Penelitian pada semut dari genus Atta menunjukkan bakteri yang bersimbiosis dengan mereka memainkan peran kunci dalam komunikasi antarindividu dan juga pertahanan koloni melawan patogen.
Penelitian University of São Paulo (USP) di Brazil menemukan bakteri pada mikrobiota yang berasosiasi dengan semut pemotong daun, Atta sexdens rubropilosa. Asosiasi ini menghasilkan feromon jejak seperti senyawa kimia aromatik yang digunakan semut untuk meletakkan jejak di sarangnya. Laporan ilmiah ini dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports.
Pada semut A sexdens rubropilosa, zat piazin dari golongan senyawa heterosiklik, memandu semut tanpa menyimpang dalam perjalanan ke sarangnya. Peneliti Mônica Tallarico Pupo, seorang profesor di Universitas São Paulo Ribeirao Preto School of Pharmaceutical Sciences (FCFRP-USP) dan peneliti utama untuk proyek tersebut, menekankan produksi pyrazine oleh bakteri pada semut diamati di lebih dari satu koloni.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Apakah jejak feromon dihasilkan oleh bakteri Serratia marcescens atau apakah S marcescens hanya membantu proses keseluruhan? Penelitian kami bermaksud mencari jawaban,” katanya pada Sciencedaily, (Senin, 9/4/2018).
MISBAH HIDAYAT–Sekumpulan semut bergotong-royong mengangkat mangsanya, lalat mati.
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian doktoral Eduardo Afonso da Silva Junior dan dilakukan dalam kemitraan dengan para ilmuwan di Universitas Harvard di Amerika Serikat di bawah naungan proyek yang didukung São Paulo Research Foundation – FAPESP dan Institut Kesehatan Nasional AS (NIH).
Bakteri penghasil pirazin ditemukan secara kebetulan ketika para ilmuwan mencari mikroorganisme yang mampu melindungi koloni semut dari jamur parasit.
“Daun yang dibawa ke sarang mereka berfungsi sebagai substrat untuk budidaya jamur Leucoagaricus gongylophorous. Namun, sistem ini rentan terhadap infeksi,” jelas Pupo.
Dalam beberapa kasus, spesies patogen lain yang dapat mengganggu kelangsungan hidup koloni semut tumbuh pada jamur yang mereka makan. Bakteri simbiotik menghasilkan senyawa yang dapat membunuh jamur parasit tanpa merusak sumber makanan. (Sciencedaily/ICH)
Sumber: Kompas, 11 April 2018