Penyakit di Darat Bisa Menular ke Laut

- Editor

Senin, 23 Maret 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Parasit selama ini hanya diketahui berada di wilayah Amerika bagian utara melalui hewan ”Virginia opossum”. Ternyata parasit itu juga menginfeksi berang-berang di Pantai Barat.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA–Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bali, Jumat (24/5/2019), memberikan susu ke anak berang-berang. Sebanyak empat anak berang-berang dan 10 kalajengking diamankan dari seorang penumpang warga Rusia di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis (23/5/2019) malam.

Parasit yang selama ini hanya diketahui berada di wilayah Amerika bagian utara melalui hewan Virginia opossum ternyata juga menginfeksi berang-berang di Pantai Barat. Studi dari University of California, Davis, menjelaskan beberapa jalur infeksi oleh patogen yang mengejutkan dan kompleks karena dapat berpindah dari daratan ke lautan sehingga menginfeksi berang-berang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada hasil penelitian yang dipublikasikan jurnal Scientific Reports, para peneliti menguji berang-berang laut dari California bagian selatan hingga ke Alaska. Mereka mencari keberadaan Sarcocystis neurona, parasit penyebab kematian utama berang-berang.

Hasilnya, para peneliti terkejut pada temuan beberapa berang-berang laut yang terinfeksi berada di sebelah utara Pulau Vancouver di British Columbia. Di tempat ini tidak ada Virginia opossum–sejenis mamalia berkantung yang bentuknya mirip luwak. Ini membuat mereka heran dan penasaran bagaimana parasit ini bisa menempuh perjalanan sangat jauh di perairan.

Untuk menjawab pertanyaan ini, seperti disebutkan Sciencedaily, 19 Maret 2020, para ilmuwan menguji bentuk spasial dan penelitian sebelumnya terkait transmisi patogen, pola makan, dan pergerakan berang-berang. Hasilnya menunjukkan patogen tersebut dibawa oleh limpasan air dari daratan ke lautan. Patogen tersebut terkonsentrasikan melalui pergerakan laut dan spesies mangsa seperti tiram/kerang-kerangan.

Kasus sebelumnya
Parasit yang pernah diteliti sebelumnya yaitu Toxoplasma gondii juga diketahui bisa membunuh berang-berang laut. Puluhan tahun penelitian yang dilakukan konsorsium ilmuwan yang dipimpin University of California, Davis, School of Veterinary Medicine dan the California Department of Fish and Wildlife melacak parasit-parasit tersebut pada mamalia daratan, yaitu kucing liar yang hidup pada daerah aliran sungai setempat.

”Kami mengetahui S neurona membunuh berang-berang laut dan kami juga sangat yakin parasit tersebut asalnya dari daratan. Tetapi kami tidak mengetahui secara pasti bagaimana patogen itu bisa menemukan mereka (berang-berang laut),” kata Tristan Burgess, ketua tim penulis, mahasiswa doktoral di laboratorium Christine Kreuder Johnson di One Health Institute pada Univerisity of California, Davis.

Penelitian ini menyebutkan terdapat jalur transmisi yang panjang dan rumit yang dijalani patogen dari darat ke laut. Disebutkan, transmisi penularan mirip dengan cara toksoplasma menemukan berang-berang laut, tetapi dengan karakter berbeda.

KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA–Sebanyak empat anak berang-berang (Lutra lutra) dan 10 kalajengking (Scorpiones sp), yang diamankan petugas pengamanan bandara (aviation security) Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, dari seorang penumpang pada Kamis (23/5/2019) malam, diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Bali, Denpasar, Jumat (24/5/2019).

Faktor risiko
Hasil temuan para peneliti menunjukkan sebagian besar infeksi terjadi di California dan Washington dibandingkan di Alaska dan British Columbia. Studi menemukan risiko tertinggi infeksi pada berang-berang jantan dewasa, habitat dekat manusia seperti lahan basah dan areal pertanian, lahan basah meski bisa membantu menyaring dan menonaktifkan beberapa patogen. Namun, studi mencatat lokasi itu juga potensial sebagai habitat opossum, habitat sedimen lunak seperti mulut sungai dan muara, serta konsumsi seperti tiram yang bisa mengandung konsentrasi parasit.

Studi ini menyoroti faktor risiko akan satu spesies yang terpapar oleh satu parasit. Namun, penelitian ini juga memberikan pengetahuan lebih baik bagaimana parasit-parasit dan infeksi dapat berpindah dari daratan ke lautan, pada mamalia laut.

”Sepertinya spesies yang tidak penting dapat menjadi penting dengan cara yang tidak terduga. Kita seharusnya juga mengingat nilai mamalia laut sebagai penjaga yang tidak hanya perlu menjaga kesehatan habitat lautnya, tetapi juga lingkungan daratan terdekatnya,” kata Burgess.

S neurona dikenal umum sebagai parasit pada kuda yang menyebabkan penyakit equine protozoal myeloencephalitis (EPM). University of California, Davis, telah membuat tes untuk mendiagnosis penyakit tersebut pada kuda dan juga telah mengadaptasikannya untuk digunakan pada berang-berang laut.

Oleh ICHWAN SUSANTO

Editor EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 21 Maret 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 7 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB