Persaingan Ketat, Gaji Pekerja Terdidik Makin Besar

- Editor

Senin, 29 Oktober 2012

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sayangnya, kenaikan gaji tersebut tak merata.

Lembaga riset internasional, McKinsey Global Institute (MGI), meramalkan persaingan perebutan tenaga kerja terdidik pada 2020 bakal memicu kenaikan gaji para pegawai. Sayangnya, kenaikan itu berjalan tak merata dan bisa berdampak serius.

Hal tersebut diketahui dari laporan terbaru MGI bertajuk Talent Tensions Ahead: A CEO Briefing, yang diperoleh VIVAnews, Jumat, 23 November 2012.

Menurut McKinsey, gap antara kebutuhan dan pasokan tenaga kerja terdidik pada tahun 2002, bakal berimbas pada penyesuaian yang harus segera ditempuh perusahaan. Apalagi kondisi itu menimbulkan konsekuensi meningkatkan tingkat pengangguran kendati perusahaan sudah berusaha merekrut karyawan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Konsekuensi lain adalah peningkatan pendapatan pegawai yang tak seimbang serta ketegangan sosial yang bakal menguji stabilitas politik sebuah negara.

Sebelumnya McKinsey menjelaskan, perkembangan teknologi, industrialisasi, dan liberalisasi perdagangan sejak 1980 telah menciptakan 900 juta pekerjaan non agribisnis. Sekaligus, ikut mengangkat jutaan orang dari jurang kemiskinan.

Kondisi ini semakin ditunjang dengan langkah sejumlah perusahaan multinasional yang selama ini menyasar sumber tenaga kerja murah. Aksi mereka membuat lebih dari 50 juta tenaga ahli mengalami kenaikan pendapatan. Kondisi itu memicu produktivitas di negara berkembang.

Sayangnya kondisi tersebut mulai menjadi masalah ketika pasokan tenaga kerja terdidik di seluruh dunia diperkirakan bakal mengalami pengurangan. Tercatat dunia bakal mengalami kekurangan pasokan tenaga kerja lulusan perguruan tinggi sebanyak 40 juta orang.

Khusus di negara berkembang, kekurangan pasokan tenaga kerja terdidik lulusan sekolah lanjutan dan kejuruan bisa mencapai 45 juta orang. (eh)

Sumber: vivanews.com, Jum’at, 23 November 2012, 14:35

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB