Peran Institut Pertanian Bogor di masa depan lebih dituntut dalam pemberdayaan dan pengayaan masyarakat dan bangsa Indonesia dengan menghadirkan pendidikan tinggi unggul dan berkualitas untuk semua. Hal ini sejalan dengan rencana jangka panjang untuk meneguhkan perguruan tinggi ini sebagai techno-socio-entrepreneurial university.
”Apalagi saat ini kita dihadapkan pada era disrupsi yang penuh dengan ketidakpastian dan kompleksitas. IPB harus peka terhadap sinyal-sinyal perubahan, baik cara berpikir, budaya kerja, proses bisnis, maupun organisasi,” kata rektor terpilih IPB Periode 2017-2022 Arif Satria dalam sidang paripurna terbuka Majelis Wali Amanat IPB di Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/12). Acara itu mengagendakan laporan pertanggungjawaban Rektor IPB Periode 2012-2017 dan Pelantikan Rektor IPB Periode 2017-2022.
Sidang yang dipimpin Ketua MWA IPB MA Chozin diawali dengan laporan pertanggungjawaban Rektor IPB Herry Suhardiyanto. Lalu rektor terpilih diambil sumpah jabatannnya. Setelah itu, dilanjutkan serah terima tugas rektor dari Herry Suhardiyanto kepada Arif Satria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Zaman ”now”
Arif mengatakan, IPB juga harus adaptif dengan generasi milineal atau generasi zaman now yang juga butuh pendekatan serba now. Misalnya, dengan penguatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran. Adanya bonus demografi yang dialami Indonesia, juga jadi kesempatan bagi IPB untuk menyiapkan sumber daya manusia yang unggul di bidang pertanian. Menjadi tantangan bagi IPB untuk dapat terlibat meregenerasi petani. Minat pemuda untuk terjun di dunia pertanian minim.
Arif mengatakan, peran kekinian IPB dibutuhkan untuk menghasilkan lulusan adaptif terhadap perubahan melalui tumbuhnya technopreneur dengan bisnis rintisan serta socio-technopreneur dalam pengembangan masyarakat melalui inovasi yang dihasilkan. Selain itu, IPB harus mampu terdepan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan untuk rujukan pertanian, kelautan, dan biosains tropika, baik skala nasional maupun global.
”Inovasi IPB yang konkret dibutuhkan untuk menggerakkan ekonomi rakyat dalam memperkuat ekonomi nasional, termasuk mendukung arah dan kebijakan pembangunan nasional,” kata Arif.
Rektor IPB 2012-2017 Herry Suhardiyanto mengatakan, transformasi pendidikan di IPB terus dilakukan. Kini, IPB mampu menjadi salah satu PTN berkelas dunia. Hal yang menggembirakan, lulusan IPB yang menjadi wirausaha berbasis pertanian yang inovatif dan kreatif meningkat, mencapai 7,29 persen. Jumlah ini lebih tinggi daripada rata-rata nasional yang sekitar 0,5 persen.
Ketua MWA MA Chozin menyampaikan harapan agar IPB responsif terhadap disruptif inovasi dan teknologi, perkembangan teknologi informasi, menipisnya sumber daya alam dunia, dan penguatan generasi milenial sebagai bonus demografi. Selain itu, IPB punya peluang untuk mengembangkan keunggulan pengembangan pertanian, kelautan, dan biosains dalam menjawab masalah masa depan. (ELN)
Sumber: Kompas, 16 Desember 2017