Penyakit Degeneratif; Kenali Gejala Alzheimer

- Editor

Rabu, 17 September 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Puluhan tahun lalu, Tien Suharya mulai menunjukkan gejala alzheimer. Ia jadi mudah lupa, mudah marah, kerap curiga, bahkan mengucilkan diri dari lingkungan sekitar. Namun, gejala itu tak terdeteksi keluarganya sehingga kerap memicu pertengkaran dalam rumah tangga.

Menurut penuturan putrinya, Kusuma Dewi Suharya, yang kini menjadi Direktur Eksekutif Alzheimer’s Indonesia, Tien Suharya baru terdeteksi menderita alzheimer pada 2009. Saat itu kondisinya sudah tahap lanjut. Meski demikian, Kusuma terus berupaya merawat ibunya agar bisa pulih dan turut aktif menyosialisasikan informasi seputar alzheimer kepada masyarakat.

Mengutip data Asosiasi Alzheimer Internasional (Alzheimer’s Disease International), kasus demensia alzheimer di dunia, termasuk Indonesia, diperkirakan naik hingga empat kali pada 2050. Kini, sekitar satu juta orang Indonesia menderita demensia Alzheimer. Menurut Kusuma, alzheimer merupakan jenis penyakit demensia paling banyak terjadi dan umumnya dialami orang lanjut usia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ahli geriatri yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo, Heriawan Soejono, memaparkan, alzheimer merupakan penurunan fungsi otak karena penyebaran plak atau sedimen amiloid di otak. Akibatnya, sel-sel dan jaringan otak perlahan tak berfungsi. Indera, ingatan, fungsi kognitif, bahkan emosi penderita pun terganggu.

Bagian awal yang rusak adalah hipokampus, terletak di lobus temporal otak besar. Penyebaran plak di lokasi itu membuat orang sulit mengingat. Dalam beberapa tahun, plak kian menyebar dan menyerang lobus frontal yang terkait kemampuan berbahasa, logika, mengambil keputusan, dan menyelesaikan masalah.

Plak lalu menyerang bagian lobus parietal yang berfungsi mengatur emosi dan suasana hati seseorang. Pada tahap itu, penderita biasanya mudah marah dan memisahkan diri dari lingkungan sosial. Selanjutnya, lobus oksipital yang berada di bagian belakang otak besar diserang. Akibatnya, indera penglihatan mulai terganggu.

Selanjutnya, plak mulai menyebar ke otak kecil yang mengganggu koordinasi gerak dan keseimbangan tubuh. Pada tahap akhir, penderita sulit menelan, bahkan sulit bernapas, karena sensorik tak lagi peka. Berbagai tahapan itu terjadi dalam rentang waktu 8-10 tahun.

Menurut Heriawan, perempuan lebih berisiko menderita alzheimer daripada laki-laki. Sebab, perempuan memiliki harapan hidup lebih tinggi daripada pria. Penyebab lain, kadar estrogen dalam tubuh perempuan menurun drastis saat menopause sehingga mengganggu sistem pembuluh darah dan berdampak terhadap aliran darah ke otak.

Tetap beraktivitas
Untuk mencegah alzheimer, ketika memasuki usia 50 tahun, seseorang sebaiknya tetap beraktivitas agar fungsi kognitifnya tetap terstimulasi. Hal itu dibarengi pola hidup sehat dengan makanan bergizi dan rutin berolahraga. ”Sebaiknya pilih olahraga yang memiliki interaksi sosial, seperti senam bersama,” kata neurolog Universitas Katolik Atma Jaya, Yuda Turana.

Sejauh ini belum ditemukan obat yang bisa menyembuhkan alzheimer. Obat yang diberikan kepada penderita hanya berfungsi memperlambat penyakit itu, yakni memperbaiki daya ingat dan perhatian, daya orientasi, serta kelancaran berbicara. Beberapa obat yang dipakai antara lain obat anti depresi dan konsumsi suplemen vitamin E. Obat hipertensi juga diperlukan karena tekanan darah tinggi turut memicu terjadinya alzheimer.

14402749hHingga kini, riset belum menunjukkan hasil memuaskan. Berbagai obat alternatif tak bersifat kimia dicoba untuk memperlambat alzheimer, misalnya virgin coconut oil (VCO). Mengutip dailymail, dokter di Florida, AS, Mary Newport, mencampur VCO ke dalam makanan suaminya yang terkena alzheimer. Dalam dua pekan, pemakaian VCO menunjukkan hasil menggembirakan.

Selain itu, terapi dengan memperlihatkan foto dan tempat yang dikenal penderita juga bisa menyegarkan ingatan. ”Ajak ke suatu tempat dan minta mereka bercerita. Bisa juga berlatih otak ringan agar fungsi otak tetap jalan,” kata Yuda. (A04)

Sumber: Kompas, 17 September 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 10 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB