PDHI Ajak Dokter Hewan Bantu Atasi Covid-19

- Editor

Senin, 27 April 2020

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Asosiasi Dokter Hewan Dunia memperingati Hari Kedokteran Hewan Dunia setiap tanggal 25 April. Tahun 2020, dokter hewan ikut berperan dalam penanganan Covid-19.

Asosiasi Dokter Hewan Dunia memperingati Hari Kedokteran Hewan Dunia setiap tanggal 25 April. Tahun 2020 ini, tema yang diangkat adalah ”Perlindungan Lingkungan untuk Meningkatkan Kesehatan Hewan dan Manusia”. Tema tersebut saat ini relevan dengan pentingnya peran dokter hewan membantu mengatasi Covid-19.

”Keterlibatan dokter hewan tentu diperlukan selama penanganan penyakit zoonosis (penyakit menular dari hewan ke manusia), termasuk pandemi Covid-19, baik dalam upaya pencegahan maupun upaya pengobatan,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) Drh Muhammad Munawaroh dalam pernyataannya yang disiarkan di Jakarta, Jumat (24/4/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia menjelaskan, beberapa peran yang dapat diambil dokter hewan di antaranya, pertama, melakukan surveilans dan pemantauan penyakit yang berasal dari hewan. Kedua, melakukan penelitian terhadap karakteristik penyakit tertentu dan kemungkinan penularan yang terjadi sebagai bentuk upaya pencegahan. Ketiga, berperan dalam penemuan obat ataupun vaksin.

Keempat, berperan dalam menentukan kebijakan pemerintahan terkait kesehatan hewan dan kaitannya dengan manusia. Kelima, berperan dalam keamanan dan kelayakan produk asal hewan selama krisis pandemi terjadi ataupun di luar pandemi. Keenam, membantu melakukan edukasi ke masyarakat dan peran penting lainnya.

”Meskipun peran tersebut tidak langsung berhadapan dengan manusia, tetap berkontribusi dalam kesejahteraan manusia. Yang membedakan ialah melalui hewan karena kesehatan hewan juga berdampak dalam kesehatan manusia,” kata Munawaroh.

Munawaroh memberikan contoh ketika terjadi kasus zoonosis yang terjadi sebelumnya, yaitu flu burung H5N1 yang menyerang pada unggas dan burung serta menyebabkan kematian pada manusia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, manusia yang terinfeksi memiliki tingkat mortalitas mencapai 60 persen. Pada 2005-2017 terdapat kematian 168 orang dari 200 orang yang terjangkit di Indonesia. Puncak penyakit terjadi pada 2007 dan angka terus menurun hingga 2017.

Tentunya dokter hewan ikut berperan dalam penanganan penanggulangan flu burung tersebut, baik dari surveilans, pengendalian penyakit pada hewan, komunikasi risiko, edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat, serta dalam pengembangan vaksinasi untuk flu burung atau avian influenza.

”Meskipun sulit pada awalnya, kegiatan terintegrasi secara nasional baik lintas program dan lintas sektor terpadu perlu diimplementasikan secara vertikal maupun horizontal. Kembali lagi pada pentingnya penerapan konsep one health (satu kesehatan),” ucap Munawaroh.

Pada kasus pandemi Covid-19, Munawaroh memberi contoh penerapan satu kesehatan yang terjadi di Inggris. Beberapa rumah sakit di sana mulai membuka pekerjaan bagi dokter hewan serta dokter gigi untuk membantu menjaga sebagai pekerja pendukung, terutama dalam perawatan intensif karena tingginya kasus dan tingginya kebutuhan tenaga kesehatan.

”Sebelumnya, rasio antara pasien dan tenaga kesehatan di Inggris 1:1 berubah menjadi 1:6. Namun, dokter hewan dan dokter gigi tidak mengambil peranan dokter manusia dan perawat serta tidak mengambil keputusan medis, penanganan, dan perawatan medis lainnya, seperti intubasi,” tutur Munawaroh.

Presiden Asosiasi Dokter Hewan Sedunia (World Veterinary Association/WVA) Drh Patricia Turner, dalam pernyataannya yang dimuat dalam situs web WVA.org, 7 April 2020, menyebutkan, beberapa bulan terakhir berurusan dengan pandemi global SARS-CoV-2 telah menunjukkan kepada dokter hewan betapa pentingnya untuk berkumpul bersama, sebagai profesional veteriner, untuk berbagi informasi di antara dokter hewan sendiri guna menjaga dokter hewan tangguh dan aman, untuk mendukung klien dan memastikan perawatan yang baik dan kesejahteraan semua hewan.

”Selain itu, menggunakan pengetahuan dan pelatihan kami tentang penyakit menular untuk mendukung kesehatan masyarakat dan upaya di komunitas kami dan di seluruh dunia,” kata Patricia.

Dalam pernyataannya, WVA dengan senang hati menyediakan daftar sumber daya yang dikumpulkan dari kelompok-kelompok dokter hewan nasional dan internasional, lembaga kesehatan masyarakat, dan organisasi antarpemerintah.

Kantor berita Reuters, 6 April 2020, memberitakan, produsen ventilator hewan di Jepang, Metran, telah didekati oleh Pemerintah Jepang untuk memproduksi secara massal ventilator hewannya untuk merawat orang yang didiagnosis dengan Covid-19.

Ketua Eksekutif Metran Kazufuku Nitta mengatakan, pendekatan itu dilakukan akhir bulan lalu. Beberapa negara yang mengajak bicara perusahaan itu adalah Amerika Serikat, Inggris, dan India.

Metran sebetulnya juga membuat ventilator untuk manusia, tetapi Nitta mengatakan, alat kesehatan hewannya lebih sederhana dan juga sepersepuluh dari biaya produksi dan lebih mudah dioperasikan.

”Dalam pandemi, tidak akan ada cukup dokter dengan pengetahuan ahli di lokasi. Mesin sederhana dan aman diperlukan untuk dokter yang tidak terbiasa dengan perangkat ini,” kata Nitta kepada Reuters dalam wawancara baru-baru ini di pabrik Metran di Kawaguchi, utara Tokyo.

Oleh SUBUR TJAHJONO

Editor: SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 25 April 2020

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB
Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya
Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri
PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen
7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya
Anak Non SMA Jangan Kecil Hati, Ini 7 Jalur Masuk UGM Khusus Lulusan SMK
Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia
Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu
Berita ini 4 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 1 April 2024 - 11:07 WIB

Baru 24 Tahun, Maya Nabila Sudah Raih Gelar Doktor dari ITB

Rabu, 21 Februari 2024 - 07:30 WIB

Metode Sainte Lague, Cara Hitung Kursi Pileg Pemilu 2024 dan Ilustrasinya

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:23 WIB

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:17 WIB

PT INKA Fokus pada Kereta Api Teknologi Smart Green, Mesin Bertenaga Air Hidrogen

Rabu, 7 Februari 2024 - 14:09 WIB

7 Sesar Aktif di Jawa Barat: Nama, Lokasi, dan Sejarah Kegempaannya

Rabu, 3 Januari 2024 - 17:34 WIB

Red Walet Majukan Aeromodelling dan Dunia Kedirgantaraan Indonesia

Minggu, 24 Desember 2023 - 15:27 WIB

Penerima Nobel Fisika sepanjang waktu

Selasa, 21 November 2023 - 07:52 WIB

Madura di Mata Guru Besar UTM Profesor Khoirul Rosyadi, Perubahan Sosial Lunturkan Kebudayaan Taretan Dibi’

Berita Terbaru

US-POLITICS-TRUMP

Berita

Jack Ma Ditendang dari Perusahaannya Sendiri

Rabu, 7 Feb 2024 - 14:23 WIB