Pilih Gula Tebu atau Pemanis Pengganti

- Editor

Senin, 27 Mei 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bagi orang-orang yang prihatin akan berat badannya, gula tebu (sukrosa) dipandang sebagai “musuh” menakutkan karena kalori yang dikandungnya. Padahal tak sedikit dari orang-orang itu senang yang “manis-manis”. Demikian juga bagi penderita diabetes. Pemanis pengganti gula yang rendah kalori adalah pilihan mereka.

Sakarin, yang ditemukan oleh Ira Remsen dan C. Fahlberg pada tahun 1879 saat melakukan penelitian mengenai oksidasi o-toluene-sulfonamide, pada sekitar tiga puluh tahun lalu disebut sebagai raja dan pemanis buatan. Lebih manis 300 kali dibanding gula sukrosa, sakarin tidak punya nilai pangan sama sekali. Yang dicari dari sakarin adalah rasa manisnya, walau kemudian meninggalkan rasa pahit. Oleh tubuh sakarin tidak dimetabolisasi, sehingga dibuang lewat urine.

Di AS sakarin dilegalisasi penggunaannya pada tahun 1968. Namun pada tahun 1977 dilarang, karena pada tikus-tikus percobaan yang diberi sakarin dalam jumlah besar ternyata menimbulkan tumor kandung kemih. Orang-orang Amerika yang tak mau kehilangan satu-satunya pemanis rendah kalori memprotes pelarangan ini, sehingga tak lama kemudian sakarin yang tidak pernah terbukti berbahaya pada manusia kembali diperbolehkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Untuk mangatasi rasa pahit yang ditinggalkan sakarin, produsennya menggabungkannya dengan produk kimia lainnya siklamat. Namun siklamat dinyatakan dilarang karena dalam percobaan pada tikus menimbulkan kanker.

Dalam industri makanan di Indonesia, menurut Peraturan Menkes No 208/1985, pemanis buatan hanya boleh digunakan oleh perusahaan makanan berkalori rendah. Makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan harus mencantumkan jenis dan jumlah pemanis buatan yang dipakai. Pada label produk harus jelas dicantumkan tulisan ”Untuk penderita diabetes dan atau orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah”.

Tidak sengaja
Penemuan yang tidak sengaja juga terjadi pada pemanis pengganti lainnya. Pada tahun 1965, seorang kimiawan Amerika, James Schlatter melakukan percobaan kimia. Saat ia mencampur dua asam amino, telepon berdering sehingga campuran itu tumpah di tangannya. Lewat kertas penyerap ia merasakan rasa manis yang sangat, dan ditemukanlah aspartame, pemanis dengan kandungan kalori yang rendah dengan kemanisan 180 kali gula sukrosa.

Walau terbentuk dari asam amino, di alam dua asam amino itu tidak berdampingan. Karena itulah badan yang bertanggungjawab di AS, Food and Drug Administration, meminta percobaan lengkap sebelum disetujui. Perusahaan GD Searle yang melakukan 100 percobaan pada binatang dan 20 percobaan pada manusia berhasil membuat aspartame dilegalisasi oleh FDA pada tahun 1981. Perusahaan yang memasarkan aspartame ini memberinya nama dagang NutraSweet. Tahun 1982 NutraSweet Group didirikan, sebagai divisi tersendiri Searle. Walau Searle yang berhasil membuat FDA menyetujui aspartame, tidak hanya perusahaan itu yang memproduksi pemanis pengganti berbahan aspartame. Di Indonesia pun ada perusahaan lain yang memproduksi aspartame.

Berbeda dengan sakarin, aspartame tidak meninggalkan rasa pahit. Karena terbentuk dari asam amino, tubuh memperlakukannya seperti protein lainnya, sehingga dimetabolisasi. Walau punya profil rasa yang sama dengan sukrosa, menumt vice-president NutraSweet Dr Robert Moser yang mengunjungi Jakarta beberapa waktu lalu, aspartame tidak punya pengaruh pada gula darah atau insulin darah, sehingga baik sekali bagi penderita diabetes.

Dr Moser menyebutkan as partame dipakai di 84 negara. NutraSweet sendiri tidak dijual dalam bentuk seperti gula, misalnya. la jadi bahan pemanis bagi 3000 produk di seluruh dunia, dari puding sampai minuman coklat. Segelas milkshake yang menggunakan aspartame misalnya, hanya mengandung 70 kalori, sedang yang menggunakan gula mengandung 260 kalori. Sedang dessert agar-agarnya mengandung 8 kalori, sementara agar-agar bergula sukrosa mengandung 81 kalori.

Beberapa bulan lalu dari Amerika diberitakan bahwa NutraSweet mendapat saingan. Nama dagangnya Sunette, sedang nama kimianya acesulfame-K. Manisnya 200 kali gula, dan pemanis buatan ini tidak punya kandungan kalori, sehingga bisa diperkirakan bakal diterima dengan tangan terbuka oleh mereka yang ingin menekan konsumsi kalorinya, maupun oleh penderita diabetes. FDA pun menyebutkan pemanis buatan ini tidak memiliki efek toksik.

Kekurangan aspartam
Aspartame memiliki profil rasa yang sama dengan gula sukrosa. Dalam suatu uji coba responden tak bisa membedakan mana makanan atau minuman yang memakai aspartame mana yang memakai gula sukrosa. Di AS, menurut Dr Maser, di mana 30 persen dari kaum muda overweight, sekitar 120 juta orang menggunakan aspartame tiap harinya. Di negara berkembang seperti Indonesia, diakuinya kelebihan berat badan belum jadi masalah besar. ”Tetapi baik di Jakarta Manila maupun New York, ada sub-populasi tertentu yang makin bertambah gemuk. Dan kelompok itulah sasaran produk kami”, ujarnya.

Ada kekurangan aspartame dibanding gula sukrosa. Pemanis nutritif ini, dalam bentuk cair seperti pada soft-drink, tidak tahan panas. “Kalau Anda meletakkan minuman diet yang mengandung aspartame dalam sebuah garasi pada musim panas di California, misalnya, dalam tiga bulan, rasanya akan berubah, karena bahan ini akan terurai seperti yang terjadi pada usus kecil. Tidak beracun, tetapi rasanya jadi aneh,” kata Dr Moser.

Aspartame juga bisa berbahaya bagi orang yan menderita kelainan metabolisme phenylkenoturia, karena salah satu unsurnya –fenilalanin— bisa menyebabkan penyakit jantung pada orang dengan kelainan tersebut. Namun FDA tidak mengharuskan produk dengan aspartame memasang label yang menyebutkan kandungan fenilalanin, karena unsur itu pun terdapat pada sebagian besar makanan protein, bahkan dalam ASI.

Dibanding dengan pemanis buatan tersebut, gula sukrosa juga punya kelebihan, selain dalam kandungan kalorinya, dalam kemampuannya sebagai pengawet, seperti pada selai dan jeli. Kemampuan gula untuk membantu pengentalan dalam adonan kue juga tidak bisa disaingi oleh pemanis pengganti itu. ”Memang bukan tujuan kami untuk menyaingi gula sukrosa. Ada orang yang justru memerlukan kalori dari gula tersebut,” tambah Maser.

Tetapi benarkah produk-produk pemanis pengganti gula itu dapat membantu mengurangi berat badan? Kalau digunakan secara benar, pemanis tersebut bisa membantu Anda dalam mengurangi berat badan. Tentu saja pemanis ini bukan jawaban satu-satunya bagi masalah berat badan.

Sakarin, aspartame serta acesulfame-K, memang bisa membantu Anda mengurangi kalori. Namun Anda harus menyadari kebaikan serta keburukannya. Dan yang jelas, kalau Anda memakainya untuk mengurangi konsumsi kalori, berarti Anda harus mengurangi pemasukan gula sukrosa atau sumber kalori lain. Seandainya Anda memakai pemanis berkalori rendah untuk teh Anda, lalu mengkonsumsi donat berlapis coklat yang lezat, usaha Anda menekan pemasukan kalori sia-sia saja. (di)

Sumber: Kompas, tanpa diketahui tanggal terbitnya

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB