Orang Makan Lebih Banyak Ketika Bersama Teman

- Editor

Sabtu, 5 Oktober 2019

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Tuna bumbu gohu khas Ternate disuguhkan menjadi makanan pembuka dalam jamuan makan siang pada Rabu (13/2/2019) di restoran The Providores, London, Inggris. Acara ini sebagai bagian dari promosi budaya menjelang London Book Fair 2019, di mana Indonesia akan menjadi market focus country yang pertama dari Asia Tenggara.



KOMPAS/PASCAL SB SAJU (CAL)

13-02-2019

Tuna bumbu gohu khas Ternate disuguhkan menjadi makanan pembuka dalam jamuan makan siang pada Rabu (13/2/2019) di restoran The Providores, London, Inggris. Acara ini sebagai bagian dari promosi budaya menjelang London Book Fair 2019, di mana Indonesia akan menjadi market focus country yang pertama dari Asia Tenggara. KOMPAS/PASCAL SB SAJU (CAL) 13-02-2019

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang cenderung makan lebih banyak ketika makan bersama teman dibandingkan dengan ketika mereka makan sendiri atau dengan orang asing. Fenomena ini dikenal sebagai fasilitasi sosial makan.

KOMPAS–Persiapan jamuan makan di Kota Zhuzhou, Provinsi Hunan, tidak jauh dari Kota Changsa, China, akhir September 2017. Hasil penelitian menunjukkan, orang cenderung makan lebih banyak ketika makan bersama teman.

Penelitian tinjauan pustaka itu berjudul ”Tinjauan Sistematis dan Meta-Analisis Fasilitasi Sosial Makan”. Penelitian dimuat dalam jurnal The American Journal of Clinical Nutrition edisi 4 Oktober 2019 yang juga dipublikasikan Science Daily. Penelitian dilakukan tim ilmuwan Inggris dan Australia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam jurnal disebutkan, tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menguantifikasi bukti untuk fasilitasi sosial makan dan mengidentifikasi faktor moderasi dan mekanisme yang mendasarinya. Sedikit yang diketahui tentang kapan dan mengapa fenomena fasilitasi sosial makan ini terjadi.

Tim peneliti secara sistematis mengkaji 42 studi di Inggris dan Australia yang menggunakan pendekatan eksperimental dan non-eksperimental untuk memeriksa asupan makanan atau pilihan makanan. Database yang dicari selama April 2019 meliputi PsychInfo, Embase, Medline, dan Indeks Kutipan Ilmu Sosial.

Hasil kajian menunjukkan bukti kuat bahwa orang memilih dan makan lebih banyak ketika makan dengan teman dibandingkan dengan ketika mereka makan sendirian. Ada beberapa bukti bahwa fasilitasi sosial makan dimoderatori berdasarkan jenis kelamin, status berat badan, dan jenis makanan.

KOMPAS/PUTU FAJAR ARCANA–Jamuan makan malam dalam ritual Orom Sasadu di Desa Toboso, Jailolo, Maluku Utara, 11 Mei 2018.

Namun, efek fasilitasi sosial ini pada makan tidak diamati di antara orang-orang yang tidak saling kenal dengan baik.

”Orang-orang ingin menyampaikan kesan positif kepada orang asing. Memilih porsi kecil dapat menjadi sarana untuk melakukan hal itu dan ini mungkin menjadi alasan mengapa fasilitasi sosial untuk makan kurang terlihat di antara kelompok orang asing,” kata Helen Ruddock, peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas Birmingham, Inggris, seperti dikutip Science Daily.

Konsep fasilitasi sosial yang dikutip Ruddock berasal dari JM de Castro dari Departemen Psikologi Universitas Negeri Georgia, Amerika Serikat, tahun 1990. Penelitian de Castro dan rekan-rekannya berjudul ”Fasilitasi Sosial dari Ukuran Makan Spontan Manusia Muncul, Terlepas dari Waktu, Tempat, Alkohol, atau Makanan Ringan”. Penelitian dimuat dalam jurnal Appetite, Oktober 1990.

”Jumlah makanan yang dimakan manusia dalam makanan yang dimakan secara spontan berkorelasi positif dengan jumlah orang lain yang hadir. Ini bisa disebabkan oleh fasilitasi sosial,” tulis de Castro.

Hasilnya penelitian de Castro menunjukkan bahwa ada korelasi yang kuat, positif, dan signifikan antara ukuran makanan dan jumlah orang lain yang hadir ditemukan secara terpisah untuk makanan yang dimakan selama periode sarapan, periode makan siang, dan periode makan malam, dimakan di restoran, di rumah dan di tempat lain, dimakan disertai dengan konsumsi alkohol atau tanpa alkohol, dan hanya makanan ringan atau makanan saja.

Oleh SUBUR TJAHJONO

Sumber: Kompas, 5 Oktober 2019

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Zaman Plastik, Tubuh Plastik
Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes
Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah
Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?
Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia
Boeing 777: Saat Pesawat Dirancang Bersama Manusia dan Komputer
James Webb: Mata Raksasa Manusia Menuju Awal Alam Semesta
Harta Terpendam di Air Panas Ie Seum: Perburuan Mikroba Penghasil Enzim Masa Depan
Berita ini 6 kali dibaca

Informasi terkait

Jumat, 27 Juni 2025 - 14:32 WIB

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Juni 2025 - 08:07 WIB

Suara yang Menggeser Tanah: Kisah dari Lereng yang Retak di Brebes

Jumat, 27 Juni 2025 - 05:33 WIB

Kalender Hijriyah Global: Mimpi Kesatuan, Realitas yang Masih Membelah

Sabtu, 14 Juni 2025 - 06:58 WIB

Mikroalga: Si Hijau Kecil yang Bisa Jadi Bahan Bakar Masa Depan?

Jumat, 13 Juni 2025 - 13:30 WIB

Wuling: Gebrakan Mobil China yang Serius Menggoda Pasar Indonesia

Berita Terbaru

Artikel

Zaman Plastik, Tubuh Plastik

Jumat, 27 Jun 2025 - 14:32 WIB