Siswi SMP Bogor Ciptakan Pelampung Anti Tsunami

- Editor

Sabtu, 22 Desember 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Indonesia yang masuk dalam lingkaran tsunami dan gempa, memaksa warganya selalu bersiap menghadapi dampak bencana.

Saat tsunami menerjang daratan, lari ke tempat yang lebih tinggi tidak menjamin efektif. Berlindung di dalam lingkungan bertingkat pun belum tentu aman.

Inilah yang memunculkan ide dua siswi SMPN 1 Bogor untuk merancang ‘pelampung anti tsunami yang dapat disiapkan secara massal dalam waktu kurang dari lima menit’.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Andya Ranithanya dan Stella Chandra Kumala, merancang pelampung berbentuk kapsul dengan ujung membulat. Dindingnya berisi udara dan memiliki ketebalan seperti jaket penyelamat.

Orang dapat masuk dalam posisi berdiri dan menutupnya dari dalam. Ketika aman dan terapung di laut, posisinya selalu dalam keadaan terlentang. Karena bentuk membulat di ujung dan pangkalnya, pelampung ini akan menjadi seperti sekoci saat dibuka.

Dalam keadaan terkemas, pelampung ini hanya sebesar dus mi instan, dilengkapi tabung oksigen kecil di dalamnya. Begitu dibuka, pompa otomatis akan bekerja, dan dalam dua menit sudah siap digunakan.

Menurut Stella, ia dan rekan setimnya pernah melakukan penelusuran mengenai alat yang sama. Jepang, sebagai negara yang juga rawan gempa, pernah membuat pelampung seperti ini, yang terbuat dari bahan besi.

“Menurut kami, bahan besi terlalu mahal jika digunakan secara massal di Indonesia. Maka itu kami menggunakan bahan pelampung,” ujar Stella saat ditemui dalam acara ‘Presentasi dan Pameran Ilmiah Para Finalis Kompetisi Ilmiah LIPI’, di Jakarta, Selasa (25/9/2012).

Penemuan kedua siswi dari Bogor masuk dalam 25 finalis kategori National Young Inventor Award (NYIA) 2012, bagian dari Kompetisi Ilmiah LIPI.

Kompetisi ini terbagi menjadi empat, yaitu Kompetisi Ilmiah Remaja (LKIR), Lomba Karya Ilmiah Guru (LKIG), Pemilihan Peneliti Remaja Indonesia (PPRI), dan NYIA. Total, ada 93 karya ilmiah yang dihasilkan dalam kompetisi ini.

Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan, di negara-negara maju, segala pembinaan dan penelitian bidang iptek dilakukan sedini mungkin, melalui institusi penelitian dan pendidikan formal.

“Setidaknya, 10 persen hasil teknologi suatu negara harus berasal dari pribumi,” ucap Lukman.

Pemenang kompetisi LKIR akan disaring lagi untuk dikirim ke Amerika Serikat, yang bakal berkompetisi di tingkat internasional. Pada Juni 2012, kaum muda Indonesia berhasil meraih dua emas di International Exhibition for Young Inventors (IEYI) yang berlangsung di Bangkok, Thailand.

Emas pertama disumbang oleh Linus Nara Pradhana, siswa kelas 1 SMP Petra Surabaya, dengan Water-coated Helmet. Penemuan Linus bahkan mendapatkan penghargaan lain dalam kategori special award.

Satu karya lain yang juga menyebet medali emas adalah Carbofil Application for Carbon-Oxygen Separation in Smoking Room, buah karya Hermawan Maulana dan Zihramna Afdi, siswa kelas 2 SMA Negeri 3 Semarang. (Editor: Yaspen Martinus  |  Sumber: National Geographic)

Sumber:  Tribunnews.com – Rabu, 26 September 2012 05:15 WIB

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 14 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB