Nitya Ade Lulus Doktor Termuda IPB di Usia 25 Tahun

- Editor

Selasa, 26 Juli 2022

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Program studi (prodi) Ilmu Pengelolaan Hutan (IPH), Fakultas Kehutanan dan Lingkungan (Fahutan) IPB University telah meluluskan doktor termuda yang masih berusia 25 tahun.

Doktor yang sekaligus mengukir sejarah baru di Fahutan IPB ini adalah Nitya Ade Santi. Selain sidang promosinya menjadi yang pertama dilaksanakan secara offline pasca COVID-19 di Prodi IPH, ia juga promovenda termuda di Fahutan, IPB University.

Disertasi tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan
Nitya resmi menyandang gelar doktor melalui Sidang Promosi Doktor atau penganugerahan gelar Doktor (Dr), yang dilaksanakan beberapa waktu lalu di Ruang Sidang Sylva Fahutan IPB.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Nitya merampungan gelar Doktor melalui disertasinya yang berjudul “Pengembangan Metode Pengukuran Tingkat Keparahan Kebakaran dan Regenerasi Vegetasi menggunakan Analisis Multi Waktu Langsung”.

Lulusan SMAN 2 Sragen, Jawa Tengah, ini berhasil menemukan metode yang handal untuk mendeteksi kerusakan dan pertumbuhan vegetasi akibat kebakaran.

Selain itu kriteria perubahan yang terjadi akibat kebakaran hutan juga dapat ditemukan dengan menggunakan remote sensing.

“Novelty disertasi promovenda ini sangat bermanfaat dalam kegiatan penanggulangan pasca kebakaran, kegiatan monitoring, dan juga penegakan hukum,” ujar Dr Israr Albar, Kepala Sub Direktorat Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Mahasiswa Berprestasi-Kuliah Gratis
Sebagai promotor, Prof I Nengah Surati Jaya juga memaparkan beberapa prestasi yang diraih oleh Nitya.

“Nitya saat ini aktif sebagai peneliti di FORCI dan pernah bekerja sebagai tenaga ahli di Badan Informasi Geospasial (BIG) dan KLHK,” ujarnya.

Selama masa studi, Nitya juga merupakan mahasiswa berprestasi yang mendapatkan beberapa beasiswa.

Mulai dari beasiswa Tanoto Foundation, Erasmus Keyaction, dan Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) sehingga masa studi sejak sarjana hingga doktor ia tempuh tanpa biaya.

Publikasi 8 Jurnal Internasional
Prof Nengah menjelaskan bahwa selama menempuh studi S3, Nitya telah mempublikasikan 8 jurnal internasional.

“Promovenda, Dr Nitya selama masa studi S3 2019-2022 mempublikasikan 8 jurnal internasional, itu yang menjadikan promovenda extremely excellent,” tuturnya.

Atas prestasi dan pencapaian Nitya sejauh ini, Ketua Departemen Manajemen Hutan, Fahutan IPB, Dr Muhdin juga turut mengapresiasi.

“Atas nama Prodi IPH, mengucapkan selamat kepada Promovenda yang telah menyelesaikan sidang promosi Doktor di usia 25 tahun 3 bulan, mencetak rekor baru di Fahutan IPB University,” tuturnya.

Fahri Zulfikar –

Sumber: detikEdu, Senin, 25 Jul 2022

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel
Seberapa Penting Penghargaan Nobel?
Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024
Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI
Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin
Tak Wajib Publikasi di Jurnal Scopus, Berapa Jurnal Ilmiah yang Harus Dicapai Dosen untuk Angka Kredit?
Empat Bidang Ilmu FEB UGM Masuk Peringkat 178-250 Dunia
Siap Diuji Coba, Begini Cara Kerja Internet Starlink di IKN
Berita ini 32 kali dibaca

Informasi terkait

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:50 WIB

Daftar Peraih Nobel 2024 beserta Karyanya, Ada Bapak AI-Novelis Asal Korsel

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:46 WIB

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:41 WIB

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:31 WIB

Ilmuwan Dapat Nobel Kimia Usai Pecahkan Misteri Protein Pakai AI

Senin, 21 Oktober 2024 - 10:22 WIB

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB