Pisang agung semeru memiliki nutrisi pro-vitamin A sangat tinggi, yaitu 40 hingga 90 kali lipat pisang cavendish yang benihnya dari impor. Temuan ini menunjukkan, potensi penting sumber pangan lokal belum dioptimalkan.
—-Pisang agung semeru (Musa paradisica L. ABB group) dari Lumajang, Jawa Timur memiliki kandungan nutrisi pro-vitamin A sangat tinggi, 40 hingga 90 kali lipat pisang cavendish. Sumber: dokumentasi Ma Chung University, Malang
Kajian terbaru para peneliti dari Universitas Ma Chung, Malang, menemukan, pisang agung semeru dari Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memiliki nutrisi pro-vitamin A sangat tinggi, yaitu 40 hingga 90 kali lipat pisang cavendish yang benihnya dari impor. Temuan ini menunjukkan, potensi penting sumber pangan lokal yang belum dioptimalkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hasil riset itu dipublikasikan di jurnal International Journal of Food Science pekan ini. Disebutkan, pisang agung semeru ini (Musa paradisica L) memiliki konsentrasi total provitamin A karotenoid berkisar 4.748,83?mikrogram per 100 gram berat kering hingga 7.330,40 mikro gram per 100 gram berat kering. Dibandingkan varietas cavendish, pisang agung semeru memiliki kandungan vitamin A sebanyak 40-90 kali lebih tinggi, tergantung pada tahap pemasakan.
“Pisang agung semeru (Musa paradisica L. ABB group) termasuk jenis plantein dan khas dari daerah Lumajang,” kata Tatas Brotosudarmo, Direktur Machung Research Center for Photosyntetic Pygmens (MRCP), yang juga peneliti utama kajian ini, Jumat (16/5/2020), saat dihubungi dari Jakarta.
Pisang umumnya dibedakan sebagai jenis buah yang bisa langsung dimakan dan plantein, yang lebih banyak mengandung pati dan biasanya untuk memakannya harus diolah terlebih dulu. Pisang agung semeru ini, menuru Tatas, sejenis pisang tanduk yang banyak dijumpai di Jawa Barat.
Perkembangan sel tubuh
Selain kaya vitamin A, pisang agung semeru (Musa paradisica L. ABB group) juga memiliki kandungan tinggi asam amino, asam organik, dan gula yang dibutuhkan tubuh. “ Kebutuhan harian seseorang terhadap asupan vitamin A bisa dipenuhi cukup dengan mengonsumsi 150 gram pisang khas Kabupaten Lumajang ini,” ungkap Rosita D Chandra, anggota tim peneliti.
Asupan vitamin A sangat penting untuk mata, serta diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel dan jaringan tubuh jika terjadi kerusakan. “Vitamin A juga dibutuhkan untuk membantu kinerja organ tubuh dan membangun sistem kekebalan tubuh,” kata Rosita.
Baru-baru ini Badan Pangan Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) telah memperingatkan, pandemi Covid-19 atau penyakit yang disebabkan virus korona baru bisa memicu krisis pangan dunia, salah satunya Indonesia yang memiliki ketergantungan bahan pangan impor cukup tinggi.
Temuan ini, menurut Tatas, memberikan landasan ilmiah bahwa pisang agung semeru khas Kabupaten Lumajang mampu mencukupi kebutuhan asupan vitamin dan nutrisi untuk masyarakat.
Pisang ini memiliki peluang diproduksi secara luas sebagai sumber makanan gizi dan energi, karena tingginya tingkat aktivitas vitamin A dan gula. Oleh karena itu, pemerintah diharapkan mau melihat kembali potensi biodiversitas pangan lokal Indonesia untuk menghadapi krisis pangan ke depan.
Secara tradisional, pisang agung semeru telah diolah menjadi beragam panganan, namun potensinya untuk diolah menjadi tepung sebagai sumber pangan fungsional sangat besar. “Kecukupan bahan pangan menjadi amunisi utama sebuah negara bertahan di tengah pandemi Covid-19,” tuturnya.
KOMPAS/HERU SRI KUMORO–Pengunjung membeli pisang di Pasar Modern BSD City, Serpong, Tangerang Selatan, Sabtu (4/4/2020). Buah menjadi salah satu komoditi yang banyak dicari warga di tengah pandemi Covid-19. Buah diyakini bisa meningkatkan daya tahan tubuh. Kompas/Heru Sri Kumoro4-4-2020
Asia Tenggara diketahui menjadi pusat asal (center of origin) dan pusat keragaman hayati (center of biodiversity) pisang di dunia. Indonesia menjadi pertemuan dua nenek moyang pisang di dunia, yaitu Musa acuminata Colla dan Musa balbisiana Colla, sehingga memiliki keragaman jenis pisang tertinggi.
Kajian Yuyu Suryasari Poerba dari Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dari sekitar 1.000 jenis kultivar atau pisang yang dibudidayakan di dunia, 300 di antaranya ada di Indonesia. Kita juga punya 15 lebih spesies dari 71 pisang liar.
Meski demikian, dari segi produktivitas, Indonesia masih kalah dengan negara lain. Menurut laporan FAO tahun 2018, Indonesia berada di urutan ketiga negara penghasil pisang setelah India dan China. Adapun Filipina dan Ekuador menjadi pengekspor utama pisang dunia, khususnya jenis cavendish, yang kini juga banyak dibudidayakan dan dikonsumsi di Indonesia.
Oleh AHMAD ARIF
Editor: EVY RACHMAWATI
Sumber: Kompas, 15 Mei 2020