Sejarawan Dunia Kaji Asia di Solo

- Editor

Rabu, 27 Juni 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Konferensi Internasional Asosiasi Sejarawan Asia akan diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah, 2-6 Juli 2012. Forum terbesar sejarawan di seluruh dunia itu mengkaji soal Asia.

Asosiasi Sejarawan Asia Internasional (IAHA) merupakan asosiasi profesi. Tujuannya, mengkaji dan mempromosikan penelitian sejarah di Asia. Sebanyak 286 pemakalah dari 25 negara akan mempresentasikan kajian mereka tentang sejarah di Asia. Mereka yang hadir bukan hanya dari negara di Asia, melainkan juga dari Eropa dan Amerika.

Sejarawan Taufik Abdullah, yang juga ketua penyelenggara IAHA, mengatakan, selain pemakalahnya para ahli sejarah, peserta konferensi adalah para pemegang kebijakan dan wakil perguruan tinggi di negara masing- masing. ”Konferensi itu selain bisa menambah ilmu pengetahuan bagi sejarawan, juga bisa dimanfaatkan saling memahami akar kesejarahan antarbangsa,” kata Taufik pada jumpa pers di Jakarta, Selasa (26/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Bahasan itu relevan mengingat banyak terjadi klaim kebudayaan oleh negara lain.

Tahun ini, Indonesia tiga kali menjadi tuan rumah IAHA. Sebelumnya, diadakan di Yogyakarta (1974) dan Jakarta (1998). Menurut Taufik, konferensi tahun 1998 merupakan konferensi yang tak bisa dilupakan para pesertanya. ”Mereka melihat dan mengamati langsung pergolakan di Indonesia,” katanya.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan, hasil konferensi bisa dimanfaatkan untuk menyusun strategi kebudayaan Indonesia. ”Para ahli sejarah punya peran signifikan memperkuat posisi kebudayaan Indonesia,” kata Wiendu.

Konferensi akan membahas berbagai isu. Hal itu di antaranya sejarah dan studi sejarah; pergerakan manusia dalam kawasan berikat; jender, politik, dan demokrasi; serta demografi, urbanisasi, dan transportasi. Penutupan acara akan diadakan di pelataran Candi Prambanan. Peserta diajak menyaksikan Sendratari Ramayana di bawah sinar bulan purnama. (IND)

Sumber: Kompas, 27 Juni 2012

————

Sejarawan Dunia Berkumpul di Indonesia

Konferensi Internasional Asosiasi Sejarawan Asia (International Associations of Historian of Asia/IAHA) diselenggarakan di Solo, Jawa Tengah, 2-6 Juli. Forum tersebut merupakan forum terbesar bagi sejarawan di seluruh dunia yang mengkaji soal Asia.

IAHA yang terbentuk tahun 1960 merupakan asosiasi profesi serta bertujuan mengkaji dan mempromosikan penelitian sejarah di Asia. Sebanyak 286 pemakalah dari 25 negara, termasuk dari Eropa dan Amerika, akan mempresentasikan hasil kajian mereka tentang sejarah di Asia.

Pada pembukaan konferensi, Senin (2/7), delegasi dijamu di Keraton Kasunanan, Surakarta. Dalam sambutannya, Presiden IAHA Azyumardi Azra mengatakan bahwa beberapa dekade terakhir banyak kritik terhadap sejarah. Sejarah lebih sering dikaitkan dengan peristiwa politik semata saat para elite politik bertarung dan berebut kekuasaan.

”Sejarah manusia sebenarnya lebih dari sekadar urusan politik. Sejarah manusia sangat kompleks, penuh nuansa dan warna. Tidak mungkin dimengerti hanya dari satu perspektif,” kata Azyumardi. Sejak abad ke-20, James Harvey Robinson, sejarawan Amerika, mencetuskan gagasan baru tentang sejarah. Pembahasan sejarah diperluas dalam bidang sosial, ilmu pengetahuan, dan intelektual.

Sejarawan Taufik Abdullah, yang juga ketua penyelenggara IAHA, mengatakan, selain pemakalah yang merupakan para ahli sejarah, mereka yang diundang dalam konferensi tersebut adalah para pemegang kebijakan dan wakil perguruan tinggi di negara masing-masing.

”Konferensi ini, selain bisa memberikan tambahan ilmu pengetahuan, juga bisa dimanfaatkan untuk saling memahami akar kesejarahan di antara bangsa,” kata Taufik.

Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan, hasil konferensi bisa dimanfaatkan untuk menyusun strategi kebudayaan. (IND/EKI)

Sumber: Kompas, 3 Juli 2012

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB