Produsen Kapal Asing Diandalkan

- Editor

Selasa, 26 April 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

LIPI Ajukan Skema Kapal Kembar
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia berharap tambahan dua kapal riset benar-benar menunjang aktivitas riset. Berkaca pada pengalaman, LIPI memilih kapal riset buatan asing. Agar ada transfer pengetahuan, satu kapal dibuat di Indonesia dengan supervisi ketat.

Pengalaman LIPI, kapal buatan dalam negeri belum memenuhi kualifikasi sebuah kapal riset. Itu terlihat pada Kapal Riset Baruna Jaya (BJ) VII produksi PT PAL Indonesia yang digunakan Pusat Penelitian Laut Dalam LIPI di Ambon, Maluku. “Untuk kapal penumpang, kapal barang, dan kapal perang, PT PAL tidak diragukan. Namun, untuk kapal riset, ada persyaratan yang harus dipenuhi,” kata Kepala LIPI Iskandar Zulkarnain, Senin (25/4), di Jakarta.

BJ VII satu dari dua kapal riset LIPI. Kapal lain, BJ VIII, dibuat di galangan kapal Mjellem & Karlsen asal Norwegia. Kini, dioperasikan Pusat Penelitian Oseanografi LIPI di Jakarta. Sejak awal, BJ VII tak memadai untuk riset kelautan, kecuali riset kajian stok ikan dengan peralatan lebih sederhana. Tingkat getaran dan kebisingan BJ VII melebihi persyaratan yang membuat pengukuran tidak akurat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kapal riset BJ VIII masih prima meski sama-sama berusia 18 tahun. Namun, perlu ganti alat yang lebih canggih.

LIPI mengajukan pembelian dua kapal riset baru. Menurut Iskandar, kapal riset perlu diproduksi industri asing yang terbukti nol toleransi pada kesalahan dari Eropa, Jepang, dan Korsel.

Kemandirian bangsa
Harapan itu disampaikan kepada anggota Komisi VII DPR saat mengunjungi BJ VIII, Sabtu (23/4). Beda pendapat terjadi. Anggota Komisi VII, Zulkieflimansyah, meminta pemerintah dan LIPI mengutamakan produsen kapal dalam negeri. Apa pun hasilnya, itu harga pembelajaran kemandirian bangsa.

Namun, Iskandar menyatakan sebaiknya tak ambil risiko. Jika mengorbankan kualitas, Rp 1 triliun untuk produksi dua kapal baru bakal terbuang karena kapal tak bisa untuk riset.

Menurut Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI Dirhamsyah, LIPI merancang skema “kapal kembar” dalam pembelian kapal. Industri asing yang disetujui nantinya memproduksi kapal pertama di luar negeri. Ditargetkan dibuat pada 2017 dan siap tahun 2018.

Sementara tenaga dalam negeri dari perusahaan pemenang tender pembuatan kapal ikut pelatihan dan membuat kapal kedua di Indonesia dengan supervisi ahli perusahaan asing tadi.

Di Surabaya, Manajer Humas PT PAL Bayu Witjaksono menegaskan, pihaknya mampu membuat kapal riset lebih canggih dari BJ VII. Pihaknya berharap bisa segera membicarakan dengan pihak LIPI.

“Kami punya kapal riset yang masih aktif digunakan Kementerian ESDM dan akan memesan lagi,” kata Bayu. Perihal kondisi BJ VII, kata dia, karena sudah tua dan selama beroperasi tak dirawat PT PAL sehingga kondisinya tak terpantau. (JOG/DEN)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 April 2016, di halaman 14 dengan judul “Produsen Kapal Asing Diandalkan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua
Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS
Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah
Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia
AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru
Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Berita ini 3 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 9 Juli 2025 - 12:48 WIB

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Juli 2025 - 10:21 WIB

Dari Garis Hitam ke Masa Depan Digital: Kronik, Teknologi, dan Ragam Pemanfaatan Barcode hingga QRIS

Senin, 7 Juli 2025 - 08:07 WIB

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Minggu, 6 Juli 2025 - 15:55 WIB

Dari Quick Count ke Quick Lie: Kronik Naik Turun Ilmu Polling di Indonesia

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:58 WIB

AI Membaca Kehidupan: Dari A, T, C, G ke Taksonomi Baru

Berita Terbaru

Artikel

Dusky: Senandung Ibu dari Sabana Papua

Rabu, 9 Jul 2025 - 12:48 WIB

fiksi

Cerpen: Bahasa Cahaya

Rabu, 9 Jul 2025 - 11:11 WIB

Artikel

Di Balik Lambang Garuda di Selembar Ijazah

Senin, 7 Jul 2025 - 08:07 WIB