Dua orang Amerika dan satu orang Jerman-Amerika berbagi penghargaan Nobel untuk bidang kedokteran, Senin (7/10/2013). Mereka dianggap telah memecahkan misteri tentang sistem tranportasi di dalam sel.
Dua warga negara Amerika itu adalah James E Rothman (62) dan Randy W Schekman (64). Sementara itu, satu warga Jerman-Amerika adalah Thomas C Sudhof (57). Mereka bertiga mendapat penghargaan Nobel Kedokteran, Senin, untuk penemuan tentang bagaimana sel tubuh memutuskan kapan dan di mana membagikan molekul yang dihasilkan.
Pekerjaan mereka berfokus pada gelembung kecil di dalam sel yang disebut vesikel, yang menggerakkan hormon dan molekul di dalam sel dan kadang keluar sel, seperti ketika insulin dilepaskan ke aliran darah. Armada vesikel adalah ibarat layanan FedEx di era dunia seluler hari ini. Gangguan pada sistem ini akan berkontribusi pada terpicunya penyakit diabetes, saraf, dan kekebalan tubuh.
Penelitian ini diyakini akan sangat membantu para dokter mendiagnosis keparahan epilepsi dan penurunan kekebalan pada anak. Penelitian tentang otak dan berbagai penyakit saraf juga terbantu hasil penelitian tiga orang ini. Bagi produsen biotek, penelitian mereka bertiga membantu lahirnya pompa ragi yang mendorong keluar sejumlah besar protein bermanfaat seperti insulin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Rothman, profesor di Yale University, merinci bagaimana mesin protein memungkinkan vesikel dalam sel bergabung dengan targetnya untuk mengizinkan “perpindahan muatan” molekul. Adapun Schekman, profesor di University of California, Berkeley, memperoleh penghormatan untuk temuan satu set gen yang diperlukan bagi berlangsungnya lalu lintas vesikel.
Sementara itu, Sudhof, profesor di Stanford University, memperlihatkan vesikel mendapat perintah kapan tepatnya harus melepaskan molekul. Schekman dan Sudhof juga merupakan peneliti di Howard Huges Medical Institute.
Schekman menemukan satu set gen yang memengaruhi transportasi vesikel tersebut pada 1970-an. Sementara itu, Rothman pada 1980 dan 1990-an mendapatkan bagaimana vesikel mengantarkan “kargo” ke tempat yang tepat. Adapun Sudhof, pada 1990-an, mengidentifikasi mesin pengontrol vesikel, yang memutuskan kapan “utusan” kimia dari satu sel otak bisa berkomunikasi dengan sel lain.
Ketika sel pankreas melepaskan insulin atau satu sel otak mengirimkan “seorang utusan” kimia untuk “berbicara dengan tetangganya”, vesikel akan memutuskan kapan zat tersebut dikeluarkan ke tempat dan waktu yang tepat. Mereka juga ibarat kapal kargo yang mengirimkan pesanan antar-sel.
“Bayangkan ratusan ribu orang yang bepergian ratusan kilometer di jalanan, bagaimana mereka harus menemukan cara tepat untuk sampai, di mana akan menghentikan bus, atau membuka pintu agar orang bisa lewat,” tutur Sekretaris Komite Nobel Goran Hansson, menganalogikan temuan ketiga orang itu. “Ada persoalan yang sama di dalam sel,” ujar dia.
Mantan Direktur Institut Nasional Ilmu Kedokteran Umum di Bethesda ini mengatakan, penghargaan tersebut datang jauh terlambat. Pekerjaan ketiga pakar, ujar dia, sudah punya pengaruh luas dan mendasar, sekaligus mendorong lahirnya penelitian-penelitian lanjutan.
Berg, yang kini memimpin Institut Kedokteran Personalized di University of Pittsburgh, mengatakan bahwa pekerjaan ketiga pakar telah menyediakan kerangka intelektual yang digunakan untuk meneliti bagaimana sel-sel otak berkomunikasi dan bagaimana sel melepaskan hormon antar-sel. “Memengaruhi secara tak langsung hampir semua penelitian terkait penyakit saraf dan penyakit lainnya,” kata dia.
Schekman menemukan satu set gen yang memengaruhi transportasi vesikel tersebut pada 1970-an. Adapun Rothman pada 1980 dan 1990-an mendapatkan bagaimana vesikel mengantarkan “kargo” ke tempat yang tepat. Adapun Sudhof, pada 1990-an, mengidentifikasi mesin pengontrol vesikel, yang memutuskan kapan “utusan” kimia dari satu sel otak bisa berkomunikasi dengan sel lain.
“(Temuan) ini bukan persoalan semalam. Sebagian besar telah dicapai dan dikembangkan selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun,” kata Rothman. Dia mengaku kehilangan dana hibah untuk pekerjaan yang sekarang diakui Komite Nobel, dan berencana mengajukan kembali permohonan, sembari berharap akan ada perbedaan dalam keputusan pemberian hibah penelitian.
Schekman mengatakan ia terbangun pada pukul 01.00 di rumahnya di California, ketika dihubungi oleh Ketua Komite Penghargaan, saat dia masih mengalami jetlag setelah perjalanan ke Jerman sehari sebelumnya. “Yang saya bisa katakan adalah ‘Oh, Tuhan,’ dan hanya itu.”
Sudhof, pria kelahiran Jerman yang bermigrasi ke Amerika pada 1983 sampai memiliki kewarganegaraan Amerika, mengaku dihubungi Komite Nobel saat tengah mengemudi di Spanyol, dalam perjalanan untuk memberi ceramah. “Setelah menepi, saya pikir pada awalnya (telepon) itu adalah lelucon. Aku punya banyak teman yang mungkin memainkan beragam trik,” ujar dia.
Sebelumnya, Rothman dan Schekman telah memenangkan Albert Lasker Basic Medical Research Award untuk penelitian mereka pada 2002. Penghargaan ini kerap menjadi sinyal awal bakal penerima Hadiah Nobel. Sementara itu, Sudhof adalah penerima penghargaan Lasker pada bulan lalu.
Penghargaan Nobel diinisiasi oleh pengusaha Swedia, Alfred Nobel, pada 1895, untuk menghormati karya-karya di bidang fisika, kimia, sastra, dan perdamaian. Nobel Ekonomi kali pertama diberikan pada 1969.
Pada 2012, Nobel Kedokteran diberikan kepada Sir John B Gurdon dari Inggris dan Shinya Yamanaka dari Jepang untuk pekerjaan tentang pemrograman ulang sel. Hasil penelitian mereka dinilai membuka terobosan untuk metode pengobatan yang lebih efektif.
Setelah pengumuman penerima Nobel Kedokteran di Institut Karolinska di Stockholm, Swedia, pada Senin; akan menyusul pengumuman pemenang Nobel Fisika pada Selasa (8/10/2013), Nobel Kimia pada Rabu (9/10/2013), dan Nobel Ekonomi pada Senin (14/10/2013).
Nobel Perdamaian dijadwalkan bakal diumumkan pada Jumat (11/10/2013) di Oslo, Norwegia. Adapun pengumuman Nobel Sastra belum dijadwalkan. Setiap penghargaan Nobel menyertakan hadiah 8 juta krona Swedia atau setara Rp 12 miliar.
Sumber : CNN.com, Associated Press
Penulis : Palupi Annisa Auliani |
Sumber: Kompas, Selasa, 8 Oktober 2013 | 06:36 WIB
——————–
Peneliti sistem transportasi sel dapat Nobel Kedokteran 2013
Tiga ilmuwan mendapatkan hadiah Nobel bidang kedokteran dan fisiologi tahun 2013 pada Senin atas data-data yang mereka kumpulkan tentang bagaimana sel-sel memindahkan materi penting seperti hormon ke sel-sel yang lain, yang memberikan pemahaman baru tentang penyakit seperti Alzheimer, autisme dan diabetes.
Ilmuwan Amerika James Rothman (62) dan Randy Schekman (64) serta ilmuwan kelahiran Jerman, Thomas Suedhof (57) secara terpisah memetakan jaringan kritis tubuh tempat gelembung sangat kecil yang disebut vesikel, yang memampukan sel mensekresikan bahan-bahan kimia seperti insulin ke sekitarnya.
Perangkat seluler yang telah berkembang miliaran tahun ini sangat sensitif sehingga gangguan fungsi sangat kecil pada mekanismenya pun bisa menyebabkan sakit serius hingga kematian.
“Lewat penemuan mereka, Rothman, Schekman dan Suedhof telah mengungkap sistem kendali transportasi dan pengiriman kargo seluler yang sangat cermat,” kata Majelis Nobel di Karolinska Institute, Swedia, dalam pernyataan saat menganugerahkan hadiah 8 juta crown (1,2 juta dolar AS).
Penelitian para ilmuwan tersebut tentang bagaimana sel-sel mengangkut materi memberikan titik cerah pada bagaimana insulin, yang mengendalikan kadar gula darah, dibuat dan dilepaskan ke darah pada waktu dan tempat yang tepat.
Diabetes dan beberapa gangguan otak dikaitkan dengan setidaknya dengan cacat pada sistem transportasi vesikula.
Riset para ilmuwan itu menjelaskan komponen biologi sel yang membantu para ilmuwan memahami bagaimana sekresi otak dan hormon bekerja, kata Dr. Jeremy Berg, yang bertahun-tahun bekerja sebagai Direktur National Institute of General Medical Sciences, bagian dari National Institutes of Health.
Komite Nobel mengatakan pekerjaan para ilmuwan itu akan membantu memahami gangguan penurunan sistem kekebalan dan otak seperti autisme.
“Temuan mereka bisa memiliki implikasi klinis pada penyakit-penyakit psikiatri, tapi saya kira mereka akan lebih berguna untuk memahami bagaimana sel-sel bekerja,” kata Professor Patrik Rorsman dari Oxford University.
Schekman, ahli genetik, pertama kali tertarik pada bagaimana protein bergerak dalam sel tahun 1974.
Di University of California, Berkeley, ia mulai bekerja dengan ragi, mikroorganisme bersel tunggal. Riset menunjukkan temuannya berlaku sama pada sel-sel tubuh manusia.
Riset Schekman antara lain ditujukan untuk mempelajari apakah akumulasi protein pada amyloid otak pasien Alzheimer terjadi karena gangguan sistem vesikula.
Suedhof, seorang ahli ilmu syaraf, fokus khususnya pada otak dan pertanyaan tentang pikiran dan persepsi manusia, emosi dan aksi ditentukan melalui sinyal antara neuron-neuron, sel-sel yang membentuk bangunan sistem syaraf.
“Ketertarikan utama saya adalah mencoba memahami bagaimana neuron-neuron dalam otak berkomunikasi–bagaimana proses ini terbangun selama perkembangan, dan bagaimana mereka menjadi terganggu dalam autisme dan schizophrenia,” kata Suedhof dalam satu wawancara seperti dikutip Reuters.
Sementara Schekman mengatakan, risetnya lahir dari keinginan untuk memahami bagaimana satu sel berbicara dengan sel yang lain, yang akan membantu memperdalam pemahaman tentang bagaimana otak bekerja.
Suedhof mengatakan meski dia dan dua rekan penerima Nobel-nya bekerja terpisah namun mereka berkali-kali bertemu.
“Berargumen dan kadang sepakat dan kadang tidak sepakat,” katanya lalu tertawa.
Editor: Maryati
——————–
Nobel Kedokteran dan Fisiologi merupakan hadiah Nobel pertama yang setiap tahun diberikan oleh Komite Nobel. Penghargaan untuk pencapaian dalam bidang ilmiah, literatur dan perdamaian pertama kali diberikan tahun 1901 sesuai wasiat penemu dan pebisnis Alfred Nobel.(www.nobelprize.org)
Sumber: Antara, Selasa, 8 Oktober 2013 08:16 WIB
————————-
5 Penghargaan Nobel Kedokteran Paling Revolusioner
Penghargaan Nobel di bidang ilmu fisiologi atau kedokteran diberikan pada Senin (7/10/2013) lalu kepada tim peneliti yang menemukan transportasi molekul sel tubuh. Tim peneliti tersebut terdiri dari peneliti asal Amerika Serikat James E Rothman dan Randy W Schekman, serta peneliti Jerman-Amerika Thomas C Sudhof.
Inti dari penelitian mereka adalah pada gelembung kecil di dalam sel yang disebut vesikel, yang menggerakkan hormon dan molekul di dalam sel dan kadang keluar sel, seperti ketika insulin dilepaskan ke aliran darah. Gangguan pada sistem ini akan berkontribusi pada terpicunya penyakit diabetes, saraf, dan kekebalan tubuh.
Penelitian ini diyakini akan sangat membantu para dokter mendiagnosis keparahan epilepsi dan penurunan kekebalan pada anak. Penelitian tentang otak dan berbagai penyakit saraf juga terbantu hasil penelitian tiga orang ini. Bagi produsen biotek, penelitian mereka bertiga membantu lahirnya pompa ragi yang mendorong keluar sejumlah besar protein bermanfaat seperti insulin.
Sejak penghargaan tersebut dimulai pada tahun 1901, komite Nobel telah memberikan 104 penghargaan di bidang kedokteran pada 204 orang. Berikut beberapa penghargaan yang paling banyak diingat.
1. Pengobatan difteri dan tetanus
Penghargaan Nobel pertama di bidang kedokteran atau fisiologi diberikan pada tahun 1901 kepada peneliti Jerman Emil von Behring. Saat itu, Behring menemukan terapi serum, metode untuk mengobati penyakit dengan menyuntikkan serum darah dari sistem imun binatang.
Secara khusus, Komite Nobel memberikan penghargaan kepada Behring lantaran terapi serum yang ditemukannya dapat mengobati penyakit pernapasan difteri dan infeksi sistem saraf tetanus.
2. Heliks ganda
James Watson, Francis Crick, dan Maurice Wilkins menerima penghargaan Nobel di tahun 1962 atas penemuan struktur asam deoksiribonukleat atau yang dikenal dengan DNA. Rosalind Franklin, peneliti yang menggunakan metode kristalografi sinar X untuk memecahkan struktur DNA meninggal di tahun 1958 sehingga tidak ikut menerima penghargaan. Hal ini karena penghargaan Nobel tidak diberikan kepada orang yang sudah meninggal.
3. Penisilin
Penemuan antibiotik penisilin di tahun 1928 oleh ahli biologi asal Skotlandia Alexander Fleming mendapatkan penghargaan Nobel di tahun 1945. Dia mendapat penghargaan bersama ahli biokimia asal Inggris Ernst Boris Chain dan ahli patologi asal Australia Sir Howard Walter Florey.
Penisilin saat itu dikenal untuk efek kuratifnya pada banyak penyakit penular. Penisilin merupakan turunan dari fungi Penicillium dan dapat mengobati infeksi bakteri. Penisilin telah menyelamatkan tentara perang yang tak terhitung jumlahnya selama Perang Dunia II.
4. Gen lompat
Ahli gen sel Barbara McClintock menerima penghargaan Nobel di tahun 1983 untuk penemuan transopon genetika atau urutan DNA yang dapat mengubah posisi mereka pada genom. McClintock menjadi salah satu dari 10 wanita yang memenangkan penghargaan Nobel.
5. Fertilisasi in vitro
Penghargaan Nobel bidang kedokteran di tahun 2010 diberikan kepada pakar fisiologi asal Inggris, Robert Edwards, atas penemuan teknik terapi kesuburan atau fertilisasi in vitro (IVF). Teknik tersebut merupakan proses fertilisasi yang dilakukan di luar tubuh manusia.
Sumber : www.livescience.com
Editor : Asep Candra
Penulis : Unoviana Kartika |
Sumber: Kompas, Rabu, 9 Oktober 2013 | 16:55 WIB