Perguruan Tinggi Didorong Atasi Kurangnya Insinyur

- Editor

Selasa, 23 Agustus 2016

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bekerja sama mendukung lahirnya insinyur profesional. Untuk pembangunan infrastruktur di Indonesia diperkirakan masih kurang sekitar 120.000 insinyur profesional.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam acara penandatanganan nota kesepahaman terkait penyelenggaraan program profesi insinyur di Jakarta, akhir pekan lalu, mengatakan, saat ini baru tersedia sekitar 153.000 insinyur yang bersertifikat. Insinyur profesional dibutuhkan mulai untuk pembangunan bendungan, jalan, jembatan, hingga perumahan.

“Awal tahun 2015 ketika kita mau membangun bendungan, tenaga perencanaan, pelaksanaan, dan pengawas tidak cukup” katanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengatakan, sesuai UU Keinsinyuran Tahun 2014, pendidikan profesi insinyur disiapkan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga insinyur Indonesia yang diakui di tingkat regional dan internasional. Ada 40 perguruan tinggi (PT) yang diberi mandat untuk melaksanakan pendidikan profesi insinyur yang bekerja sama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

“Kami menetapkan pedoman teknis pembelajaran dan pemagangan program profesi insinyur serta mengevaluasi program ini,” kata Nasir. Program profesi insinyur diikuti setelah lulus sarjana yang nantinya diuji PII.

Menurut Nasir, kebutuhan insinyur tidak hanya di bidang infrastruktur. Karena itu, pihaknya nanti juga akan membahas kebutuhan dan penyiapan insinyur profesional di bidang maritim, pertanian, maupun industri.

Ketua Umum Pengurus Pusat PII Hermanto Dardak mengatakan, insinyur harus teregistrasi. Hal ini dilakukan untuk insinyur profesional yang diraih lewat program profesi insinyur.

Screenshot_2016-08-22-22-54-40-1Direktur Jenderal Bina Marga Ediyanto Husaini mengatakan, jika dihitung per 1 juta penduduk, jumlah insinyur di Indonesia masih kalah dari Malaysia, Vietnam, Tiongkok, dan Korea Selatan.

Riset aplikatif
Rektor Institut Teknologi Bandung Kadarsah Suryadi mengatakan, PT saatnya didorong mengembangkan riset aplikatif-inovatif yang mendukung pengembangan produk di industri. Dukungan tenaga ahli di PT dapat memperkuat industri untuk mengembangkan produk berbasis inovasi teknologi.

“Perguruan tinggi harus berkolaborasi dengan industri melalui dukungan pemerintah. Benar jika riset dilakukan di perguruan tinggi, tetapi jika ingin terus diproduksi, harus diaplikasikan dengan industri,” ujarnya di sela Peringatan 96 Tahun Perguruan Tinggi Teknik di Indonesia, di Bandung, Jawa Barat, Sabtu.

Kadarsah mengatakan, pengembangan riset inovasi PT memerlukan dukungan kebijakan dan pendanaan pemerintah.(ELN/TAM)
————-
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 22 Agustus 2016, di halaman 11 dengan judul “Perguruan Tinggi Didorong Atasi Kurangnya Insinyur”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB