Misi Galileo ke Jupiter; Persinggahan Terakhir di Bumi

- Editor

Minggu, 22 Januari 2017

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sudah lebih tiga tahun wahana antariksa Galileo berkelana mengitari tata surya kita. Sejak diluncurkan 18 Oktober 1989, Galileo telah mengunjungi Venus dari jarak 14.000 km, bulan 10 Februari 1990, kembali ke Buml, bulan Desember 1990 pada ketinggian 960 km, dan berjumpa dengan Gaspra tanggal 29 Oktober 1991 dari jarak 1.600 km. Pertemuan dengan Gaspra merupakan pertemuan bersejarah, karena pertemuan tersebut adalah kesempatan pertama sebuah wahana antariksa melintas dekat sebuah asteroid.

Tanggal 8 Desember 1992 lalu, Galileo kembali mengunjungi Bumi untuk kedua kalinya sekaligus terakhir kalinya sebelum melesat meninggalkan Buml menuju Jupiter.

Galileo menempuh lintasan yang tidak lazim seperti ini –ke Jupiter lewat Venus– untuk menekan serendah mungkin konsumsi bahan bakar yang diperlukan guna membawa Galileo ke Jupiter. Dengan terbang menuju Venus terlebih dahulu, maka konsumsi bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai Jupiter dapat dikurangi dengan drastic. Energi yang dibutuhkan untuk sampai ke Jupiter disubsidi oleh planet-planet yang disinggahi, dalam hal ini Venus dan Bumi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tiap kali Galileo melintas dekat (fly by) Venus ataupun Bumi, Galileo dengan bantuan gravitasi planet dipercepat dan arah lintasannya dibelokkan. Dengan teknik ini Galileo dapat diluncurkan dengan dari STS Atlantis hanya menggunakan IUS (inertial upper stage). Trajectori Galileo ini dikenal dengan nama VEEGA (Venus-Earth Gravity Assist).

Galileo adalah utusan manusia Bumi pertama yang secara khusus diberi tugas menelaah dengan intensif system Planet Jupiter, planet terbesar di tata surya kita. Galileo akan mengitari Jupiter dan keempat bulan Galileannya (Io, Europa, Ganumede, dan Calisto) secara formal selama kurang lebih dua tahun. Galileo akan melakukan wisata ilmiah di antara bulan-bulan Jupiter sebanyak 13 kali.

Misi-misi sebelumnya ke Jupiter tidaklah seperti Galileo yang akan menjadi penghuni sistem Jupiter. Pioneer 10 melintas dekat Jupiter lantas melesat meninggalkan tata surya dengan ayunan gravitasi Jupiter. Pioneer 11 dan Voyager 1 mengunjungi Jupiter, singgah di Saturnus, dan pergi meninggalkan tata surya. Sedangkan Voyager 2 singgah di Jupiter, kemudian melanjutkan perjalanan menuju planet lain seperti Saturnus, Uranus, dan Neptunus sebelum meninggalkan tata surya.

Selama mengitari Jupiter dan bulan-bulan Galileannya, Galileo akan menyelidiki komposisi kimia dan keadaan fisik atmosfer Jupiter, komposisi kimia dan keadaan fisik bulan-bulan Jupiter , serta menguji struktur dan dinamika fisik magnetosfer Planet Jupiter.

Diharapkan dengan misi Galileo ini dapat disimak dengan lebih baik asal usul dan evolusi Jupiter yang diduga merupakan kunci rahasia asal muasal tata surya kita. Jupiter adalah laboratorium kosmologi terbaik dalam tata surya, karena Jupiter masih memiliki kandungan material solar nebula. Galileo dimaksudkan untuk mengeksplorasi daerah lain yang belum pernah dan tidak terjangkau misi lain sebelumnya seperti Pioneer dan Voyager.

’Kesehatan’ Galileo
Semenjak peluncurannya tiga tahun lalu, Galileo menempuh lintasan seperti yang direncanakan. Akan tetapi high gain antenna (HGA) yang dibawa –direncanakan dikembangkan tanggal 11 April 1991 yang lalu– tidak dapat dibuka dengan baik. Terdapat tiga ruas HGA yang tertahan tidak dapat mengembang sehingga HGA hanya membuka sebagian. Kesimpulan ini didasarkan pada hasil analisis intensif telemetri, simulasi komputer, dan pengujian HGA cadangan di JPL. HGA inilah yang direncanakan akan digunakan untuk mengirim data dari Jupiter ke Bumi.

Upaya mengembangkan HGA ini telah dicoba Juli dan Agustus 1991 namun belum berhasil. Upaya berikutnya dicoba kembali Desember 1991 saat Galileo berada di dekat titik terjauhnya dari Matahari. Tim dari JPL (Jet Propulsion Laboaratory) dan Hughes kini bekerja keras mencari cara untuk memecahkan masalah ini. Upaya terakhir akan dicoba setelah pertemuan dengan Bumi Desember 1992 ini. Apabila upaya ini tidak berhasil, maka untuk sementara waktu Galileo hanya akan mengandalkan kedua buah low gain antenna sambil mencari kesempatan baik untuk mengembangkan HGA yang macet setibanya di Jupiter sebelum memulai wisata ilmIahnya.

Manuver lintas dekat di Bumi
Dua tahun lalu ketika melintas dekat dengan Bumi untuk pertama kalinya, Galileo memperoleh tambahan kecepatan sebesar 5,2 km/s, yaitu dari 30,1 km/s saat mendekati Bumi menjadi 35,3 km/s saat meninggalkan Bumi. Subsidi energi yang diterima Galileo saat itu tidaklah cukup sehingga tidak memungkinkan Galileo terbang langsung ke Jupiter.

Jika dinginkan supaya Galileo hanya singgah di Bumi satu kali, maka lintasan yang ditempuh harus dibelokkan sebesar 99 derajat. Ini berartl Galileo harus terbang hanya 1.600 km dari pusat Bumi, yang berarti sekitar 4.800 km di bawah permukaan bumi!

Pada saat kedatangan Galileo di Bumi Desember 1992, Galileo memasuki bola pengaruh Bumi (sekitar 1 juta km dari pusat Bumi) dengan kecepatan relatif terhadap Matahari sebesar 35,3 km/s. Grafitasi Bumi akan mempercepat dan mengubah arah lintasan yang ditempuh Galileo. Sekitar 11 jam sebelum titik terdekatnya dengan Bumi, Galileo akan melintas di atas kutub utara Bulan pada ketinggian 111.000 km. Kesempatan ini akan dimanfaatkan untuk melakukan observasi kutub utara Bulan. Selanjutnya, Galileo akan terus terbang mendekati Bumi sampai akhirnya melintas hanya dari jarak 300 km di atas permukaan laut! Saat Galileo berada di titik terdekatnya dengan Bumi, Galileo akan mempunyai kecepatan relatif terhadap Bumi sebesar 14,1 km/s (kecepatan ini besarnya sekitar 40 kali kecepatan suara). Titik terdekat ini berada di atas Samudra Atlantik Selatan dekat benua Afrika bagian Selatan.

Dengan kecepatan relatif terhadap Matahari saat mendekati bumi sebesar 35,3 km/s dan kecepatan bumi relatif terhadap Matahari sebesar 20,2 km/s, saat meninggalkan Bumi Galileo akan mempunyai kecepatan relatif terhadap Matahari sebesar 39 km/s dengan perioda orbit sebesar 5,6 tahun. Manuver yang dilakukan Galileo menyebabkan arah lintasan yang ditempuh Galileo dibelokkan sebesar 51 derajat. Dengan vektor kecepatan yang baru ini, Galileo siap terbang meninggalkan Bumi menuju Jupiter. Tambahan kecepatan yang diperoleh Galileo dari manuver lintas dekat dengan Bumi kali ini sebesar 3,7 km/s.

Sehubungan dengan kedatangan kembali Galileo ke bumi kali ini, JPL akan menggunakan jaringan yang mereka punyai yaitu DSN (Deep Space Network dibantu dengan beberapa satelit TDRS (Tracking & Data Relay Satellite).

Jika segalanya berjalan seperti yang direncanakan, maka Galileo akan terbang menuju Jupiter dengan terlebih dahulu berjumpa dengan asteroid Ida tanggal 28 Agustus 1993, diharapkan Desember 1995 Galileo sudah tiba di Jupiter. Probe buatan Hughes yang dibawa Galileo akan dilepas 150 hari menjelang kedatangan Galileo ke Jupiter dan akan menerobos masuk atmosfer Jupiter selama 60-75 menit. Data dari pesawat pengintai akan dikirim ke wahana antariksa Galileo saat Galileo berada tepat di atas planet Jupiter untuk selanjutnya dikirim ke Bumi.

Rusdi Fatani, analis misi Hughes Space & communication Co, Los Angeles, AS.

Sumber: Kompas, 13 Desember 1992

Yuk kasih komentar pakai facebook mu yang keren

Informasi terkait

Menghapus Joki Scopus
Kubah Masjid dari Ferosemen
Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu
Misteri “Java Man”
Empat Tahap Transformasi
Carlo Rubbia, Raja Pemecah Atom
Gelar Sarjana
Gelombang Radio
Berita ini 17 kali dibaca

Informasi terkait

Minggu, 20 Agustus 2023 - 09:08 WIB

Menghapus Joki Scopus

Senin, 15 Mei 2023 - 11:28 WIB

Kubah Masjid dari Ferosemen

Jumat, 2 Desember 2022 - 15:13 WIB

Paradigma Baru Pengendalian Hama Terpadu

Jumat, 2 Desember 2022 - 14:59 WIB

Misteri “Java Man”

Kamis, 19 Mei 2022 - 23:15 WIB

Empat Tahap Transformasi

Berita Terbaru

Berita

Seberapa Penting Penghargaan Nobel?

Senin, 21 Okt 2024 - 10:46 WIB

Berita

Mengenal MicroRNA, Penemuan Peraih Nobel Kesehatan 2024

Senin, 21 Okt 2024 - 10:41 WIB

Berita

Hadiah Nobel Fisika 2024 bagi Pionir Pembelajaran Mesin

Senin, 21 Okt 2024 - 10:22 WIB