Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang cenderung makan lebih banyak ketika makan bersama teman dibandingkan dengan ketika mereka makan sendiri atau dengan orang asing. Fenomena ini dikenal sebagai fasilitasi sosial makan.
KOMPAS–Persiapan jamuan makan di Kota Zhuzhou, Provinsi Hunan, tidak jauh dari Kota Changsa, China, akhir September 2017. Hasil penelitian menunjukkan, orang cenderung makan lebih banyak ketika makan bersama teman.
Penelitian tinjauan pustaka itu berjudul ”Tinjauan Sistematis dan Meta-Analisis Fasilitasi Sosial Makan”. Penelitian dimuat dalam jurnal The American Journal of Clinical Nutrition edisi 4 Oktober 2019 yang juga dipublikasikan Science Daily. Penelitian dilakukan tim ilmuwan Inggris dan Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam jurnal disebutkan, tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menguantifikasi bukti untuk fasilitasi sosial makan dan mengidentifikasi faktor moderasi dan mekanisme yang mendasarinya. Sedikit yang diketahui tentang kapan dan mengapa fenomena fasilitasi sosial makan ini terjadi.
Tim peneliti secara sistematis mengkaji 42 studi di Inggris dan Australia yang menggunakan pendekatan eksperimental dan non-eksperimental untuk memeriksa asupan makanan atau pilihan makanan. Database yang dicari selama April 2019 meliputi PsychInfo, Embase, Medline, dan Indeks Kutipan Ilmu Sosial.
Hasil kajian menunjukkan bukti kuat bahwa orang memilih dan makan lebih banyak ketika makan dengan teman dibandingkan dengan ketika mereka makan sendirian. Ada beberapa bukti bahwa fasilitasi sosial makan dimoderatori berdasarkan jenis kelamin, status berat badan, dan jenis makanan.
KOMPAS/PUTU FAJAR ARCANA–Jamuan makan malam dalam ritual Orom Sasadu di Desa Toboso, Jailolo, Maluku Utara, 11 Mei 2018.
Namun, efek fasilitasi sosial ini pada makan tidak diamati di antara orang-orang yang tidak saling kenal dengan baik.
”Orang-orang ingin menyampaikan kesan positif kepada orang asing. Memilih porsi kecil dapat menjadi sarana untuk melakukan hal itu dan ini mungkin menjadi alasan mengapa fasilitasi sosial untuk makan kurang terlihat di antara kelompok orang asing,” kata Helen Ruddock, peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas Birmingham, Inggris, seperti dikutip Science Daily.
Konsep fasilitasi sosial yang dikutip Ruddock berasal dari JM de Castro dari Departemen Psikologi Universitas Negeri Georgia, Amerika Serikat, tahun 1990. Penelitian de Castro dan rekan-rekannya berjudul ”Fasilitasi Sosial dari Ukuran Makan Spontan Manusia Muncul, Terlepas dari Waktu, Tempat, Alkohol, atau Makanan Ringan”. Penelitian dimuat dalam jurnal Appetite, Oktober 1990.
”Jumlah makanan yang dimakan manusia dalam makanan yang dimakan secara spontan berkorelasi positif dengan jumlah orang lain yang hadir. Ini bisa disebabkan oleh fasilitasi sosial,” tulis de Castro.
Hasilnya penelitian de Castro menunjukkan bahwa ada korelasi yang kuat, positif, dan signifikan antara ukuran makanan dan jumlah orang lain yang hadir ditemukan secara terpisah untuk makanan yang dimakan selama periode sarapan, periode makan siang, dan periode makan malam, dimakan di restoran, di rumah dan di tempat lain, dimakan disertai dengan konsumsi alkohol atau tanpa alkohol, dan hanya makanan ringan atau makanan saja.
Oleh SUBUR TJAHJONO
Sumber: Kompas, 5 Oktober 2019