Diperkirakan, beberapa tahun mendatang akan terjadi rush lagi dalam sistem informasi. Kali in yang menjadi primadona adalah perangkat komputer generasi ke lima, yaitu Sistem Intelegensi Buatan (artificial intelligence) dan Sistem Pakar (expert system). Diperkirakan hal ini akan menjadi semacam revolusi pada teknik pemrograman komputer dan bagi mereka yang berkecimpung dalam sistem informasi komputer, penguasaan akan teknik ini adalah mutlak.
Sistem inteligensi buatan
Sebenarnya konsep SIB sangat sederhana. Yaitu membuat komputer mampu berpikir seperti manusia. Artinya komputer dituntut untuk mampu merunut informasi, mengolahnya dan mengambil keputusan.
Untuk memahami cara kerja SIB ini kita melihat cara otak kita bekerja. Bila kita menghadapi suatu masalah secara sederhana terdapat empat perangkat masalah yang harus kita analisa, yaitu hasil yang ingin dicapai, informasi/data dan konsekuensinya, sortir data, dan keterkaitan antar data.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai contoh, misalnya kita ingin melihat sistem intelegensi A yang berumur 5 tahun untuk memecahkan masalah hubungan saudara di suatu keluarga. Masalah tersebut dapat dirincikan sebagai berikut. Tujuan (goal) adalah mencari hubungan saudara dari beberapa sampel/data Data (facts) (a) orangtua Toni adalah Susi dan Tono, (b) orangtua Uli adalah Batu dan Mimi, (c) orangtua Ria adalah Batu dan Mimi, (d) orangtua Ani adalah Susi dan Tono, (e) kucing Uli namanya, Babat, dan (f) mobil Tono berwarna merah.
Sortir data menghasilkan data (e) dan (f) tidak relevan dengan tujuan jadi tidak perlu dipikirkan. Konsekuensi dan keterkaitan antardata menjadi (a) Bila Toni dan Ani sama-sama mempunyai orangtua Susi dan Tono, tentu mereka bersaudara, dan (b) Idem pada Ria dan Uli. Kesimpulannya Toni bersaudara dengan Ani, Ria dengan Uli.
Terlihat bahwa secara berurutan otak melakukan analisa tujuan, sortir data sesuai tujuan, membandingkan antardata dan mengambil keputusan.
Masalah di atas mungkin bisa dipecahkan secara cepat oleh si A yang berumur 5 tahun. Tapi bagaimana bila sampelnya 1000 orang atau kualitas masalah ditingkatkan? Misalnya saja tujuannya menentukan siapa saudara perempuan atau saudara laki-laki, siapa adik atau siapa kakak. Tentu A akan kewalahan karena faktor ingatan akan akan data dan analisa keterkaitan antardata tidak memenuhi. Mungkin dalam hal ini diperlukan si B yang berumur 8 tahun untuk menjawabnya.
Dalam SIB struktur program dibuat sedemikian rupa mengikuti prinsip intelegensi tersebut di atas. Tergantung pada kebutuhan pemrogram, tingkat kepintaran SIB dapat diatur-atur misalnya setingkat si A atau si B tanpa modifikasi yang rumit. Bagaimana caranya?
SIB dan komputer standar
Perbedaan utama SIB dan program komputer standar adalah dalam hal keluwesannya menerima dan mengolah informasi baru. Pada program standar, komputer diajarkan menerima informasi dan mengolahnya langkah demi langkah melalui algoritma tertentu untuk mencapai solusi.
Pada SIB, komputer diprogram untuk mengetahui medan problem yang dihadapi, batasannya dan ditambah kemampuan menganalisa kaitan antar elemen masalah. Jadi SIB diprogram untuk mencari sendiri metode dalam mencari solusi.
Hal ini mungkin dilakukan karena dalam SIB program disusun berupa manipulasi dan representasi simbol. Simbol untuk menggambarkan obyek, proses dan hubungannya ini bisa berupa huruf, kata ataupun nomor.
Dengan sifatnya yang memakai simbol-simbol ini, SIB dapat menjangkau masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan secara numerik (misalnya masalah manajerial dan medis), yang selama ini sukar dijangkau program standar. Kepintaran SIB ditentukan oleh kepintaran pemrogramnya, tapi secara umum suatu program dapat dikatakan berinteligensi bila program kepintarannya terletak antara program standar dan manusia.
Meskipin SIB dapat dibuat dengan bahasa komputer standar (Basic, Pascal, C), tapi untuk mendapatkan kemampuan optimum sebaiknya digunakan bahasa khusus SIB, misalnya Prolog dan LISP.
Sistem pakar
Karena keluwesannya, SIB dapat digunakan di segala bidang dengan masing-masing problem khususnya, di mana yang paling utama diperlihatkan pada gambar.
Sistem Pakar (SP) merupakan bidang yang paling pesat perkembangannya. Pada SP komputer diprogram untuk menyerap pengetahuan satu atau lebih ahli di bidang tertentu. Akibatnya komputer dapat bertindak sebagai seorang konsultan yang kepintarannya setingkat dengan ahli-ahli tersebut. Hal ini tentu sangat penting untuk menjaga supaya pengetahuan seorang ahli yang langka tidak hilang, misalnya saja akibat usia lanjut, sakit, pindah tempat ataupun kematian.
Secara sederhana SP terdiri atas 3 bagian utama yaitu pengetahuan dasar sistem inferensi dan media penghubung. Pengetahuan dasar berisikan fakta-fakta, ide,hubungan dan interaksi antardata. Sistem inferensi menganalisa informasi-informasi pada pengetahuan dasar dan mengambil kesimpulan, sedang media penghubung berfungsi untuk dialog antara program dan pemakai.
Idealnya SP dipakai pada masalah berdata non numerik berjumlah besar yang saling berkaitan, di mana komputer dituntut untuk memberikan alternatif terbaik dari daftar pilihan yang panjang. Misalnya saja dalam bidang medis, SP dapat diprogram untuk mengingat gejala semua penyakit dan kaitan antar gejala tersebut.
Bila ia dijalankan, ia bisa mendiagnosa penyakit dari gejala yang dimasukkan, deskripsi penyakitnya dan pemecahannya. Selain bisa mengganti dokter pada keadaan terjepit, program SP ini juga bisa berlaku sebagai partner dari dokter tersebut.
Komputer menggantikan manusia?
Meskipun SIB bisa membuat komputer semakin pandai dan berkemampuan tinggi, keinginan manusia untuk mempunyai mesin yang dapat berpikir persis seperti dirinya masih tetap merupakan impian. Misalnya kemampuan untuk belajar, emosi, imajinasi dan kreativitas seorang bocah berumur 2 tahun, apakah komputer bisa menirunya?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, para ahli komputer mulai bekerja sama dengan ahli-ahli filosofi, psikologi, bahasa dan ilmu syaraf. Riset di bidang mikrobiologi misalnya mengatakan bahwa sebaiknya komputer masa depan menggunakan sistem sirkit logika molekuler untuk menggantikan sirkit elektronik silikon saat ini.
Atau memang sebaiknya komputer tidak bisa menyamai kemampuan manusia? Karena komputer toh memang diciptakan untuk menolong manusia, bukan mengambil alih tugas manusia.
Sigit Sukmono, lulusan Geologi dan calon dosen ITB
Sumber: Kompas, 24 Agustus 1988