Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebut lebih 200 juta orang terinfeksi malaria tiap tahun. Pada 2016, setengah juta orang tewas karena malaria, terutama balita. Malaria juga memicu buruknya berbagai kondisi kesehatan dasar warga dan mengurangi produktivitasnya.
Di Indonesia, malaria hingga kini masih menjadi masalah besar dan menghambat capaian Indonesia memenuhi target dalam Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) tahun 2015 lalu dan memberi tantangan besar dalam mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Malaria jadi tantangan berat di banyak provinsi, khususnya di kawasan Indonesia timur.
Malaria disebabkan oleh parasit. Jenis parasit malaria yang paling mematikan adalah Plasmodium falciparum. Namun, penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Selain menyerang manusia, penyakit ini menginfeksi sejumlah kera besar, seperti simpanse dan gorila.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Asal usul
Para peneliti dari Institut Wellcome Sanger di Cambridge, Inggris, mengungkap asal usul parasit malaria dengan menelusuri pohon keluarga genetikanya. Penjejakan dilakukan dengan menggunakan tujuh jenis parasit malaria, yaitu tiga parasit yang menyerang simpanse, tiga parasit yang menginfeksi gorila dan parasit P falciparum yang paling mematikan.
CDC/DR. MAE MELVIN TRANSWIKI–Parasit Plasmodium falciparum yang memicu malaria paling mematikan.
“Studi ini melihat tidak hanya bagaimana parasit masuk ke dalam tubuh manusia, tetapi tinggal menetap, membelah diri dan dipindahkan ke manusia lain melalui gigitan nyamuk,” kata salah satu peneliti utama, Matt Berriman, seperti dikutip BBC, Selasa (22/5/2018).
Studi ini melihat tidak hanya bagaimana parasit masuk ke dalam tubuh manusia, tetapi tinggal menetap, membelah diri dan dipindahkan ke manusia lain melalui gigitan nyamuk.
Hasil studi dipublikasikan di jurnal Nature Microbiology menunjukkan parasit P falciparum sudah ada di tubuh manusia sejak 50.000 tahun lalu. Namun, di masa itu, parasit ini juga ditemukan pada berbagai primata lain. Baru pada 3.000-4.000 tahun lalu P falciparum menjadi spesifik menyerang manusia.
“Ekspansi manusia modern menciptakan rumah yang nyaman bagi parasit untuk berevolusi secara ireversibel (tidak bisa kembali) hingga menjadi bentuk yang spesifik dengan kondisi manusia,” tambahnya.
Direktur Sekolah Kedokteran Tropis Liverpool, Inggris, Janet Hemingway mengatakan temuan ini penting untuk memahami bagaimana dan kapan sebuah penyakit melintasi batasan spesies hingga akhirnya mematikan bagi manusia. Akhir-akhir ini, banyak orang menilai malaria adalah penyakit pada manusia dan lupa bahwa ini adalah penyakit zoonosis yang melintasi batasan spesies pada 50.000 tahun lalu.
“Sejak itu, malaria jadi salah satu penyakit yang paling mematikan bagi manusia,” kata Hemingway. Pengetahuan ini bisa membantu manusia memahami perkembangan penyakit ke depan termasuk bagaimana mencegahnya.–M ZAID WAHYUDI
Sumber: Kompas, 23 Mei 2018