Potensi Bioavtur Perlu Dikembangkan

- Editor

Sabtu, 11 Februari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bahan bakar nabati dari minyak kelapa untuk pesawat (bioavtur) amat potensial dikembangkan di Indonesia. Selain bahan baku minyak kelapa tersedia di semua daerah, bioavtur lebih ramah lingkungan dibandingkan energi fosil yang digunakan selama ini.

Hal itu dikemukakan Duong Hoang Long, mahasiswa asal Vietnam, saat mempertahankan disertasinya, Study on Soap-Derived Biokerosene: Development on Production Process, Investigation on Fuel Composition and Properties, and Evaluation on Gas Turbine Engine, pada sidang promosi doktor di Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, Jumat (10/2). Ia lulus dengan predikat cum laude.

“Bioavtur strategis bagi industri penerbangan. Sumber energi ini berpotensi dikembangkan di Indonesia dan negara lain di Asia Tenggara karena bahan utama banyak ditemui di sini,” ujarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Duong memaparkan, transportasi udara yang berkembang pesat mendorong permintaan avtur. Bahan bakar dari energi fosil tak terjamin ketersediaannya sehingga harga bahan bakar pesawat berfluktuasi.

Iman K Reksowardojo, salah satu promotor sidang itu, menilai, bioavtur amat cocok dikembangkan di Indonesia. Energi itu tepat jika diproyeksikan menggantikan energi fosil. Jika terus dikembangkan, Indonesia bisa menjadi sumber utama bioavtur itu. Bioavtur yang rendah emisi bisa jadi pertimbangan beralih dari energi fosil.

“Kalau energi fosil, pembuangannya langsung mengumpul di udara dan jadi panas. Itu amat berbahaya bagi lingkungan. Kalau pembuangan bioavtur, itu akan dimakan lagi oleh tanamannya,” ucapnya.

Lebih mahal
Namun, harga bioavtur diperkirakan sedikit lebih mahal dibandingkan energi fosil. Itu karena proses produksi bioavtur lebih lama. “Kalau energi fosil tinggal ambil. Sementara bioavtur harus dibuat dulu, mulai dari penanaman tumbuhannya. Hal itu membuat harganya lebih mahal,” kata Iman.

Menurut Senior Manager of Occupational, Safety, Health, & Environment Garuda Indonesia David Wibisono, bioavtur berpotensi jadi masa depan energi transportasi penerbangan Indonesia. Sebab, sumber energi itu melimpah di Indonesia.

David berharap riset bioavtur dikembangkan karena sejalan dengan upaya pelestarian lingkungan. Namun, faktor harga jadi pertimbangan utama pemakaian bioavtur karena biaya bahan bakar mencapai 20-40 persen dari biaya operasional.

“Kami juga memiliki kebijakan untuk mendukung itu (bahan bakar ramah lingkungan). Kalau harganya bisa sesuai dengan harga avtur biasa, kami siap beralih,” ucapnya. (TAM)
——————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 11 Februari 2017, di halaman 14 dengan judul “Potensi Bioavtur Perlu Dikembangkan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia
Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama
Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an
AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah
Ancaman AI untuk Peradaban Manusia
Tingkatkan Produktivitas dengan Kecerdasan Artifisial
Menilik Pengaruh Teknologi Kecerdasan Buatan dalam Pendidikan
Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 16 Februari 2025 - 09:06 WIB

Masalah Keagenan Pembiayaan Usaha Mikro pada Baitul Maal wa Tamwil di Indonesia

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:57 WIB

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:52 WIB

Jembatan antara Kecerdasan Buatan dan Kebijaksanaan Manusia dalam Al-Qur’an

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:48 WIB

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Februari 2025 - 08:44 WIB

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Berita Terbaru

Berita

Perkembangan Hidup, Teknologi dan Agama

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:57 WIB

Berita

AI di Mata Korporasi, Akademisi, dan Pemerintah

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:48 WIB

Berita

Ancaman AI untuk Peradaban Manusia

Minggu, 16 Feb 2025 - 08:44 WIB