Perguruan Tinggi Mesti Dorong Inovasi demi Pembangunan Ekonomi

- Editor

Selasa, 12 Maret 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sumber daya manusia dan inovasi merupakan modal utama pembangunan setelah era pemanfaatan sumber daya alam meredup. Untuk itu, perguruan tinggi harus terus berkembang dalam mendorong inovasi dalam pembangunan ekonomi. Bahkan, mesti berubah dengan kecepatan yang tidak biasa.

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Riset Nasional Bambang Setiadi dalam Orasi Dies Natalis ke-43 Univesitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019). Menurut dia, memasuki era saat ekonomi digerakkan teknologi, perguruan tinggi harus berubah dengan kecepatan yang tidak biasa.

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA–Ketua Dewan Riset Nasional Bambang Setiadi menyampaikan Orasi Dies Natalis ke-43 Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Selain mempertahankan misi utama mendidik generasi berikutnya dan membentuk budaya-budaya baru bersumber dari pengetahuan, perguruan tinggi harus berkembang mendorong inovasi dalam pembangunan ekonomi,” katanya.

Bambang menyebutkan, perguruan tinggi harus bisa memenuhi tantangan revolusi digital secara langsung dan memainkan peran yang semakin penting dalam ekosistem ekonomi berbasis inovasi dengan empat cara utama. Empat cara itu yakni, membina kewirausahaan, mendorong kolaborasi dengan swasta, mempromosikan keragaman, dan inklusi.

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA–Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Ravik Karsidi menyampaikan Laporan Rektor saat Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-43 Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019).

Menurut Bambang, Universitas Cambridge di Inggris bisa menjadi contoh perguruan tinggi yang berhasil membangun diri menjadi perguruan tinggi berbasis inovasi.

“Dari Universitas Cambridge itu kita bisa belajar. Fokus andalan teknologinya mencakup, antara lain penelitian biomedis akademik, penelitian dan pengembangan produk di perusahaan bioteknologi kecil di Inggris dan farmasi yang besar di Amerika Serikat, mengelola penelitian perguruan tinggi untuk pengembangan ekonomi regional, dan bekerja sama dengan pemerintah untuk masalah global,” ujarnya.

Rektor UNS Ravik Karsidi mengatakan, UNS terus berupaya meningkatkan jumlah karya ilmiah dan publikasi internasional oleh para dosen dan mahasiswa. Gerakan publikasi “One Year One Publication” yang dimulai 2004 kini telah menjadi budaya menulis dan publikasi bagi para dosen sekaligus juga memotivasi para mahasiswa pascasarjana dan sarjana menulis.

Pada acara yang sama, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ismunandar mengatakan, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi ditargetkan meningkat menjadi 50 persen pada 2024. Untuk meningkatkan APK pendidikan tinggi, pembelajaran jarak jauh secara daring oleh perguruan tinggi terus didorong.

“Angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia yaitu jumlah penduduk berusia kuliah atau usia 19-23 yang mengikuti pendidikan tinggi saat ini baru 34 persen,” ujarnya.

KOMPAS/ERWIN EDHI PRASETYA–Sidang Senat Terbuka Dies Natalis ke-43 Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, Senin (11/3/2019).

Ismunandar mengatakan, APK pendidikan tinggi di Indonesia itu masih terlalu rendah bila dibandingkan dengan negara maju seperti Korea Selatan yang telah mencapai lebih dari 90 persen. APK pendidikan tinggi di Indonesia harus didorong karena dengan perkembangan teknologi dan industri saat ini, banyak jenis pekerjaan mensyaratkan lulusan pendidikan tinggi.–ERWIN EDHI PRASETYA

Editor GREGORIUS FINESSO

Sumber: Kompas, 11 Maret 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB