Sejumlah pembangkit listrik dalam program 35.000 megawatt yang siap beroperasi terus bertambah. Tak hanya pembangkit dalam program 35.000 megawatt, sejumlah pembangkit sisa program percepatan pemerintahan sebelumnya sebesar 7.000 megawatt juga sudah dirampungkan.
Di Kabupaten Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) sedang menguji coba Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pulang Pisau 2 x 60 megawatt (MW). Pembangkit yang dijadwalkan beroperasi pada Juli 2016 tersebut memasok kebutuhan listrik untuk Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
“PLTU Pulang Pisau ini merupakan sisa proyek dari fast track program tahap I sebesar 7.000 MW yang akan memperkuat sistem kelistrikan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan,” kata Manajer Senior Public Relations PLN Agung Murdifi, Minggu (5/6), di Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Apabila PLTU Pulang Pisau dapat beroperasi penuh, pasokan listrik untuk Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan akan mencapai 546 MW. Pasokan itu mencukupi kebutuhan beban puncak listrik di kedua wilayah yang mencapai 485 MW.
Agung menambahkan, PLN juga sedang menyiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Bangkanai 155 MW di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah. Transmisi bertegangan 150 kilovolt juga sedang dalam tahap pengerjaan. Transmisi ini akan mengalirkan listrik dari PLTMG Bangkanai ke sistem kelistrikan di Barito.
“Ada 19 pembangkit berbagai jenis yang kami bangun di Kalimantan dengan total kapasitas pembangkit mencapai 2.058 MW. Pembangunan ini bagian dari program 35.000 MW,” ujarnya.
Sebelumnya, Jumat lalu, PLN bersama Presiden Joko Widodo meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Gorontalo 100 MW. Pembangunan pembangkit dengan mesin turbin buatan Amerika Serikat itu rampung dalam kurun enam bulan.
Menurut Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati, pembangkit listrik dalam program 35.000 MW yang sudah beroperasi komersial mencapai 170 MW. Adapun pembangkit dalam tahap konstruksi sebesar 4.005 MW, dan yang berada dalam tahap penandatanganan jual beli listrik sebesar 12.478 MW.
“Membangun pembangkit, khususnya jenis tenaga uap, perlu waktu. Tidak bisa semalam jadi. Untuk PLTU, umumnya butuh waktu 4-5 tahun. Secara umum, pembangkit tenaga uap siap beroperasi pada 2019 atau 2020,” kata Nicke. (APO)
——————
Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Juni 2016, di halaman 19 dengan judul “Pembangkit Beroperasi Terus Bertambah”.