Pengakuan Dunia Terhadap Metode Wolbachia

- Editor

Selasa, 6 Agustus 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Hasil studi penggunaan bakteri Wolbachia untuk mengendalikan demam berdarah dengue di Daerah Istimewa Yogyakarta ini diakui dunia. Kesuksesan menekan kasus infeksi virus dengue itu bisa direplikasi di daerah lain.

Ilmuwan Indonesia berkolaborasi dengan ilmuwan Australia di bawah program World Mosquito Program untuk berkontribusi mengatasi demam berdarah dengue. Melalui riset aplikasi Wolbachia untuk eliminasi dengue yang dilakukan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2017-2020, pengurangan kasus dengue mencapai 77 persen.

Hasil uji efikasi Wolbachia di Yogyakarta ini diakui dunia dengan dipublikasikan di salah satu jurnal ilmiah kesehatan terkemuka dunia The New England Journal of Medicine atau NEJM. Uji efikasi Applying Wolbachia to Eliminate Dengue (AWED) atau Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue, dilakukan World Mosquito Program (WMP).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Proyek riset tersebut merupakan kolaborasi antara Universitas Gadjah Mada dan Monash University, Australia, yang didanai Yayasan Tahija. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian Wolbachia pada populasi nyamuk Aedes aegypti lokal dapat mengurangi kasus dengue terkonfirmasi secara virologis, pada warga berusia 3-45 tahun yang tinggal di Kota Yogyakarta, Indonesia.

Peneliti Utama WMP Yogyakarta, Adi Utarini, Guru Besar dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Kamis (10/6/2021), mengatakan kesuksesan penelitian Wolbachia menjadi kesuksesan besar bagi masyarakat Yogyakarta. Di sisi lain, Indonesia memiliki lebih dari tujuh juta kasus dengue setiap tahunnya.

“ Kesuksesan ini memungkinkan kami untuk memperluas manfaat Wolbachia ke kota-kota lainnya di Indonesia. Teknologi ini menjadi peluang bagi masyarakat Indonesia agar bisa terbebas dari ancaman DBD (demam berdarah dengue),” kata Utarini.

Hasil dari randomised controlled trial WMP yang dipublikasikan pada jurnal NEJM menunjukkan pengurangan kasus dengue sebesar 77persen di wilayah penyebaran nyamuk di Kota Yogyakarta. Pasien dengue yang dirawat di rumah sakit juga berkurang hingga 86 persen. Wolbachia mempunyai efikasi yang setara terhadap empat varian virus dengue yang ada.

Hasil uji efikasi AWED konsisten dengan hasil penelitian Wolbachia sebelumnya, yang menunjukkan pengurangan kejadian dengue dalam jangka panjang setelah Wolbachia terdapat di populasi nyamuk lokal.

Virus dengue salah satunya menyebabkan DBD yang merupakan penyakit yang ditularkan nyamuk dan cepat menyebar di dunia. Lebih dari 50 juta kasus terjadi secara global setiap tahun. Penelitian tersebut menunjukkan metode Wolbachia juga efektif mencegah penyebaran Zika, chikungunya, demam kuning, dan penyakit-penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti.

Metode Wolbachia yakni memasukkan bakteri Wolbachia ke tubuh nyamuk Aedes aegypti yang menularkan virus dengue, chikungunya, Zika, dan demam kuning. Nyamuk ber-Wolbachia dilepaskan di daerah endemik virus dan berkembang biak dengan nyamuk liar.

Seiring dengan berjalannya waktu, persentase nyamuk ber-Wolbachia meningkat tanpa perlu pelepasan lebih lanjut. Metode mandiri ini menawarkan solusi yang aman, efektif, dan berjangka panjang untuk mengurangi beban penyakit ini.

DOKUMENTASI WMP YOGYAKARTA—-Kader kesehatan bersama WMP Yogyakarta menyiapkan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia di Padukuhan Ngringin, Condongcatur, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Diakui WHO
Potensi Wolbachia dalam menurunkan kasus dengue di seluruh dunia telah diakui oleh Vector Control Advisory Group Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ada pernyataan Wolbachia menunjukkan nilai kesehatan masyarakat terhadap dengue” dalam laporan dari Pertemuan ke-14 mereka pada Desember 2020. Pada tahun 2019, WHO menyatakan dengue sebagai satu dari 10 besar ancaman kesehatan global karena tidak ada intervensi yang efektif.

Pengendalian vektor secara kimiawi atau biologis serta penghilangan tempat perkembangbiakan mereka, menjadi andalan pencegahan demam berdarah. Namun pendekatan ini gagal menghentikan penularan penyakit di hampir semua wilayah demam berdarah endemik.

DOKUMENTASI WMP YOGYAKARTA—-Metode Wolbachia untuk mengatasi penyakit terinfeksi dengue yang diteliti di Yogykarta, Indonesia, berkontribusi penting bagi dunia.

Co-Principal Investigator penelitian, Cameron Simmons dari Monash University mengatakan hasil riset ini menunjukkan dampak signifikan metode Wolbachia mengurangi kasus dengue di populasi perkotaan. Ini terobosan menggembirakan dari Wolbachia – sebuah teknologi baru yang aman, tangguh, dan manjur untuk pengendalian dengue, yang dibutuhkan masyarakat global.

Direktur WMP Scott O’Neill menambahkan, metode Wolbachia terbukti aman, berkesinambungan, dan mengurangi kasus dengue. “Ini memberikan kami kepercayaan diri yang besar untuk dapat memperluas manfaat Wolbachia ke seluruh dunia di populasi urban yang luas,” ujar Scott.

WMP berkomitmen untuk melaksanakan transfer pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk memproduksi dan melepaskan nyamuk ber-Wolbachia dalam skala besar ke semua negara yang terdampak dengue.

WMP akan bekerja dalam kemitraan dengan pemerintah nasional dan lokal, swasta, organisasi amal dan organisasi non-pemerintah untuk memperluas perlindungan Wolbachia hingga 75 juta orang dalam lima tahun ke depan dan setengah miliar orang pada tahun 2030.

Hingga saat ini, WMP telah mendukung pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di 11 negara di Asia, Australia, Amerika Latin & Pasifik. Diperkirakan 6,1 juta orang saat ini mendapat manfaat dari metode Wolbachia.

Direktur Impact Assessment WMP, Katie Anders menjelaskan, metode Wolbachia merupakan percobaan pertama intervensi melawan nyamuk dengue untuk menunjukkan dampak kasus penyakit. Hasilnya konsisten dengan temuan-temuan dari non-randomised studies sebelumnya di Yogyakarta dan North Queensland, serta prediksi pemodelan epidemiologi dari pengurangan substansial dalam beban penyakit dengue setelah penyebaran Wolbachia.

Ahli statistik independen uji AWED, Nicholas Jewell, Profesor Biostatistik dan Epidemiologi di the London School of Hygiene & Tropical Medicine yang juga Professor pascasarjana di the University of California, Berkeley, menyatakan, “Hasilnya menarik. Yang sangat menarik adalah bahwa desain percobaan yang digunakan di sini menyediakan template yang dapat diikuti oleh kandidat intervensi kesehatan lainnya,” kata Nicholas.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Yudiria Amelia, Kota Yogyakarta adalah wilayah endemik dengue. Wolbachia diyakni sebagai metode tepat untuk diintegrasikan dengan program pengendalian dengue yang ada. “Kami berharap metode ini dapat diimplementasikan di seluruh area Yogyakarta dan lebih jauh lagi, di seluruh kota Indoneia,” ungkapnya.

Oleh ESTER LINCE NAPITUPULU

Editor: EVY RACHMAWATI

Sumber: Kompas, 11 Juni 2021

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten
Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker
Lulus Predikat Cumlaude, Petrus Kasihiw Resmi Sandang Gelar Doktor Tercepat
Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel
Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina
Berita ini 2 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 24 April 2024 - 16:17 WIB

Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?

Rabu, 24 April 2024 - 16:13 WIB

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 April 2024 - 16:09 WIB

Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN

Rabu, 24 April 2024 - 13:24 WIB

Riset Kulit Jeruk untuk Kanker & Tumor, Alumnus Sarjana Terapan Undip Dapat 3 Paten

Rabu, 24 April 2024 - 13:20 WIB

Ramai soal Lulusan S2 Disebut Susah Dapat Kerja, Ini Kata Kemenaker

Rabu, 24 April 2024 - 13:06 WIB

Kemendikbudristek Kirim 17 Rektor PTN untuk Ikut Pelatihan di Korsel

Rabu, 24 April 2024 - 13:01 WIB

Ini Beda Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Jepang dan Cina

Rabu, 24 April 2024 - 12:57 WIB

Soal Polemik Publikasi Ilmiah, Kumba Digdowiseiso Minta Semua Pihak Objektif

Berita Terbaru

Tim Gamaforce Universitas Gadjah Mada menerbangkan karya mereka yang memenangi Kontes Robot Terbang Indonesia di Lapangan Pancasila UGM, Yogyakarta, Jumat (7/12/2018). Tim yang terdiri dari mahasiswa UGM dari berbagai jurusan itu dibentuk tahun 2013 dan menjadi wadah pengembangan kemampuan para anggotanya dalam pengembangan teknologi robot terbang.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO (DRA)
07-12-2018

Berita

Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia

Rabu, 24 Apr 2024 - 16:13 WIB