Sekolah Calon Ilmuwan Perlu Kajian Mendalam

- Editor

Rabu, 14 September 2011

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejumlah kalangan menilai wacana membuat sekolah khusus ilmuwan perlu kajian mendalam karena belum tentu berkorelasi positif dengan perkembangan kehidupan sang anak.

Ketua Dewan Juri Olimpiade Sains Nasional (OSN) Matematika Tingkat SD/SMP Saladin Utunggadewa mengatakan, seperti sekolah untuk anak berkebutuhan khusus (ABK), perkembangan anak akan semakin bagus jika dimasukkan ke dalam sekolah inklusi, sekolah di mana ABK dapat belajar dengan anak normal lainnya dan bahkan perkembangan sang anak juga lebih baik karena tidak merasa terkucilkan.

Konsep itu yang seharusnya digunakan Kemendiknas bagi anak-anak calon dan atau pemenang olimpiade. Dia mengkhawatirkan, apabila mereka masuk ke sekolah khusus,akan seperti dikarantina dari kehidupan yang normal.“Cukup disiapkan secara khusus saja, tapi bukan dengan sekolah khusus. Saya khawatir mereka akan makin tercerabut dari akarnya,” katanya ketika dihubungi kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dosen Matematika dari ITB ini menambahkan, siswa-siswi berbakat itu tidak perlu dimasukkan dalam kelas berbeda karena seperti sistem dirinya mengajar sebagai dosen yakni kelas yang baik terlihat dari sejauh mana tingkat kepahaman mahasiswa akan suatu materi. Jika ada siswa yang sudah lebih jauh memahami dan dirinya mampu mengajari temannya yang kurang paham, ada simbiosis mutualisme antara keduanya.

“Jadi masih perlu kajian yang sangat mendalam,” analisisnya. Anggota Komisi X DPR Raihan Iskandar menilai sekolah khusus itu belum perlu dibangun.Menurut dia, masih banyak sekolah berasrama di provinsi yang sistem pengajarannya cukup bagus untuk menyemai bibit-bibit olimpiade.

Jika dimasukkan dalam kelas khusus, sama saja Kemendiknas menganggap mereka sebagai siswa yang tidak normal sehingga perlu dikarantina secara khusus. Diketahui, Kemendiknas tahun depan akan membuat satu sekolah khusus yang akan mendidik pemenang olimpiade nasional maupun internasional.

Pembinaan dimulai dari sekolah dasar hingga menengah tanpa ada bayaran sepeser pun.Mendiknas M Nuh berjanji sistem pengajaran yang dibuat, selain mengadopsi sistem sekolah nasional, juga akan dilengkapi dengan kelas riset.  ?neneng zubaidah

Sumber: Koran Sindo, 14 September 2011

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’
Berita ini 1 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 7 Februari 2024 - 13:56 WIB

Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Senin, 13 November 2023 - 13:59 WIB

Meneladani Prof. Dr. Bambang Hariyadi, Guru Besar UTM, Asal Pamekasan, dalam Memperjuangkan Pendidikan

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB