1946. Mengingat bahwa bahwa PTKH resmi ada pada tanggal 20 September, maka tanggal ini dipakai sebagai tanggal lahirnya Fakultas Kedokteran Hewan.

Terkait pergolakan politik saat itu, PTKH Bogor pada tahun 1947 kembali diduduki oleh Belanda. Pendudukan ini membuat pengaturan PTKH kembali di atur dan diawasi oleh pemerintah Belanda. Selama masa pengawasan tersebut perkuliahan tidak dapat berjalan selama satu tahun, walaupun demikian PTKH Bogor secara resmi tidak pernah ditutup. Perkuliahan di PTKH Bogor kembali dilaksanakan pada tahun 1948 setelah Belanda membuka ?Fakulkteit Diergeneeskunde Universiteit van Indonesie?. Akibat pendudukan ini, sebagian siswa PTKH Bogor tidak melanjutkan kembali sekolahnya pada ?Fakulkteit Diergeneeskunde?

Fakultas Kedokteran Hewan ?Fakulkteit Diergeneeskunde? dibawah Universitas Indonesia saat itu, mayoritas memiliki dosen yang berkewarganegaraan Belanda. Setelah dosen-dosen Belanda mulai kembali kenegerinya. Pemerintah kemudian mengantikan dosen-dosen tersebut dari beberapa negara Eropa seperti Jerman dan Denmark. Selain itu ada juga beberap Dosen yang berkewarganegaraan Indonesia yaitu Prof. Dr. Iskandar Titus (Small Animal Medicine), Prof. DR. A.A.Ressang (Patologi), dan drh. Kosasih (Anatomi).

Pada saat masih berstatus Fakulkteit Diergeneeskunde Universiteit van Indonesie, sekolah ini mengikuti studi bebas (vreije studie) yang bercirikan antara lain, Kuliah bebas tidak diabsen, bahasa pengantar perkuliahan berupa bahasa inggris diselingi bahasa belanda. Ujian kenaikan tingkat hanya sekali setahun, ujian dilaksanakan dengan cara lisan diruang kerja atau dirumah dosen yang bersangkutan dengan perjanjian. Pada saat Ujian, mahasiswa harus memakai kemeja putih lengan panjang, dasi hitam, celana dan sepatu berwarna hitam.

Sebagai tanda lulus, dosen akan mencatat di buku catatan mahasiswa dan menjabat tangan mahasiswa yang di ujinya. Kalau sudah begini, mahasiswa yang bersangkutan merasa senang dan lega karena salah satu mata kuliahnya telah dinyatakan lulus dan seterusnya akan menumpuh ujian untuk mata kuliah yang lain.

Pada tahun 1957 Fakulkteit Diergeneeskunde Universiteit van Indonesie berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Indonesia. Kemudian pada tahun 1959-1960 berubah lagi menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan Universitas Indonesia. Pada masa ini Pemerintah mendapatkan bantuan Hibah dari Amerika Serikat yang dikelola oleh ?Kentucky Research Foundation? (KRF) untuk mengembangkan program pendidikan tinggi ilmu-ilmu pertanian. Pada periode bantuan Hibah ini Fakultas Kedokteran Hewan dan peternakan juga mengalami perubahan kurikulum.

Kurikulum yang awalnya merupakan studie bebas (vreije studie) berubah menjadi terpimpin, dengan menggunakan istilah-istilah akademik yang digunakan di Amerika Serikat seperti semester. Setiap semester ada quiz atau penugasan ?term paper? dan pada akhir semester di adakan ujian akhir semester secara tertulis.

Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan pada tahun 1962 berubah menjadi Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan, dan Perikanan Universitas Indonesia. Pada tahun 1963, Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan, dan Perikanan lepas dari Universitas Indonesia dan membentuk Institut Pertanian Bogor (IPB). Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan, dan Perikanan kemudian dibagi menjadi tiga fakultas yaitu Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Perikanan.

Dalam Pembangunan IPB, FKH merupakan ?Feeder Faculty?. Hal inilah yang menyebabkan ada beberapa dokter hewan yang menjadi dosen tetap pada pendahulu di Fakultas Peternakan, Fakultas Perikanan dan Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian.

Sejalan dengan berjalannya waktu, FKH IPB terus bekembang. Pada periode 2003-2007 FKH IPB melalui masa transisi perpindahan dari kampus Taman Kencana ke kampus IPB Dramaga.

Sumber: Kaskus

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 23 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB