Penelitian Murid Indonesia Menjanjikan

- Editor

Rabu, 28 Mei 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Potensi penelitian murid Indonesia yang lahir dari pendidikan berbasis proyek penelitian di sejumlah sekolah, menjanjikan. Karya penelitian murid itu tidak hanya mampu bersaing di tingkat internasional, tetapi berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk siap pakai.
Pengembangan budaya meneliti lewat mata pelajaran proyek penelitian di SMA Santa Laurensia di Tangerang memacu murid mengembangkan rasa ingin tahu sehingga melahirkan banyak karya penelitian.

Pada Senin (26/5), puluhan karya penelitian itu dipamerkan di SMA Laurensia untuk dinilai tim juri. Juri terdiri atas guru dan alumni yang pernah meraih prestasi penelitian di tingkat internasional.
Kopi dan daun sirsak

Evelyn Monica Leonardi (15) dan Brigitta Pricilla Yaputri (16), siswi kelas X, meneliti pembuatan kopi luwak dengan bakteri yang ada di kotoran luwak. Dengan cara itu, pembuatan kopi luwak tidak menyiksa luwak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

”Akibat produksi kopi luwak, setidaknya 1-2 luwak mati setiap minggu. Ternyata, bisa juga memanfaatkan bakteri di feses luwak,” kata Evelyn.

Teknologi kopi luwak lewat fermentasi dengan bantuan bakteri itu memenangi berbagai lomba karya penelitian murid di tingkat nasional dan internasional. Dalam beberapa bulan ke depan, Evelyn dan Monica akan ke kompetisi dunia di Brasil.

Setiap tahun, karya penelitian para murid dibawa ke berbagai ajang nasional dan internasional. Tak ada dukungan pendanaan dari pemerintah. Murid berswadaya membiayai keberangkatan untuk lomba di tingkat internasional.

Penelitian murid lainnya juga berpotensi memecahkan masalah hidup sehari-hari. Yovita P, siswa kelas XI, meneliti manfaat daun sirsak untuk menghalau serangga tanpa membunuh hewan tersebut. Daun sirsak diolah menjadi cairan yang dapat disemprotkan dan mengeluarkan bau yang tidak disukai serangga.

”Proyek penelitian murid kami arahkan, seperti di industri. Jadi, penelitian itu sampai kepada produk yang arahnya siap dipasarkan,” kata MM Rosyati, Supervisor Sains SMA Laurensia.

Di SMA Laurensia, pendidikan dengan pendekatan ilmiah dikembangkan sejak 2004. LC Destri Nudyawati, Wakil Kepala Sekolah Kurikulum SMA Laurensia, mengungkapkan, lewat penelitian, murid tidak hanya terbentuk pola pikir logis dan mempelajari beragam konsep ilmu, tetapi bisa mengintegrasikannya ke dalam penelitian.

”Lewat penelitian, karakter dan budi pekerti murid ikut terbentuk,” kata Destri. (ELN)

Sumber: Kompas, 28 Mei 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 8 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB