Rokok Ancam Bonus Demografi Indonesia

- Editor

Kamis, 3 Maret 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Remaja menjadi target pasar industri rokok tertinggi di Indonesia. Regulasi pengendalian tembakau yang lemah dikhawatirkan berpengaruh pada kesehatan dan kualitas sumber daya manusia Indonesia menjelang bonus demografi mendatang.

Pengaruh keberlangsungan industri rokok pada kesehatan dan kualitas sumber daya individu masyarakat Indonesia dibahas dalam seminar publik tentang “Rokok Ancam Generasi Emas 2045”, Rabu (2/3/2016) di Jakarta.

Bonus demografi karena tinggi jumlah manusia usia produktif diperkirakan akan terjadi pada rentang 2025-2035. Itu menjadi peluang peningkatan pertumbuhan ekonomi dengan ketersediaan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Di sisi lain, rokok berdampak pada kehamilan dan kesehatan anak. Saat ini, 20 persen pemuda di Indonesia menggunakan tembakau dan mengonsumsi rokok pada usia yang lebih muda.

Data Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan, prevalensi perokok usia 15-19 tahun sebesar 57,3 persen pada laki-laki dan 29,2 persen pada perempuan. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dari berbagai kelompok usia.

d2bcb4dc98eb4c22b30ec01c5ee456f4Guru besar ekonomi dan mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim mengatakan, anak dan remaja menjadi target pasar industri rokok saat ini. Remaja mudah terpengaruh zat adiktif dengan membiasakan mereka terhadap nikotin. Hal tersebut dapat menjadi awal konsumsi narkoba.

“Ada 90 persen pencandu narkoba adalah perokok usia dini. Ini tidak boleh dibiarkan. Pada saat bonus demografi harus dibarengi produktivitas yang baik dengan kualitas berpikir yang baik,” kata Emil yang menjadi salah satu pembicara dalam diskusi tersebut.

Ketua Badan Khusus Pengendalian Tembakau Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Widyastuti Soerojo mengatakan, efek adiktif yang membuat orang kembali mengonsumsi rokok.

“Industri menyatakan, remaja adalah target pembeli rokok di masa depan. Jadi, jelas target mereka adalah remaja. Ini yang bahaya ketika kesehatan dikorbankan,” kata Widyastuti.

Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia Ilham Oetama Marsis mengatakan, bahaya rokok tidak hanya ditanggung oleh generasi saat ini, tetapi juga memengaruhi satu generasi yang akan datang. Zat kimia dalam asap rokok akan terus mengikuti rantai kehidupan perokok hingga turun ke anaknya.

“Dimungkinkan ada gangguan neurologis. Muaranya, daya inteligensia orang menjadi rendah. Padahal, generasi ini yang akan memimpin bangsa kita ke depan,” kata Oetama.

Meningkatnya jumlah perempuan perokok akan memengaruhi kelahiran bayi dengan berat badan rendah. Meski perempuan tidak merokok, jika terpapar asap rokok, akan menjadi perokok pasif. Kesehatan perempuan itu terganggu, termasuk kualitas rahim menurun. Akhirnya, generasi yang diharapkan pada masa bonus demografi tidak memiliki produktivitas tinggi karena kualitas intelegensia kurang.(C07)

Sumber: Kompas Siang | 2 Maret 2016

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 12 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB