Sistem Penerangan Berbasis Internet Kurangi Konsumsi Energi

- Editor

Selasa, 4 Desember 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Teknologi penerangan berbasis internet disinyalir dapat menghemat konsumsi energi. Penerapan teknologi ini dapat diterapkan di berbagai bidang, antara lain penerangan perkotaan, perkantoran, sarana olahraga, dan industri.

INSAN ALFAJRI UNTUK KOMPAS–Pembukaan pameran “City of Light”, Senin (3/12/2018), di Senayan City, Jakarta. Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan tenologi penerangan berbasis internet.

Teknologi ini diperkenalkan oleh Signify atau Euronext: LIGHT, perusahaan bidang pencahayaan, dalam pameran “City Of Light” di Main Atrium Senayan City, Jakarta, Senin (3/12/2018). Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi penerangan berbasis internet atau Interact Internet of Thing (IoT) platform.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

INSAN ALFAJRI UNTUK KOMPAS–Rami Hajjar, Country Leader of Signify Business Operations in Indonesia

Rami Hajjar, Country Leader of Signify Business Operations in Indonesia, mengatakan, Interact IoT platform adalah platform berbasis komputasi awan (cloud) yang aman dan terukur, menggunakan manajemen data serta kemampuan untuk memproses data agar bermanfaat lebih dari sekadar pencahayaan.

Adapun penerapannya menyentuh berbagai bidang, penerangan jalan dan ruang publik, kantor dan gedung komersial, pabrik, hotel, stadion, dan toko ritel.

“DKI Jakarta sudah menerapkan ini. Ada 160.000 titik lampu di DKI Jakarta yang menggunakan interact IoT platform,” kata Hajjar.

Dengan platform ini, penerangan di berbagai sudut Jakarta bisa diatur sesuai kebutuhan. Untuk jalan yang rawan dan ramai, misalnya, pencahayaan lampu otomatis lebih terang. Sementara untuk jalanan yang tidak begitu ramai, pencahayaan bisa redup.

“Semua lampu itu dikendalikan hanya dengan satu panel. Di samping hemat energi, sistem ini juga menghemat biaya operasional. Selain itu, proses perbaikan juga bisa ditekan karena lampu tidak hidup secara terus menerus dan hanya disesuaikan dengan kebutuhan,” lanjut dia.

Lim Sau Hong, Country Marketing Manager Signify Indonesia menambahkan, cahaya telah menjadi bahasa cerdas baru. Dengan menggunakan IoT, penerangan bisa tersambung melalui gawai.

Hal itu dipamerkan pada salah satu stan yang ada di Main Atrium Senayan City. Pada stan berukuran 3meter x 6 meter, terdapat lampu warna-warni yang berada di dinding, atap, dan di atas meja-meja. Seorang karyawan Signify mengeluarkan gawai dan mengatur pemilihan cahaya lampu-lampu tersebut. “Warna lampu bisa disesuaikan dengan mood penggunanya,” kata karyawan itu.

INSAN ALFAJRI UNTUK KOMPAS–Penjaga stan pameran “City of Light” menjelaskan tentang pencahayaan ruangan yang bisa diatur melalui gawai, Senin (3/12/2018). Ini merupakan salah satu aplikasi dari teknologi interact IoT platform.

Tepat di tengah atrium utama, berdiri menara yang bernama “Gaze of Light”. Menara dengan tinggi 16 meter itu dihias dengan lampu warna-warni. Sementara di stan di sebelahnya, karyawan Signify memainkan komputer jinjing untuk mengubah warna lampu.

Di tempat sama, Plt Direktur Ekonomi Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika Nizam Waham mengatakan, penggunaan teknologi terkini menjadi pilihan dalam “Gerakan menuju 100 Smart City”.

Program bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan ini, bertujuan membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi.

Dia memaparkan, 50 persen populasi dunia tinggal di daerah perkotaan, diperkirakan meningkat hingga 66 persen sebelum 2050. Sementara pada tahun 2045, sekitar 82 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan.

“Ini menempatkan tekanan besar pada infrastruktur kota, seperti transportasi, perumahan, air, dan layanan kota. Isu ini dapat ditanggulangi secara cerdas melalui penggunaan teknologi terbaru untuk untuk proses efisiensi,” kata dia.

Pameran “City of Light” ini berlangsung dari I Desember 2018 hingga 13 Januari 2019. Pengunjung dapat mengunjungi stan-stan yang menerapkan teknologi penerangan berbasis internet. (INSAN ALFAJRI)–ADHI KUSUMAPUTRA

Sumber: Kompas, 3 Desember 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB