SMK Pertanian Kurang Diminati

- Editor

Selasa, 23 Februari 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menarik minat anak muda untuk memilih SMK bidang pertanian tak semudah menarik minat mereka untuk memilih SMK bidang teknologi informasi dan komunikasi, otomotif, kesehatan, serta pariwisata. Dengan kata lain, pertanian belum menjadi pilihan utama para remaja.

Pengembangan SMK pertanian pun harus mengandalkan pemerintah karena kurang dilirik swasta. Data Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menunjukkan, pada 2010, ada 782 SMK negeri yang memiliki bidang studi pertanian dan 278 SMK swasta yang mempunyai bidang studi itu. Pada 2013, jumlah ini bertambah menjadi 1.018 SMK negeri dan 421 SMK swasta.

SMK negeri dengan bidang pertanian, yakni Studi Keahlian Agribisnis dan Agroindustri, merupakan satu-satunya SMK negeri yang jumlahnya lebih banyak ketimbang SMK swasta. Di bidang lain, jumlah SMK swasta lebih banyak daripada SMK negeri.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di bidang kesehatan, misalnya, pada 2010, hanya ada 39 SMK negeri, tetapi jumlah SMK swasta mencapai 410 sekolah. Jumlah ini bertambah menjadi 98 SMK negeri dan 980 SMK swasta pada 2013. “Hal ini menunjukkan pengembangan studi keahlian agribisnis dan agroindustri tidak menguntungkan swasta. Peminatnya sedikit,” kata Ketua Asosiasi Sekolah Kepertanian, Kehutanan, dan Kelautan Priyanto, Senin (22/2), di Jakarta.

Menurut Priyanto, yang juga konsultan Direktorat Pembinaan SMK, harus ada perubahan tata kelola pendidikan SMK bidang pertanian. Salah satu bentuk yang digagas ialah mewujudkan SMK Usahatani dan Wisata Agro. Program yang bekerja sama dengan Perancis ini dimulai tahun depan, berupa proyek percontohan di lima SMK.

“Siswa SMK belajar empat tahun sambil disiapkan menjadi pengusaha pertanian organik dan dua tahun didampingi dalam pengembangan usaha. Prospek pertanian organik menjanjikan dan ini bisa menjadi keunggulan di SMK pertanian agar diminati,” kata Priyanto.

Jumeri, Kepala SMKN 1 Bawen, Jawa Tengah, mengatakan, SMK pertanian belum menjadi favorit. “Biasanya jadi pilihan bagi mereka yang kepepet mencari sekolah murah,” ujarnya.

Ia menyambut baik pengembangan SMK pertanian agar memiliki citra lebih modern. (ELN)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 23 Februari 2016, di halaman 11 dengan judul “SMK Pertanian Kurang Diminati”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma
Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa
Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap
Di Balik Lembar Jawaban: Ketika Psikotes Menentukan Jalan — Antara Harapan, Risiko, dan Tanggung Jawab
Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan
Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara
Surat Panjang dari Pinggir Tata Surya
Ketika Matahari Menggertak Langit: Ledakan, Bintik, dan Gelombang yang Menggetarkan Bumi
Berita ini 66 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 12 November 2025 - 20:57 WIB

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Sabtu, 1 November 2025 - 13:01 WIB

Habibie Award: Api Intelektual yang Menyala di Tengah Bangsa

Kamis, 16 Oktober 2025 - 10:46 WIB

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Rabu, 1 Oktober 2025 - 19:43 WIB

Tabel Periodik: Peta Rahasia Kehidupan

Minggu, 27 Juli 2025 - 21:58 WIB

Kincir Angin: Dari Ladang Belanda Hingga Pesisir Nusantara

Berita Terbaru

Artikel

Biometrik dan AI, Tubuh dalam Cengkeraman Algoritma

Rabu, 12 Nov 2025 - 20:57 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Tarian Terakhir Merpati Hutan

Sabtu, 18 Okt 2025 - 13:23 WIB

Fiksi Ilmiah

Cerpen: Hutan yang Menolak Mati

Sabtu, 18 Okt 2025 - 12:10 WIB

etika

Cerpen: Lagu dari Koloni Senyap

Kamis, 16 Okt 2025 - 10:46 WIB