Pengembangan N245 Mulai Disiapkan

- Editor

Kamis, 26 Januari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meski pesawat N219 masih dalam persiapan terbang perdana, pengembangan pesawat generasi berikutnya, N245, mulai dilakukan. Pengembangan pesawat berkapasitas 50 orang itu juga menunggu respons pasar terhadap pesawat N219 yang ditargetkan masuk pasar akhir 2018.

“Tren perancangan pesawat saat ini bukan hanya berbasis kecanggihan teknologi, tetapi kebutuhan pasar,” kata Kepala Pusat Teknologi Penerbangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Gunawan Setyo Prabowo di Jakarta, Rabu (25/1).

Pesawat N245 adalah pengembangan pesawat CN235 yang ditambah panjang atau dimodifikasi ekornya hingga kapasitas angkut bertambah dari 44 orang jadi 50 orang. Pesawat dirancang memiliki beberapa pemberhentian atau menerbangi rute pendek sehingga bisa mengangkut dan menurunkan penumpang lebih banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rancangan itu didasarkan peningkatan kebutuhan masyarakat untuk bepergian dengan pesawat pada jarak pendek, baik karena waktu perjalanan yang lebih singkat, kenyamanan, maupun kemacetan lalu lintas. Sebagai gambaran, untuk rute Jakarta-Surabaya, N245 bisa singgah di Cirebon dan Semarang.

Pengembangan pesawat ukuran menengah pengangkut 30-60 penumpang itu juga jadi keinginan Presiden Joko Widodo saat mengunjungi PT Dirgantara Indonesia (PT DI), 12 Januari 2015 (Kompas, 14 Januari 2015). Pesawat bisa jadi angkutan penghubung antarpulau dan antarkota dengan landasan pendek.

Gunawan menambahkan, pembangunan pesawat itu juga bisa untuk mendukung program kemaritiman pemerintah. Konsep negara maritim tetap butuh pesawat untuk mengamankan laut atau penghubung antarpulau.

Selain itu, pengembangan N245 juga penting untuk menggerakkan ekonomi atau meningkatkan kemampuan para perekayasa dirgantara Indonesia.

“Bagi perekayasa teknologi dirgantara, pengalaman dan ketaatan regulasi itu penting, bukan soal tinggi rendahnya tingkat pendidikan. Karena itu, keberlanjutan pengembangan pesawat akan menentukan kompetensi perekayasa,” katanya.

Pembiayaan
Saat ini, pesawat N245 masih konsep, belum ada detail teknis atau menjalani uji. Pembahasan perancangan antara Lapan dan PT DI belum dilakukan.

Kepala Lapan Thomas Djamaluddin mengatakan, jika mengacu pengembangan N219, Lapan akan mendanai proses riset pengembangannya hingga proses sertifikasi. Sementara PT DI fokus pada proses manufaktur atau industri pesawat.

Jika riset pengembangan pesawat juga diserahkan kepada PT DI, itu akan membebani keuangan PT DI. “Dukungan pemerintah untuk meriset pengembangan N245 melalui Lapan masih diperlukan,” ujarnya.

Tahun ini, Lapan mengintensifkan pembicaraan dengan PT DI agar bisa merencanakan anggaran N245 mulai 2018.

Menurut Gunawan, ada sejumlah proposal pembiayaan N245. Pengembangan N245 butuh Rp 1 triliun-Rp 4 triliun untuk merancang hingga membuat minimal tiga purwarupa guna menjalani sejumlah proses uji.

“Jumlah itu lebih besar dari pengembangan N219 yang butuh Rp 300 miliar-Rp 400 miliar. Namun, untuk N245 pasti akan lebih besar karena ukuran lebih besar,” kata Thomas. (MZW)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 26 Januari 2017, di halaman 13 dengan judul “Pengembangan N245 Mulai Disiapkan”.

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 5 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB