Riset terkait Gambut Perlu Ditingkatkan

- Editor

Rabu, 12 Agustus 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sampai kini sejumlah riset, kajian, maupun jurnal internasional terkait dengan hidrologi maupun pengelolaan gambut agar selalu basah dianggap masih minim. Kajian diperlukan untuk menjadi dasar pengambilan kebijakan.

Riset maupun kajian yang meliputi hidrologi maupun pengelolaan gambut mendesak untuk ditingkatkan. Sebab, sampai saat ini sejumlah riset, kajian, maupun jurnal internasional terkait dengan hidrologi maupun pengelolaan gambut agar selalu basah dianggap masih minim.

Deputi Penelitian dan Pengembangan Badan Restorasi Gambut (BRG) Haris Gunawan mengungkapkan, pihaknya cukup kesulitan menemukan kajian internasional terkait hidrologi gambut. Minimnya riset ini menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi pengelolaan gambut di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Perlu ada riset soal gambut yang benar-benar harus dikejar dari aspek hidrologi. Penelitian tentang bagaimana melakukan restorasi pada skala lanskap juga merupakan tugas besar yang harus diselesaikan,” tuturnya dalam diskusi daring, Selasa (11/8/2020).

Dalam menjawab tantangan tersebut, BRG tengah mengembangkan sejumlah sistem pemantauan, pengawasan, hingga pengelolaan lahan gambut. Salah satu yang dikembangkan yaitu sistem deteksi dini Fire Danger Rating System (FDRS) khusus gambut berbasis data-data air di darat dan kelembaban tanah dari analisis citra satelit.

SAVE OUR BORNEO—Lokasi gambut di PT AUS seblum terbakar pada akhir tahun 2013, di Kabupaten Katingan, Kalteng.

Tantangan lainnya menurut Haris yaitu program restorasi tidak bisa hanya dilakukan di satu lokasi, tetapi harus dalam level lanskap atau skala yang lebih luas. Sebab, lanskap lahan gambut memiliki memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri. Tetapi di sisi lain, permasalahan di setiap lanskap juga beragam seperti perambahan, penebangan liar, hingga kebakaran.

Dari level masyarakat, inovasi juga mulai banyak bermunculan. Masyarakat mitra BRG banyak mengembangkan komoditas ramah gambut. Mereka juga mulai memahami pentingnya ketersediaan air di lahan gambut.

“Produk turunan saat ini banyak dikembangkan untuk kepentingan diversifikasi berbagai macam olahan sagu. Kami juga mempertimbangkan bagaimana sagu itu ramah lingkungan. Masalah dasarnya adalah pada aspek hilirisasi dan pemasaran,” katanya.

Guru besar studi gambut dan Paleoekologi Universitas Greifswald Jerman, Hans Joosten menyatakan, dalam melakukan riset atau mengembangkan sistem yang sesuai untuk pengelolaan gambut, perlu melakukan eksperimen di tingkat tapak atau lapangan. Selain itu, riset juga perlu didukung dengan teknologi berupa analisis citra satelit.

Guru besar ilmu tanah Universitas Gadjah Mada (UGM) Azwar Maas menambahkan, yang terpenting dalam pengelolaan lahan gambut ialah menjamin tidak terjadi lagi kebakaran. Peningkatan produktivitas juga dinilai lebih utama daripada ekstensifikasi atau perluasan area.

“Untuk mengerti kondisi gambut harus mengetahui kejadian-kejadian secara geologi, geomorfologi, dan pedologi. Misalnya, jika diteliti gambut juga memengaruhi proses terbentuknya batubara dari sebuah proses geologi,” tambahnya.

Oleh PRADIPTA PANDU

Editor: ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 11 Agustus 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 0 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB