Saatnya Pembelajaran Selaras Abad Ke-21

- Editor

Kamis, 29 Maret 2018

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kebutuhan pendidikan keterampilan abad ke-21 bagi pelajar belum dibarengi pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal di lembaga-lembaga pendidikan. Pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi disarankan dikembalikan ke kurikulum.

Hal itu mengemuka dalam ”Diskusi Kelompok Terpimpin: Pembelajaran Coding dalam Menumbuhkan Kecakapan Abad Ke-21 dan Pemikiran Terkomputasi”, Rabu (28/3), di Jakarta.

Pegiat TIK Onno Poerbo mengatakan, selama ini TIK dipelajari secara otodidak oleh masyarakat Indonesia. ”Hasil yang dicapai bervariasi dan tidak terstandar,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada dasarnya, lanjut Onno, pembelajaran TIK tidak sebatas bisa memakai teknologi dan menciptakan aplikasi. Penguasaan teknologi berarti memberikan kedaulatan bagi orang Indonesia agar bisa berpikir kritis, analitis, dan kreatif serta menuangkannya ke dalam karya.

”TIK hendaknya berkembang secara terstruktur di dalam kurikulum agar fondasi yang ditanamkan kuat serta ada capaian terukur,” ucapnya.

KOMPAS/LARASWATI ARIADNE ANWAR–Manajer Senior? Program Pembelajaran Eduspec Angelina Andrew memaparkan tentang keterampilan dalam pembelajaran di abad ke-21 di Jakarta, Rabu (28/3/2018)

Kurikulum 2013 menghapus TIK sebagai mata pelajaran dengan alasan dilesapkan ke dalam setiap mata pelajaran. Guru-guru semua mata pelajaran semestinya menguasai TIK sebagai alat bantu mengajar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah memberikan arahan bahwa guru TIK dapat berkolaborasi dengan mata pelajaran lain, seperti prakarya atau muatan lokal (Kompas, 29 Januari 2018).

Sekretaris Jenderal Komunitas Guru TIK dan Keterampilan Komputer dan Pengolahan Wijaya Kusumah menerangkan, guru TIK tidak memiliki mandat untuk mencampuri urusan guru mata pelajaran lain. ”Guru TIK tak bisa serta-merta memberikan pelatihan kepada guru-guru lain tentang penggunaan komputer,” ujarnya.

Kemampuan TIK mandek
Selain itu, ia juga mengemukakan, guru-guru TIK dialihfungsikan untuk mengajar prakarya atau muatan lokal. Akibatnya, kemampuan TIK mereka tak diperbarui sesuai kebutuhan zaman sekarang. ”Jika disuruh kembali mengajar TIK, harus ada pelatihan untuk memutakhirkan pengetahuan para guru,” kata Wijaya.

Dalam diskusi itu, Manajer Senior Program Pembelajaran Eduspec Angelina Andrew menjelaskan, TIK merupakan peranti keras. Hal pertama yang harus dikembangkan guru ialah pendidikan karakter siswa. Dengan demikian, siswa akan menggunakan kreativitasnya berteknologi untuk hal-hal positif. (DNE)–LARASWATI ARIADNE ANWAR

Sumber: Kompas, 29 Maret 2018

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB