Riset Baterai di Indonesia Terus Berkembang

- Editor

Rabu, 28 Desember 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

PT Blue Bird, Tbk meluncurkan mobil tenaga listrik sebagai armada terbarunya di Jakarta, Senin (22/4/2019). Pada tahap awal dioperasikan 25 unit mobil listrik BYD untuk layanan Bluebird dan 4 unit mobil listrik Tesla untuk layanan Silverbird. Peluncuran dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono, serta Presiden Direktur Blue Bird Group Holding Noni Purnomo.

KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI)
22-04-2019

PT Blue Bird, Tbk meluncurkan mobil tenaga listrik sebagai armada terbarunya di Jakarta, Senin (22/4/2019). Pada tahap awal dioperasikan 25 unit mobil listrik BYD untuk layanan Bluebird dan 4 unit mobil listrik Tesla untuk layanan Silverbird. Peluncuran dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, Direktur PT Blue Bird Tbk Adrianto Djokosoetono, serta Presiden Direktur Blue Bird Group Holding Noni Purnomo. KOMPAS/PRIYOMBODO (PRI) 22-04-2019

Riset akan teknologi dan material baterai terus dikembangkan di Indonesia. Sejumlah hasil, antara lain, baterai sudah bisa dibuat menggunakan nikel dan kobalt saja.

Inovasi terus dikembangkan menuju transisi energi. Kini, penelitian menunjukkan bahwa pembuatan baterai litium cukup dengan nikel dan kobalt saja. Pembuatan baterai tidak perlu menyertakan mangan seperti sebelumnya. Hal ini membawa angin segar bagi produksi baterai dalam negeri karena tidak perlu menunggu impor mangan.

”Memang idealnya baterai litium itu menggunakan nikel, mangan, dan kobalt atau disingkat NMC. Penelitian yang kami kembangkan juga menemukan bahwa baterai sudah bisa menggunakan nikel dan kobalt saja,” kata Corporate Engagement National Battery Research Institute (NBRI) Baihaqi Muhammad pada Rabu (14/12/2022) di Jakarta. Ia berbicara dalam kegiatan Konferensi Internasional Teknologi dan Bahan Material Lanjutan (ICAMT).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Penelitian pembuatan baterai tersebut dilakukan untuk memaksimalkan sumber daya alam yang ada di Indonesia. Hal ini, menurut Baihaqi, karena persediaan mangan di Indonesia terbatas sehingga menuntut untuk mengembangkan bahan yang tersedia.

”Baterai dengan kandungan nikel dan kobalt terbatas hanya digunakan pada perangkat elektronik rumah tangga. Untuk baterai litium yang digunakan pada kendaraan listrik yang pasti menggunakan mangan,” tambah Baihaqi.

Menurut Direktur Utama Industri Baterai Indonesia BC Toto Nugroho, pada awal produksi, bahan baku pembuatan baterai, seperti nikel, litium, kobalt, dan grafit, masih diimpor. Namun, pada 2025-2026 mendatang, Indonesia baru akan menggunakan nikel dari dalam negeri. Hal ini mengingat PT Antam sebagai pemasok nikel tengah merampungkan transaksi izin usaha pertambangan yang ditargetkan kelar pada triwulan IV-2022 dan diproduksi pada triwulan III-2024.

Khusus untuk litium, Indonesia selama ini tidak memiliki peta persebaran dan cadangannya lantaran minim eksplorasi. Opsi yang bisa dilakukan dalam waktu dekat ini adalah mengimpor litium atau mengakuisisi tambang litium di luar negeri, seperti di Bolivia, Australia, dan sejumlah negara di Afrika (Kompas.id 12/09/2022).

ICAMT 2022 merupakan kolaborasi antara NBRI dan Queen Mary University of London (QMUL), Material Research Society Indonesia (MRS-INA), International Union of Material Research Societies (IUMRS), dan Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI). Acara ini terbagi menjadi dua yaitu, pemaparan hasil penelitian serta lokakarya.

Konferensi tahunan oleh NBRI ini bertujuan untuk mempertemukan dan mendiskusikan ide-ide penelitian terkini dan mendorong kolaborasi dalam bidang material maju dan baterai dari hulu ke hilir dari para ahli, baik lokal maupun internasional.

Melatih sumber daya
Founder NBRI, Evvy Kartini, mengatakan, penelitian yang diajukan dalam konferensi ICAMT 2022 ini mencapai lebih dari 25 naskah dari beberapa kalangan, seperti universitas, pemerintah, peneliti, dan industri dari dalam negeri maupun luar negeri.

”Para peserta memiliki kesempatan tidak hanya mendengarkan, tetapi juga mempresentasikan gagasan mereka, serta mendaftarkan paper mereka di jurnal internasional,” kata Evvy.

Selain itu, adanya pelatihan Training of Trainers (TOT) 2022: Battery Technology from Upstream to Downstream dalam ICAMT juga dapat memaksimalkan produksi bahan baku baterai yang ada di Indonesia dan pengembangan sumber daya manusia pada teknologi baterai.

”Selama ini kendala kita tidak punya smelter. Maka dari itu, pelatihan ini difokuskan pada teknologi baterai dari hulu ke hilir, meliputi pengolahan bahan baku, kebijakan dan regulasi, pengolahan nikel, prospek nikel, komponen baterai lithium-ion, teknologi baterai masa depan, dan pemrosesan teknologi,” ujar Evvy.

Evvy menambahkan, ToT ini diikuti oleh 30 peserta dari industri pertambangan dan peneliti. Selain itu, acara ini juga menghadirkan 15 pakar terkemuka dari kalangan peneliti, praktisi, hingga industri baik nasional maupun global. Diharapkan ToT 2022 bermanfaat bagi semua pihak.

Ketua APNI Nanan Soekarna menekankan, kegiatan ICAMT menunjukkan keseriusan Indonesia dalam pengelolaan nikel dan transisi energi. Dia berharap, setelah acara ini akan mendapatkan hasil nyata.

”Walaupun kita kalah dalam gugatan organisasi perdagangan dunia atau WTO, kita tunjukkan bahwa kita serius mengelola dengan sumber daya manusia kita yang berkualitas,” katanya.

Oleh ZULIAN FATHA NURIZAL

Editor: ICHWAN SUSANTO

Sumber: Kompas, 14 Desember 2022

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB