Pembangkit Bioenergi Masuk Interkoneksi

- Editor

Jumat, 24 Oktober 2014

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Menurunnya cadangan minyak bumi di Indonesia mendorong penggunaan energi terbarukan, termasuk bioenergi. Pembangkit listrik dari sumber energi hayati, dikembangkan sejak 1980-an, itu kini mencapai skala besar dan bisa dihubungkan ke jaringan interkoneksi kelistrikan nasional.

Hal itu disampaikan pakar energi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Arya Rezavidi, Kamis (23/10), di Jakarta. Pernyataan itu terkait dengan penerbitan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pembelian Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Biomassa dan PLT Biogas oleh PT Perusahaan Listrik Negara.

Peraturan menteri itu menetapkan tarif pembelian yang memadai bagi perusahaan pembangkit yang memanfaatkan limbah perkebunan dan perkotaan. Kini, ada sejumlah perusahaan yang mengoperasikan PLT biomassa dan PLT biogas, antara lain pembangkit listrik PLT bio di Bantargebang, Bekasi, dan Bali yang memanfaatkan sampah kota sebagai sumber energi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adapun PLT bio di Sumatera dan Kalimantan menggunakan limbah perkebunan kelapa sawit. ”Listrik yang bisa dibangkitkan 6 megawatt (MW),” kata Arya yang juga anggota Dewan Pakar Masyarakat Energi Terbarukan.

Pada 2025, ditargetkan pemakaian energi baru dan terbarukan (EBT) 23 persen, tetapi kini porsinya baru 5 persen. Karena itu, menurut Arya, untuk meningkatkan pemanfaatan bioenergi dan EBT lain, pemerintah mesti mempermudah proses perizinan. Kini lama pengurusan perizinan usaha itu satu tahun.

Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM Saleh Abdurrahman menjelaskan, bioenergi menjadi alternatif energi yang mendapat perhatian banyak pihak. Sebab, potensinya melimpah di Indonesia. Pengembangan listrik bioenergi yang terhubung jaringan listrik nasional (on grid) sampai 2013 sekitar 90,5 MW dan PLT bioenergi (off grid) 1.626 MW. Potensi bioenergi mencapai 32.654 MW, tetapi yang dimanfaatkan baru 1.716 MW.

Selain bisa mengatasi krisis energi, pembangkit bioenergi bisa dikembangkan di daerah terpencil. Sumber energi itu antara lain limbah kehutanan, limbah pertanian, kelapa sawit, industri kertas, dan tapioka. (YUN)

Sumber: Kompas, 24 Oktober 2014

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa
Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Berita ini 12 kali dibaca

Informasi terkait

Rabu, 2 Juli 2025 - 18:46 WIB

Petungkriyono: Napas Terakhir Owa Jawa dan Perlawanan Sunyi dari Hutan yang Tersisa

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB