Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV UGM) telah menutup sebanyak 15 porgram studi Diploma Tiga atau D3 yang dialihkan menjadi program studi Sarjana Terapan atau Diploma Empat (D4). Penutupan tersebut sebagai bagian dari upaya SV UGM sejak 2019 untuk membuka program studi Sarjana Terapan yang hingga tahun ini terdapat 21 prodi Sarjana Terapan sudah terakreditasi.
Pembukaan prodi sarjana terapan ini diharapkan nantinya SV UGM memiliki keunggulan pada bidang ilmu terapan, kompeten dan memiliki keterampilan yang siap kerja. “Pada 2022, Sekolah Vokasi UGM sudah memproses penutupan prodi Diploma Tiga. Sebanyak 15 prodi telah ditutup dan telah disahkan oleh Senat Akademik,” ujar Dekan Sekolah Vokasi SV UGM Agus Maryono dikutip dari laman resmi UGM pada Senin, 31 Oktober 2022.
Saat ini terdapat 11 mahasiswa yang masih aktif di D3. Sedangkan jumlah mahasiswa aktif sarjana terapan atau diploma empat berjumlah 5.231 mahasiswa. Agus Maryono menyebutkan sudah ada 21 prodi di SV UGM yang sudah memiliki akreditasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari sisi lulusan sarjana terapan, hasil tracer study yang dilakukan oleh Sekolah Vokasi UGM selama tiga tahun terakhir menunjukkan semakin banyak alumni yang berwirausaha dan bekerja seiring dengan pembentukan prodi D4 dan penutupan prodi D3. “Jumlah alumni yang melanjutkan studi juga berangsur menurun,” katanya.
Agus menyebutkan pada 2022 ini, jumlah alumni yang mencari kerja hanya tersisa 8,15 persen. Adapun masa tunggu untuk mendapatkan pekerjaan pertama bagi lulusan SV UGM juga berangsur menurun. “Rata-rata masa tunggu lulusan untuk mendapatkan pekerjaan hanya 4 bulan,” katanya.
Berdasarkan hasil tracer study ini, kata Agus Maryono, alumni SV UGM semakin cepat terserap di dunia kerja meskipun rata-rata mendapatkan kerja masih dalam waktu empat bulan. Namun, masa tunggu lulusan didominasi pada satu bulan pertama sudah mendapatkan pekerjaan.
Rektor Universitas Gadjah Mada Ova Emilia mengatakan lulusan Sekolah Vokasi UGM diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang profesional dalam mendukung pembangunan bangsa. Menurut Rektor, era globalisasi dengan kemajuan teknologi telah membuka peluang kerja baru, namun juga meningkatkan persaingan kerja lebih kompetitif dengan kualifikasi sdm dan dengan daya saing yang tinggi.
Menurutnya, bangsa Indonesia akan menghadapi tantangan adanya bonus demografi pada tahun 2030-2040 sehingga jumlah sumber daya manusia yang didominasi usia produktif tersebut harus dikelola oleh negara untuk disiapkan mampu bekerja dan berwirausaha.
”Sekolah Vokasi sangat berperan besar. UGM sendiri berkomitmen untuk menyiapkan SDM berkualitas serta memiliki strategi yang optimal untuk menyiapkan lulusan yang unggul dan terampil dalam bidangnya dengan nilai tawar yang tinggi di tingkat persaingan global,” katanya.
Reporter Tempo.co
Editor Devy Ernis
Sumber: Tempo.co, Senin, 31 Oktober 2022